Beberapa waktu yang lalu, Indscript Writing Group, melalui group Facebook mengadakan sebuah lomba untuk para anggota yang tergabung di group tersebut. Tentu saja, lomba yang diadakan tidak jauh dari urusan tulis menulis. Kali ini bentuknya adalah lomba blog yang diberi nama Blog Challenge Indscript Writing "Perempuan Menulis Bahagia".
Ketika melihat challenge ini untuk pertama kalinya, saya sudah bertekad untuk ikut. Meski saya tidak yakin bisa konsisten hingga garis finish, setidaknya dengan mengikuti tantangan ini kemampuan menulis dan berpikirku kembali diasah. Keuntungan lainnya, blogku bisa terisi kembali. Maklum, meski sering mengaku-aku sebagai blogger, saya masih sangat bergantung pada mood dalam mengisi blogku. Akibatnya, blogku rada bolong-bolong isinya....
Berbekal tekad tersebut, saya pun mulai bersiap menyambut tantangan yang akan dikeluarkan oleh Mba Reffi Dhinar. Berikut tantangannya....
" Hai-hai teman-teman blogger cantik. Sudah tahu kan kalau kita bakal mengadakan challenge ngeblog lagi. Nah, baca baik-baik rules yang sudah tertera di banner ya. Untuk cara keikutsertaannya, baca lagi woro-woro di bawah ini.
1. Akan ada 6 subtema atau topik yang harus dikembangkan menjadi satu tulisan utuh.
2. Subtema akan dibagi 2 hari sekali dan tulisan akan dinilai jika setor sesuai deadline. Setor link tulisan di thread yang akan saya sediakan, biar rapi yaa.
3. Jumlah tulisan minimal 500 kata. Format tulisan bebas, asal rapi, tidak banyak singkatan alay, informatif, menggugah, enak dibaca.
4. Cara daftarnya mudah, keikutsertaan peserta akan dihitung dari setoran link pertama. Jika lewat dari deadline, ya tidak jadi peserta deh 😆
5. Subtema pertama akan saya bagi pada 20 Desember, jadi selalu cek grup ini ketika ada notif postingan baru.
6. Hanya untuk peserta perempuan. "
Tantangan Hari Pertama
Sesuai ketentuan challenge, pada tanggal 20 desember 2019, diumumkanlah tema untuk tantangan hari pertama. Tema di hari tersebut adalah "Baby Blues". Tema yang tentu saja tidak jauh dari dunia keperempuanan, terutama dunia para ibu. Bahkan, mungkin banyak yang pernah, sedang, dan akan melaluinya kelak.
Terus terang, tema hari pertama ini tidaklah terlalu sulit. Berbekal pengalaman dan referensi yang banyak di media daring, saya pun mulai meraba-raba bentuk tulisan yang akan kujadikan artikel. Dan, hasilnya seperti ini, Sekilas Tentang Sindrom Baby Blues.
Tantangan Hari Kedua
Alhamdulillah, hari pertama berhasil kulalui dengan baik. Sama seperti peserta lomba lainnya, hari pertama semua tenaga masih super joss. Duh, semoga stamina serta semangat ini tetap bertahan hingga akhir. Mengingat selama ini saya sering keok di pertengahan lomba. Semangat hingga akhir....
Tema tantangan di hari kedua ini adalah "Ibu, No More Baper". Oalah, temanya perempuan bangets. Iya, kan, perempuan mah di mana-mana suka baper yang kebanyakan akhirnya berujung pada kegalauan. Nah, tulisanku untuk tema ini di sini, Jadi Ibu Jangan Baperan. Yuk, Nikmati Peran Ini dengan Bahagia.
Alhamdulillah, hari pertama berhasil kulalui dengan baik. Sama seperti peserta lomba lainnya, hari pertama semua tenaga masih super joss. Duh, semoga stamina serta semangat ini tetap bertahan hingga akhir. Mengingat selama ini saya sering keok di pertengahan lomba. Semangat hingga akhir....
Tema tantangan di hari kedua ini adalah "Ibu, No More Baper". Oalah, temanya perempuan bangets. Iya, kan, perempuan mah di mana-mana suka baper yang kebanyakan akhirnya berujung pada kegalauan. Nah, tulisanku untuk tema ini di sini, Jadi Ibu Jangan Baperan. Yuk, Nikmati Peran Ini dengan Bahagia.
Tantangan Hari Ketiga
Memasuki hari ketiga, tema yang diberikan adalah, "Me Time, Menjaga Kewarasan". Yah, dengan kegiatan seabrek setiap harinya dan biasanya yang dikerjakan "hanya" itu lagi-itu lagi, penting bagi seorang ibu rumah tangga menjaga "kewarasannya" agar tetap sehat jasmani dan rohani. Untuk tema ini, tulisanku adalah "Me Time Ala Ibu Rumah Tangga"
Tantangan Hari Keempat
Di hari keempat, tema challenge ini adalah "Ibu Bahagia, Anak Cerdas". Tema ini cukup menarik karena benar banget, anak-anak yang cerdas maupun anak-anak yang cemerlang lebih banyak lahir dari ibu yang bahagia. Sebaliknya, anak-anak yang bermasalah dalam hidupnya, biasanya juga disebabkan ibunya yang bermasalah. Duh, berat banget ya tugas seorang ibu. Tak heran bila dalam Islam, kedudukan seorang ibu diberikan pada tempat yang sangat mulia. Mau tahu tulisanku untuk tema ini? Ibu Bahagia, Kunci Melahirkan Anak-Anak Hebat.
