Pelajaran Penting tentang Kebaikan dari Seorang Sahabat
By HAERIAH SYAMSUDDIN - Jumat, Maret 01, 2019
Beberapa
waktu yang lalu, saya kembali ber-chatting ria dengan salah seorang
sahabat lama. Dulu, kami bersahabat karena selalu bersama, bersatu padu dalam
satu lingkaran persahabatan dan persaudaraan. Bersaudara bukan karena adanya hubungan
darah, tetapi karena adanya ikatan iman. Ya, kami bersaudara karena Allah Ta’ala.
Insya Allah.
Setelah
berpisah sejak tahun 2008, baru dua kali saya bertemu kembali dengannya.
Pertama, ketika ia menikah dan mengundang saya dan suami agar datang ke tempat
resepsi pernikahannya. Sebelumnya, ia telah menggelar acara akan nikah
sederhana di kampung halamannya, sementara acara resepsinya diadakan di
kediaman suaminya.
Untuk sahabat tercinta, kami pun bela-belain ke tempat walimahannya.
Sebenarnya, kami belum pernah ke sana dan tidak tahu jalan ke sana (apalagi
saat itu belum ada GPS). Namun, kata kerabat sahabatku itu, lokasinya mudah
ditemukan. Sebut saja nama desanya (saya lupa namanya), maka semua orang pasti
akan tahu dan siap menunjukkan jalan ke sana. Tak lupa, kami pun dibekali
dengan “peta” seadanya.
Kala
itu kami berdua memilih naik motor karena informasinya jarak dari kota kami ke
kota suami sahabat tersebut bisa ditempuh sekitar seperempat jam.
“Kalau
cuma seperempat jam mah, artinya dekat” begitu menurut kami saat itu.
Dengan
motor pinjaman, saya dan suami berdua menyusuri jalan poros Makassar-Jeneponto.
Kami sengaja tidak membawa anak-anak karena kondisi sangat tidak memungkinkan.
Lagipula, rencananya kami hanya sebentar di sana.
Qadarallah,
kami harus menempuh perjalanan selama hampir 2 jam untuk sampai di tempat
tujuan. Itupun, saya sempat terjatuh dari motor tepat ketika kami melewati
sebuah pasar di daerah Gowa. Namun, berkat kekuatan sakti (aposeh), saya
berhasil mengejar motor yang berlari pelan dan kembali duduk manis di
boncengan. (Duh, kalau ingat semua ini saya hanya bisa bersyukur kepada Allah
karena saat itu tidak kenapa-kenapa.)
“Itu
orang di belakang mengapa pada heboh, sih?” tanya suamiku tepat ketika saya
telah duduk diboncengannya. Ia heran melihat banyak orang berseru-seru pada
kami.
“Lha,
Kamu kenapa kok ngos-ngosan?” tanyanya kembali.
Hikz,
saya tak mampu menjawab. Saya hanya mampu terisak. Bukan karena sakit karena
jatuh. Bukan juga karena malu dilihatin banyak orang.
Namun, saya bersyukur karena tidak kenapa-kenapa.
Alhamdulillah, ajaib banget rasanya.
Adapun
pertemuan kedua yakni saat saya berkesempatan menjenguknya di Makassar,
kebetulan saat itu saya dan suami juga sedang ada di Makassar. Saat itu, sahabatku telah dikaruniai sepasang
buah hati dambaan insani. *ampyun dah, mulai ketularan melayu gua...
Baca juga Kisah-Kisah Sahabat yang lain
* Pada Sebuah Bentor
* Setelah Masa 25 Tahun Kemudian
Baca juga Kisah-Kisah Sahabat yang lain
* Pada Sebuah Bentor
* Setelah Masa 25 Tahun Kemudian
Back
to the topic
Isi
pembicaraan kami malam itu terkait bencana alam yang beberapa waktu lalu “menyapa”
Makassar dan sekitarnya. Bencana banjir telah meluluhlantakkan sebagian wilayah
Gowa, Takalar, Jeneponto, dan beberapa wilayah lainnya. Dan, kebetulan
sahabatku itu kini menetap di salah satu daerah bencana tersebut.
