Selalu ada kerinduan setiap kali nama Bangi-Kajang tereja dalam lafadz. Bangi-Kajang sebenarnya merupakan dua nama kota kecil yang berada dalam wilayah Negeri Selangor. Kebetulan ketika menetap di Malaysia, kami tinggal di perbatasan kedua kota kecil tersebut. Jadi saya menyebutnya Bangi-Kajang. Daerah tersebut berjarak sekitar 22 km Kuala Lumpur. Ya, sekitar setengah jam-an
lah. Dengan catatan tidak jam alias macet.
Ketika pertama kali pindah ke negeri tetangga ini, kami sekeluarga
menetap di Bangi. Bangi juga sebuah kota kecil tempat salah satu universitas
terkenal negeri ini Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Kebetulan wilayah
tempat tinggal kami merupakan daerah perbatasan antara Bangi Kajang sehingga
mau dibilang masuk wilayah Bangi boleh, masuk wilayah Kajang juga boleh. (kan udah dibilangi di atas, hehehe)
Selama dua tahun kami tinggal di lantai tiga Flat A Taman Tropika.
Tak jauh dari flat ada stasiun KTM (kereta tanah melayu) UKM. Hanya sekitar
lima menit berkendaraan. Pokoknya akses dari flat nyaman banget. Dekat dari
mana-mana. Tentu saja yang paling penting dekat dari UKM karena di situlah
tempat suami beraktivitas sehari-hari.
Saat menyelusuri kota, sempat juga kami mendatangi flat tempat tinggal dulu. Qadarallah, hari yang basah membuatku malas meninggalkan mobil dan mengunjungi teman yang masih tinggal di flat tersebut. Next time lah.
Cerita tentang flat ada di sini…. http://www.haeriahsyam.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Kembali ke Kajang. Ketika pertama kali mengetahui nama Kajang
tentu saja saya langsung teringat Kajang yang ada di Sulawesi Selatan. Kajang
yang saya maksud adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bulukumba. Kajang yang ini terkenal
dengan kebudayaannya yang unik dan sarat dengan magis.
Entah apa hubungannya antara Kajang di Malaysia dengan Kajang di
Indonesia. Mungkin hanya kebetulan kesamaan nama belaka. Karena setelah saya
browsing mencari hubungannya ternyata memang tidak ada. Jadi ya anggap saja
memang hanya kebetulan.
Berada di kota ini tentu saja yang pertama kali teringat dan kami
datangi adalah Yayuk, sahabat saya yang menetap di Kajang. Yayuk sudah sangat
lama menetap di sini, sekitar 15 tahunan. Meski sudah lama mengajukan
permohonan pindah negara namun qadarallah sampai sekarang ia dan suaminya masih
tetap tercatat sebagai WNI. Alhamdulillah putri semata wayangnya yang lahir di
negeri tersebut telah menjadi warga
negara Malaysia. Dengan demikian anaknya berhak mendapatkan fasilitas
sebagaimana warga tempatan. Salah satunya berbagai fasilitas sekolah yang tidak
didapatkan anak-anakku karena bukan warga negara. Hikz…
Cerita tentang yayuk ada di sini… http://www.haeriahsyam.com/2013/06/menyemai-cinta-di-negeri-jiran.html
Plaza Metro Kajang |
Menunggu Abah di Depan MU Pasaraya Kajang |
Secara umum, kota Bangi Kajang tak banyak berubah. Namun satu yang
pasti. Jam semakin banyak terjadi
di titik yang dulu kendaraan masih dapat melenggang dengan bebas. Ini
menunjukkan bahwa semakin banyaknya penduduk di kota ini. Salah satu sebabnya
adalah dibangunnya proyek
MRT. Kebayang kalau proyek itu sudah selesai. Wah, pastinya
kota ini akan semakin padat dan ramai.
Dua bangunan yang belum ada saat kami meninggalkan Bangi
Bangi Gateway |
Greenview Islamic School |
Kenangan lama yang kami eja berikutnya adalah mendatangi
Putrajaya. Qadarallah hujan turun dengan deras saat kami tiba di kota cantic itu.
Rencana untuk mengunjungi Masjid Merah Muda batal. Kami pun berbelok mendatangi
mall baru, IOI Mall. Cerita tentang masjid merah muda pernah saya ulas dan
dimuat di Harian Republika.
Sebenarnya saya agak malas sih kalau mengunjungi mall. Menurutku
di mana-mana yang namanya mall yang sama aja. Mau di IOI Mall international
maupun Mall Panakukang di Makassar secara garis besar sama aja. Sama-sama penuh
dengan jualan dan pengunjung. Iya gak? Hihihi, maksa…
IOI City Mall |
Lantai 1 IOI City Mall
|
Kalau saya sih lebih suka mengunjungi wisata alam. Istilahnya tadabbur
alam. Biar bisa semakin bersyukur dan banyak-banyak mengingat Allah. Even rekreasi
sekalipun. Allah gak boleh lepas dari ingatan maupun tujuan hidup kita.
Pas lagi bingung-bingungnya mau ke mendatangi apa di mall, suami memanggilku.
Rupanya beliau berjumpa dengan salah seorang temannya bekerja di sebuah booth yang menyediakan ice
cream special rasa durian. Eits, jangan salah lho, perempuan melayu yang
terlihat ahli mencampur adonan ice cream itu candidate doctoral lho. Kegiatan ini dilakoninya di sela-sela kesibukannya menyelesaikan desertasinya.