Tantangan Hari Kelima
Wah, tak terasa tantangan menulis ini semakin dekat ke garis finish. Rasanya menakjubkan karena sejauh ini semangat dan stamina menulisku masih menyala. Mungkin juga karena tantangannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, sebagaimana tantangan-tantangan menulis lainnya.
Nah, di hari kelima ini, tema yang disediakan adalah, "Produktif Berkarya". Seperti apa produktif berkarya ala saya? Semuanya saya tuangkan dalam tulisan, "Menulis, Cara yang Kupilih Agar Tetap Bisa Produktif Meski Berada di Rumah."
Tantangan Hari Keenam
Akhirnya, tantangan memasuki hari terakhir. Lega sekaligus was was, apalagi tema di hari terakhir ini lumayan berat, yakni "Ibu dan Peradaban". Terus terang, tema ini cukup menguras otakku. Berkali-kali menulis, berkali-kali pula tulisan itu kuedit karena rasanya kurang sreg. Hampir saja, saya menyerah di tema ini. Namun, mengingat saya sudah setitik lagi tiba di garis finish, rasanya sangat sayang jika menyerah di babak ini.
Saya pun memaksakan diri menyelesaikan tulisan untuk tantangan hari keenam sekaligus sebagai penutup event yang diadakan Indscript Writing Group ini. Alhamdulillah, terciptalah satu tulisan yang selengkapnya bisa disimak dalam tautan berikut, Membangun Ibu, Membangun Peradaban.
Saya pun memaksakan diri menyelesaikan tulisan untuk tantangan hari keenam sekaligus sebagai penutup event yang diadakan Indscript Writing Group ini. Alhamdulillah, terciptalah satu tulisan yang selengkapnya bisa disimak dalam tautan berikut, Membangun Ibu, Membangun Peradaban.
Alhamdulillah, rasanya legaaa bangets bisa menyelesaikan sebuah tantangan menulis. Sama seperti event-event lainnya, saya tidak berani berharap banyak, apalagi saat "mengintip" tulisan teman-teman yang ikut di tantangan ini, tulisan mereka keren dan bagus. Meski demikian, saya sangat bersyukur karena event ini telah "memaksaku" menulis dan membuat blog-ku kembali terisi. Gak lucu kan, saya sering ngaku sebagai blogger, tetapi blogku malah bolong-bolong karena hanya diisi sesuka hati.
Dan, setelah melewati masa tiga purnama (lebay...) waktu pengumuman pun dipamerkan di group Facebook. Saya mengetahui hal ini saat sedang antri di barisan para pendatang di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Ya, saat itu, saya dan kedua putri cantikku serta puluhan penumpang pesawat maskapai AA itu baru saja mendarat di tanah kelahiranku.
Setelah dibolehkan menghidupkan ponsel, notif yang pertama muncul adalah pemberitahuan kalau Reffi Dhinar menyebutku di group FB. Saya penasaran dong, tumben nih si mba kece itu me-mention diriku. Saya pun menduga kalau pengumuman tantangan menulis telah diumumkan dan mba Reffi me-mention semua peserta lomba, termasuk diriku.
Dan, saya betul-betul terperanjat ketika melihat namaku ditulis paling atas. Ini beneran saya? Wah, senang banget rasanya. Saking senangnya, saya sampai lupa mengecek gender petugas imigrasi yang siap memeriksa para pendatang dari negeri jiran. Dan, saat menyadari kalau saya berada di jalur antrian petugas laki-laki, saya pun mlipir pindah ke samping, di jalur antrian petugas perempuan. Gak apa-apa deh, meski untuk itu saya harus berada di antrian paling belakang serta diiringi tatapan tidak mengerti dari penumpang yang lain.
Maklum, sebagai muslimah bercadar, setiap kali harus berhadapan dengan petugas imigrasi, saya selalu mencari petugas perempuan. Dengan demikian, saya bisa leluasa membuka cadarku di hadapannya dan prosesi ini bisa selesai tanpa masalah apa pun. Untungnya, pendatang di bandara ini tidak terlalu banyak. Kebayang kan, kalau antriannya di bandara Kuala Lumpur yang selalu ramai, bisa-bisa saya harus menunggu berjam-jam untuk lolos di bagian ini.
Alhamdulillah, kabar gembira ini seolah menjadi kado selamat datang untukku. Semoga pencapaian ini membuat semangat ngeblogku kembali bergelora sehingga gak malu-maluin saat mengaku sebagai seorang blogger.
Yes, keep blogging and proud be a blogger.