“Alhamdulillah,
tempat tinggalku tidak terkena dampak langsung dari bencana alam tersebut.
Namun, di tempat-tempat lain, yang masih satu wilayah denganku, banyak yang
habis tak bersisa,” sahabatku itu memulai kisahnya.
Melihat
penderitaan saudara-saudara kita tersebut, apalagi mereka berada tak jauh dari
tempat tinggal kita, hati siapa yang tak akan ikut pedih. Begitulah yang
dirasakan sahabatku. Hal inilah yang kemudian mendorong sahabatku itu kemudian berinisiatif
mendirikan dapur darurat.
Dengan
merogoh kantong sendiri serta “menodong” saudara-saudaranya yang berkecukupan,
ia kemudian membeli kebutuhan pokok dan langsung memasaknya sendiri. Tak lupa,
ia juga yang membungkus dan bersama suaminya membagi-bagikan hasil masakan
tersebut kepada para korban bencana alam.
Kebaikannya
ini langsung menular ke sekeliling. Tanpa diminta, orang-orang terdekat ikut
berpartisipasi. Atas saran teman-temannya, mereka kemudian mendirikan posko
resmi. Kebetulan, beberapa waktu yang lalu, ia baru saja membuka usaha rumah
makan di sebuah jalan poros. Lokasi rumah makannya inilah yang kemudian menjadi
pusat posko bantuan.
Qadarallah,
bantuan nasi bungkus yang diberikan boleh dibilang sangat jauh dari kata cukup.
Ketika berada di lokasi bencana, di situlah sahabatku dan suaminya melihat
langsung bagaimana penderitaan para korban bencana. Ternyata, mereka tak hanya
butuh makan. Mereka butuh banyak hal karena seusai bencana, harta yang tersisa
hanyalah pakaian yang melekat di badan.
“Bagaimana
ini? Sementara dana yang tersedia hanya cukup untuk membuat nasi bungkus.
Itupun hanya beberapa bungkus saja, sementara nasi yang dibawa ke lokasi selalu
saja kurang, meski telah ditambah dan ditambah. “ keluh sahabatku kala itu.
Namun,
keluhan sahabatku langsung terjawab. Berita baik yang selalu dikabarkannya
lewat akun media sosial miliknya mendapat banyak respon positif. Alhamdulillah,
banyak uluran tangan yang berdatangan. Bukan hanya berupa materi, tetapi juga
barang-barang kebutuhan baik sandang maupun pangan. Dan, tidak hanya itu, beberapa orang kemudian juga
menawarkan diri untuk menjadi relawan. Ada yang membantu memasak maupun membawa
hasil masakan langsung menyentuh kepada para korban bencana alam.
Masya
Allah, sebuah kerja sama yang sangat menakjubkan. Di saat saudara-saudara kita
sedang ditimpa musibah, ternyata masih banyak tangan-tangan tulus yang tergerak
untuk membantu. Semua ingin berpartisipasi dengan memaksimalkan apa pun yang
mereka miliki dan mampu mereka berikan. Tak hanya materi, tetapi juga tenaga
dan waktu mereka.
Dan,
ketika niat baik telah terpatri, saat itulah pertolongan Allah Ta’ala juga akan
diberikan. Dalam waktu singkat, terkumpul banyak bantuan dari berbagai daerah. Dan,
sahabatku itu hanya bisa menangis haru ketika di tangannya terkumpul dana cash
sekitar 100 juta rupiah. *duh, saya ngetik ini juga sambil berkaca-kaca. Tisu,
mana tisu...
Mungkin,
angka sebesar itu bukanlah sesuatu yang luar biasa. Namun, bagi sahabatku,
angka itu sangat luar biasa. Sungguh, selama bergerak di medan dakwah, selama
ini sahabatku boleh dibilang hanya bisa mengumpulkan recehan demi recehan.