Kebetulan saat itu booth-nya lagi promo, beli 1 gratis 1 sehubungan dengan hari raya Deepavali. Ya udah, kami pun beli dua dan dapat empat. Pas dengan jumlah anak-anak. Saya dan suami kebagian icip-icip doang. Lumayan sih porsinya, anak-anak sampai tidak bisa menghabiskan porsi masing-masing. Ya udah, sisanya jatah kami. *menolak mubasir.
Tak lupa, kami mengunjungi teman-teman suami yang masih menetap di sana. Ada sepasang suami istri asal Lombok dan Surabaya. Lumayan lah, berkenalan dengan mereka sembari bernostalgia karena istri teman suami yang dari Surabaya sudah saya kenal sebelumnya.
Alhamdulillah, acara mengeja kenangan berlangsung seru meski ditemani rinai hujan yang terus mengguyur bumi Allah. Senang rasanya bisa kembali berada di kota kenangan. Meski jika disuruh memilih, rasanya kota baru yang kami tempati sekarang terasa lebih nyaman. Salah satu sebabnya karena jam itu tadi.
Dan di ahad pagi sekitar pukul 9.30, kami pun kembali menyusuri jalan menuju tempat kediaman kami untuk saat ini, Kuala Terengganu. Alhamdulillah sekitar pukul 16.00 kami pun tiba kembali di rumah. Bila sudah begini maka hanya ada satu yang kami inginkan. REHAT.....
Home Sweet Home |
23 Comments
Aaaaah mau es krim cokelatnya, enak sekali keliatannya :)
BalasHapusnyummi bangets mba, apalagi yang meramu calon doktor jadinya selain enak juga intelek, hihihi
HapusAis krim nye yummy sangat lah tuh.
BalasHapusAku juga bosen, Mba. Di Jakarta jalan2nya ke mall terus. Suamiku kalu diajak ke tempat terbuka pasti alesannya panas, kasian anak2.
Anak2ku malah suka panas-panasan, suami sih gak masalah. Menurutku mall itu sama aja dimana-mana makanya ngebosenin, Mba.
HapusWadaw itu eskrim cokelatnya besar sekali mbak porsinya pasti kenyang dan muantappp deh jadi pengen juga nih nyoba.
BalasHapusporsi jumbo, Kang. Makanya anak-anak gak bisa habiskan....
HapusKeren kak haeriah... pengen jalan2 ke malaysia deh (saya sudah punya paspor *pamer) siapa tau bisa bersilaturahim dengan kakak :)
BalasHapusTawwa na yang sudah punya passport. Sering2ki browsing tiket murah supaya bisa jokka2
HapusSecara penampakan bangunan, Malaysia dan Indonesia tak jauh beda, ya, Mbak. Bangunannya, macetnya, bahkan Mallnya mirip banget dengan Mall di Surabaya.
BalasHapusMall-nya mirip ya mba? Berarti saya gak salah dong menganggap semua mall sama aja, hehehe. Kalau penampakan bangunan ya mirip juga, namanya serumpun. Kalau macet, di sini belum separah Indonesia.
HapusEs krimnya seporsi berapa Mak, kok kayaknya jumbo gitu ukurannya. Saya seneng baca tulisan yang berlokasi di LN, sambil mempelajari perbedaan kehidupannya. Kayaknya asik dan unik :)
BalasHapusSeporsi sekitar 10 RM, kisaran 30 ribuan lah. Jumbo beneran, makanya waktu mau beli teman suami coba memastikan apa kami beli 1 atau 2 soalnya esnya banyak.dan memang, anak2 gak bisa habiskan
HapusAKu belum pernah ke Malaysia mb. Mudah2an ada rejeki dan bisa mampir Kajang :)
BalasHapusBtw ternyata namanya sama ya di Sulawesi hehehe
Oh ya aku malah suka kalau ngemall
Aamiin, mudah2an bisa segera ke Malaysia. Iya nih, heran juga kok bisa sama namanya.
HapusMalaysia ga jauh beda ya dengan Indonesia. Aku juga kurang suka ngemall. syukurnya di sini justru aku kebih sering wisata alam atau seni. Salam kenal dariku mbak 😊
BalasHapuswww.womanofcourage.net
Salam kenal kembali, Mba. Kalau disuruh milih saya juga lebih suka wisata alam, bikin fresh dan semangat kembali.
Hapusiya ih. es krimnya menggoda. porsi jumbo gitu cepat leleh ga mbak?
BalasHapusEs krimnya memang enak banget. Esnya gak sempat meleleh soalnya keburu dihabisin, hehehe
HapusWuah ini cerita jalan-jalan kemarin ya?
BalasHapusKalau nyebut Bangi Kajang saya teringat 2 hal, Bangi K*pi dan sama.. Kajang di Sulsel. Hehe..
Saya fokus ke teman yang kerja di booth ice cream. Hebat! ^^
Saya pun penasaran dengan Bangi Kopi, pengen nyoba satu hari nanti. tentang teman itu? Hebat ya, jarang lho candidate doktor mau kerja seperti itu.
BalasHapusJalanan nya besar dan bersih
BalasHapusEh iya kalo daerah sudah ada MRT di jamin pasti akan berkembang cepat
Berkembang pesat dan biasanya dibarengi dengan kemacetan. Hufh, saya paling sebal dengan macet....
Hapuskota kecil yang deketan kota besar biasanya ngikut perkembangan kota besarnya ya mbak
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging