Alhamdulillah, 26 Oktober 2020 yang lalu, kami sekeluarga tiba kembali di rumah dengan selamat dan sehat, tak kurang satu apa pun. Ya, setelah menjalani masa karantina selama 14 hari di Hotel KIP, Kuala Lumpur, kami bisa kembali ke Terengganu, negeri yang kami tinggalkan sejak 11 Juli 2020 lalu.
Meski senang sekali bisa kembali pulang, ada rasa waswas juga ketika pertama kali membuka pintu rumah yang tergembok rapat. Alhamdulillah, sebulan yang lalu, salah seorang tetangga yang juga bekerja sebagai ekspatriat di negeri ini telah membantu kami membuka sekaligus membersihkan rumah. Waktu itu, kami di Makassar belum kepikiran untuk pulang disebabkan situasi pandemik dan kondisi mami mertua yang masih berduka dan belum mau ditinggal anak kesayangannya (suamiku). Ya, kepulangan kami ke Makassar tempo hari memang dikarenakan kabar duka yang datang. Papi mertua meninggal dunia pada 28 Juni 2020.
"Assalamu alaikum!" ucapku begitu berhasil membuka pintu dan menyibakkan gorden merah yang ada di baliknya.
Suami dan kedua anakku pun ikut memberi salam di belakangku.
Ini adalah salah satu adab masuk rumah yang diajarkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Meski tak ada orang di dalam rumah, salam tetap harus diucapkan.
Alhamdulillah, rumah dalam keadaan baik. Kami pun segera membuka semua jendela agar pertukaran udara berjalan normal. Kami pun bersih-bersih seadanya terlebih dahulu sebelum beristirahat.
Sebenarnya, di hari biasa, kami akan langsung ke kedai makan yang hanya berjarak lima rumah. Namun, sebisa mungkin, kami berdiam diri dahulu di rumah, meski telah dikarantina sebelumnya. Kami khawatir dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Terengganu, terselip virus menakutkan tanpa kami sadari.
Kami sangat khawatir membawa virus tersebut. Terlebih, kami sedang berada di negeri orang. Jadi, sebisa mungkin gak bikin masalah, deh.
Singkat cerita, saya kemudian masak. Alhamdulillah, stok beras banyak banget. Masih tersisa sekitar tiga kemasan plastik yang masing-masing kemasan berisi beras 5 kg. Beras itu merupakan giveaway yang diberikan bagi pelanggan yang berbelanja di sebuah apotek yang baru saja dibuka. Dua kali berbelanja di sana, kami mendapatkan dua plastik beras, sementara satu plastik adalah stok kami sebelum ke Makassar.
Qadarallah, saat membuka plastik beras, ternyata banyak kutunya. Hih...rasanya gimana gitu. Saya pun kembali meletakkan kemasan beras tersebut dan berkata kepada suami dan anak-anak.
"Kita makan mie instan aja, ya ..."
"Hore ... "
Ya udah, pagi itu kami mengonsumsi mie instan yang kubawa dari Makassar. Bagi anak-anak, ini adalah makanan termewah dan terenak sedunia. Kalau boleh me-request, penginnya tiap hari makan mi instan, aja. Hahaha...
Iseng, saya mencari di internet cara untuk menanggulangi masalah beras yang dipenuhi kutu. Kata anakku, "Salah sendiri, kok gak pakai sampo. Jadinya, kutuan, deh ... "
Kebayang, bagaimana kalau beras pakai sampo. Hihihi.
5 Bahan Alami Penghilang Kutu Beras
Sebenarnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kutu yang ada di beras. Namun, di sini saya hanya akan memaparkan 5 bahan alami penghilang kutu beras yang mudah diperoleh dan harganya sangat terjangkau.
1. Daun Jeruk Purut
Daun jeruk purut ternyata selain bisa dipergunakan untuk memberi aroma khas pada masakan juga bisa dimanfaatkan untuk mengusir kutu beras. Cara menggunakannya cukup mudah. Ambil beberapa lembar daun jeruk purut, lalu masukkan daun ke dalam beras dan bagian atas beras.
Insya Allah, aroma segar daun jeruk mampu mengusir si kutu-kutu beras dan pasukannya.
2. Daun Pandan
Bahan berikutnya yang bisa dimanfaatkan adalah daun pandan. Aroma wangi khas daun pandan ini merupakan wangi favorit kebanyakan manusia, tetapi justru tidak disukai oleh kutu beras.
Keuntungan memakai daun pandan untuk mengusir kutu beras adalah selain kutu-kutu itu minggat, beras pun menjadi wangi sehingga nantinya enak untuk dikonsumsi.
3. Daun Salam
Deretan daun berikutnya adalah daun salam. Nah, daun ini pastinya juga sudah sangat akrab dengan para perempuan yang rajin ke dapur (untuk masuk tentunya, hehehe). Ternyata, daun ini juga ampuh mengusir pasukan kutu beras. Ohya, sebelum meletakkan daun salam ini ke dalam beras, pastikan bahwa yang dipergunakan adalah daun salam kering, ya.
4. Cabai Kering
Ternyata, cabai juga bisa dimanfaatkan untuk mengusir kutu beras. Namun, bukan cabai yang udah jadi sambel atau cabe-cabean, lho. Hihihi.
Cabai yang dipergunakan untuk keperluan ini adalah cabai yang sudah dikeringkan alias cabai kering. Caranya tidak jauh berbeda dengan cara sebelumnya, yakni cukup ambil cabai kering, potong dua, lalu letakkan ke dalam beras. Satu lagi, jangan lupa untuk mengganti cabai kering tersebut ketika baunya sudah hilang. Itu artinya tuh cabai udah gak ngefek atau udah gak ngaruh.