Maklum, sasaran dakwah selama ini bukanlah dari kalangan sosialita.
Meski
demikian, tentu saja angka tersebut masih jauh dari kata cukup. Namun,
setidaknya angka itu sudah menjadi bukti bahwa tak ada yang tak mungkin ketika
niat baik telah hadir di hati kita masing-masing. Niat baik yang disertai
kesungguhan dan kerja keras untuk mewujudkannya.
Demikianlah
hasil chattingan super bergizi kami malam itu. Chattingan yang memberikanku
satu pelajaran penting. Pelajaran bahwa berbuat baik harus selalu dikedepankan.
Janganlah kondisi maupun suasana berat yang sedang kita alami, membuat kita
berhenti berbuat baik.
Tetaplah berbuat baik, atau setidaknya berniatlah untuk
itu. Jangan pernah takut atau khawatir tak bisa mewujudkannya karena selalu ada
jalan-jalan yang diberikan Allah Subhanahu wata’ala. Jalan-jalan dari arah yang
tak terduga yang pada akhirnya akan membantumu untuk mewujudkan niat baik
tersebut.
Terima
kasih sahabatku. Terima kasih atas
pelajarannya. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk kembali bertemu agar
saya dapat mereguk kembali pelajaran-pelajaran penting yang banyak engkau
kuasai.
Pelajaran
penting yang hadir dari sepak terjang perjuanganmu di medan dakwah. Pelajaran penting yang hadir dari sejuta
pengalaman dan pengamalan, bukan sekadar teori-teori belaka. Pelajaran penting
yang bisa langsung menyusup ke dalam kalbu karena diajarkan oleh sosok pelaku
bukan hanya sekadar pengamat atau penonton.
57 Comments
Masya Allah ..beneran ya janji Allah itu Mbak
BalasHapusTetap berbuat baik atau berniat pun tak apa. Enggak perlu takut takkan terwujud karena selalu ada jalan-jalan yang diberikan Allah. Jalan dari arah yang tak terduga yang pada akhirnya akan membantu kita untuk mewujudkannya.
Makasih sudah membagikan chatting bermanfaat ini :)
Benar banget, Mba Dian. Chattingan yang menamparku karena selama ini selalu ragu dan banyak berpikir yang tidak-tidak ketika niat baik itu muncul di hati.
HapusTerima kasih juga sudah mampir di sini
MasyaAllah bener janji Allah yah bun Allah tak pernah mendzalimi hambaNYA. Allah lapangkan rejeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Terbukti banyak sekali orang yang Allah ketuk hatinya untuk membantu saudara2 kita yang tertimpa musibah ini. Mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga kita dan membersamai kita dengan orang-orang baok seperti sahabat bunda ini yah aamiin
BalasHapusAamiin....
HapusSemoga kita menjadi bagian dari orang-orang baik dan Allah selalu memudahkan kita untuk itu
Aamiin bunda semoga kita jadi bagian dari orang-orang baik dan dikumpulkan dengan orang yang baik pula
HapusMasyaAllah, niat baik selalu akan dibukakan jalan ya, Bun. Entah dari mana dan entah kapan datangnya. Itu sebabnya kita sering mendengar segala sesuatu dikembalikan kepada niatnya. Satu kata yang terdiri tas empat huruf saja namun punya kemampuan luar biasa dalam 'merayu' Allah mengabulkan pinta kita.
BalasHapusBenar banget, Mba. Satu lagi kebenaran akan janji Allah terbukti.
HapusNiat baik insyaallah selalu dapat menemukan jalan ya mbak. Semoga semangat berbagi kebaikan selalu terpatri di hati kita
BalasHapusAamiin....Berharap selalu kita menjadi bagian dari orang-orang baik.
HapusMasyaallah kirain sahabat bunhae GSM ae wkwk *minta digetok. Duh saya merasa kena tampar sama cerita, kada masih berpikir ragu untuk berbuat baik atau minimal sedekah karena mikir saya pun masih membutuhkan heu. Padahal masih banyak org yg benar2 membutuhkan. Masyaallah. Makasih bun sudah mengingatkan bahwa janji Allah itu pasti.
BalasHapusSahabatku mah ada di mana-mana, di dunia nyata maupun dunia maya *sombong, euy...
Hapuscailah yang punya sahabat dimana-mana, begaye dia. apalagi teman-temannya sudah sampai negeri sebrang, kalo saya mah temennya disini-sini ae, wkwkwkwk. sedih gak bisa sombong *lah, wkwkkw ~
HapusSemua hal memang tergantung sekali sama niat ya, Mbak. Simple kelihatannya, tapi disitulah kunci yang akan menentukan nilai suatu amalan.
BalasHapusBenar banget, Mba. Terlihat remeh padahal itulah yang akan menentukan banyak hal.
HapusSubhanalloh, saya mengharu biru ngebacanya mbak.
BalasHapusMemang benar mbak.Tak perlu takut atau khawatir saat kita melakukan kebaikan. Karena Alloh Swt selalu membantu dengan memberikan pertolongan-Nya dari arah yang tak pernah diduga.
Setuju banget, Mba
HapusKadang kita mendapatkan pelajaran dari orang sekitar, belajar kebaikan dan keikhlasan. Beruntung sekaliki punya sahabat sebaik itu. Semoga persahabatanta langgeng hingga bertemu di Jannah-Nya. Aamiin.
BalasHapusAamiin
HapusSahabat sejati jarang kita temui sekarang. Hiks...Semoga panjang umur persahabatannya Bun...
BalasHapusAamiin
HapusIya ya, in syaa Allah kalau berani melangkah, Allah akan memberi kita bantuan yang tak disangka-sangka. Yang penting "lillah".
BalasHapusMasyaallah... benar adanya ya berbuat baik itu masih niat aja udah dikabulkan sama Allah. Apalagi jika diserta lillah ya mbak. Semoga sahabat mbak selalu mendapat limpahan rahmat dan rezeki barakah dariNya. Amiin
BalasHapusAamiin, terima kasih Bunda
HapusSungguh ajaib ya rantai kebaikan itu. Nggak akan kekurangan orang yang tulus membantu orang lain
BalasHapusBetul banget, Mba. Semoga kita pun menjadi orang-orang yang senantiasa terpacu untuk berbuat baik.
HapusAku terharu, Mbak.
BalasHapusAllah memang sebaik-baiknya penggerak. Cukup kita berniat baik, Allah menunjukan jalan.
Benar banget, Mba.
HapusBegitulah Allah ketika hambaNya punya niat yang baik dan kemauan yg kuat maka Dia akan selalu memberikan jalanNya. Syukron sharingnya :)
BalasHapusSyukron juga udah bersedia membaca.
HapusMasya Allah Mbak Haeriah...saya terharu. Betapa Allah yang menggerakkan semua hati atas nama ukhuwah. Semoga Allah menjaga hati kita untuk selalu menolong sesama. Amin Allahumma amin.
BalasHapusIya, Mba. Aamiin.
Hapusmbaaak... maaf yaaa... asli saya pingin ketawa pas mbak cerita jatuh dari motor. udah gitu suami nggak sadar pula. saya jadi ingat ibu saya yang dulu ditinggal ayah di tengah hutan, gara-gara nggak sadar kalau ibu belum naik. kalau ingat itu, selalu pingin ketawa lagi.
BalasHapusGpp kok, memang jadinya lucu kalau diingat-ingat. Trus, ayahnya udah sampai mana baru sadar kalau ibu gak ada bersamanya?
HapusPertolongan Allah itu nyata ya mb...salut dengan kepekaan hati teman mbak dalam membantu sesama...the power of ukhwah ya...
BalasHapusIya, Mba. Asalkan kita percaya akan janji Allah. Maka, semuanya pasti akan ada jalan keluarnya.
HapusBerniat baik saja gak cukup ya, Mbak. Saya tuh dari dulu cuma niat aza yang ingin melakukan sesuatu untuk umat, tapi eksekusinya nol. Jadi, suka malu sendiri dengan ukhty fillah yang mampu berbuat sesuatu di tengah keterbatasan.
BalasHapusSamaan, Mba. Makanya, kayak tertampar usai chattingan dengan sahabat tersebut.
HapusSaya sempat salfok sama kejadian saat dipasar itumbak, jadi mbak jatuh terus berdiri ngejarmotor dan bonceng lagi gitu?
BalasHapusYes,indeed.Pokoknya berbuat baiklah dengan sesama bagaimanapun kondisi kita ya mbak..:)
Benar banget, Mba. Masya Allah, kalau ingat waktu itu kok saya kayak bisa terbang gitu, lho.
HapusMashaallah, memang ya mbak dengan niat baik dan ikhlas bersedekah serta action pasti Allah kabulkan.
BalasHapusBetul banget. Niat yang baik akan berbuah manis.
HapusAku percaya mba di saat kita punya niat akan selalu ada jalan untuk memudahkannya. Karena Allah maha melihat. Semoga bencana di makasar cepat usai ya mba. Dan saudara2 kita bisa menjalani kehidupan dengan normal lagi. Tanpa khawatir banjir dan penyakit yang ditimbulkannya. Amin.
BalasHapusAamiin. Terima kasih doa-doanya, Mba.
Hapussaya berkaca-kaca membacanya. Benar sekali, ketika kita berbuat baik, Allah akan membuka jalan kemudahan darimana saja yang tak pernah kita duga. Allah Maha Kuasa, mbak.
BalasHapusTerima kasih sudah membaca. Semoga bisa menjadi pengingat bagi kita semua.
HapusKisah yang menginspirasi mbak. Betapa senang mempunyai teman yang mencintai jalan dakwah, kita belajar banyak darinya.
BalasHapusWalaupun di awal cerita saya ikut meringis saat tahu mbak jatuh dari motor dan tersenyum membayangkan suami yang kebingungan melihat orang2 di sekitar🤗🤗
Saya pun hanya bisa senyum-senyum kalau ingat kejadian tersebut.
HapusMasya Allah...kita berniat baikpun sdh dpt pahala apalgi betul2 melaksanakan niat kita untuk mmbntu sesama. Mksh mb cerita inspiratifnya smg kita smua dll tergerak untuk berbuat baik.Aamiin...
BalasHapusAamiin. Semoga bisa diambil hikmah dari kisah ini.
HapusSebentar...itu kok bs sih akrobat gitu. Mbaknya jatuh tapi suami gak nyadar. Sampai mbaknya naik di boncenganpun, beliau masih gak nyadar. Ajaib banget sih. Hihi
BalasHapusSaya aja gak nyangka kok bisa jadi superwoman kayak gitu. Mungkin, saya punya kekuatan superhero, hehehe
HapusKisah yang mengharu biru,, semoga temen mb diberi kemudahan serta kesehatan dlm dakwahnya,, dan kitapun bisa ngikut jejaknya
BalasHapusTapi mb saya jd galfok mb jatoh dr motor gitu,, suami gk sadar lg,, saya jg pernah ngalami itu tp gk jatoh cuma hampir ditinggal sama sepupu,, dia kira saya udah naik padahal blom ����
Benaran jatuh, alhamdulillah, masih diberi keselamatan oleh Allah....
HapusMasya allah, niat baik pun sudah dikasih ganjaran pahala y mbk. Semoga kita selalu terdorong untk melakukan kebaikan y mbk.
BalasHapusAamiin
HapusAlhamdulillah mbaaaa emang kalo sahabat baik insya Allah menularkan hal-hal baik selayaknya seperti membantu dan mengedepankan kebaikan.
BalasHapusItulah sahabat sejati ya, Mba.
HapusTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging