Pengalaman Hilyah Di Hari Pertama Kelas Tahun 6

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Kamis, Januari 03, 2019





Alhamdulillah, bertemu kembali di 1 Januari di tahun baru 2019. Di hari yang sebagian penduduk bumi tengah berlibur ria, di bagian bumi lainnya justru menjadi hari pertama dimulainya aktivitas keseharian. Mulai dari tahun ajaran baru bagi anak-anak yang masih bersekolah, dimulainya aktivitas para pekerja, dan sebagainya. 


Demikianlah yang terjadi di belahan bumi tempatku berpijak saat ini, Negeri Terengganu. Negeri (Provinsi) yang terletak di bagian timur negeri jiran, Malaysia ini memang sedikit berbeda dengan wilayah lainnya, baik di dunia maupun dengan sesama negeri di negara ini sendiri. Salah satunya adalah perbedaan tanggal dimulainya aktivitas di tahun baru ini. Jika Terengganu memulainya di 1 Januari, maka negeri yang lain memulainya di 2 Januari keesokan harinya.




Nah, salah satu yang ikut menyemarakkan hari pertama masuk sekolah ini adalah si kecil Hilyah. Bocah perempuan manis ini akan memulai sekolahnya di kelas yang baru, kelas tahun 6. Yes, Insya Allah, di 22 Januari esok, Hilyah akan berumur 6 tahun. Dan, menyesuaikan dengan aturan di negeri ini bahwa kelas anak ikut kepada umur anak. Saat berumur 5 tahun, Hilyah duduk di kelas tahun 5 dan kini ketika berumur 6 tahun, maka ia akan duduk di kelas tahun 6.

Sebelumnya, saya dan suami sempat khawatir jika Hilyah tidak akan bisa masuk sekolah di hari pertama ini. Bayangkan, kemarin sore kami baru saja melakukan perjalanan jauh dari Makassar ke Kuala Lumpur, sekitar pukul 18.00 hingga pukul 21- lebih sedikit. 

Dengan terburu-buru karena mengejar bus terakhir yang akan ke Terengganu yang berangkat setiap jam 23.00, kami pun setengah berlari menuju imigrasi (Alhamdulillah, antrian belum banyak karena kami termasuk penumpang pertama yang keluar pesawat dan langsung menuju imigrasi).

Setelah urusan imigrasi beres, kami pun dipaksa untuk kembali setengah berlari menuju tempat pengambilan bagasi. Kembali lagi setengah berlari menuju tempat pembelian tiket kereta yang akan menuju stasiun Bandar Tasik Selatan (di stasiun ini kami nantinya akan ke TBS (Terminal Bersepadu Selatan) dan akan naik bus ke Terengganu). Pokoknya, semua dilakukan dengan terburu-buru demi bisa tiba pagi di Terenganu.    

Karenanya tak heran bila kami mencemaskan kondisi si kecil Hilyah. Alhamdulillah, meski tiba di Terengganu pukul 05.30 an dan sama sekali tidak beristrirahat, Hilyah tetap bersemangat ingin pergi sekolah.

"Kan, tadi sudah tidur lama di bus. Masa tidur lagi? " tolak Hilyah setelah beberapa kali saya menyuruhnya istirahat. Putri kecilku itu lebih memilih membongkar mainannya yang lama ditinggalkan saat liburan di Makassar.

Maka, sekitar pukul 7.30 waktu setempat, saya dan Hilyah menuju Tadika Yayasan Islam Terengganu yang berada tak jauh dari rumah. Karena belum tahu kelas Hilyah di mana, saya pun bertanya kepada cikgu yang bertugas menyambut para murid baru.

"Boleh lacak kat list ini?" Jawab cikgu yang menuntunku ke dinding di balik pintu dan terdapat list nama-nama siswa dengan nama kelas dan cikgu kelas masing-masing. 


Segera, saya mencari nama Hilyah di antara list tersebut. Alhamdulillah, dapat.

Saya pun segera mengajak Hilyah ke lantai dua. Sesuai dengan aturan sekolah, kelas  siswa tahun 5 berada di lantai bawah dan kelas siswa tahun 6 berada di lantai atas. Dan, setelah mengecek satu per satu, saya pun menemukan nama Hilyah di list depan kelas yang berada paling ujung, kelas Saudah binti Zum'ah. Alhamdulillah.



"Ini kelas baruta, Nak." ucapku pada Hilyah sembari menuntunnya masuk dan usai berbasa basi sejenak dengan cikgu kelas yang tengah sibuk melayani para orang tua murid lainnya.

Salah seorang cikgu pusingan (asal jangan pusing beneran, hehehe) pun mendatangi Hilyah yang telah duduk di kursi yang kosong. Ia pun menanyakan nama dan kemudian memberikan name tag milik Hilyah. 

Alhamdulillah, Hilyah cukup bersemangat pagi itu. Sejenak ada kekhawatiran Hilyah akan rewel dan menangis sebagaimana tahun lalu ketika saya mengedarkan pandangan dan melihat ada salah seorang murid yang matanya mulai basah dan hidungnya memerah. 



"Wah, alamat gak baik, nih. Bisa-bisa, Hilyah ikutan rewel sekiranya tangis anak  perempuan itu pecah nantinya. " gumamku dalam hati. 

Buru-buru, saya pamit pada Hilyah dan para cikgu yang ada di kelas (ada tiga orang cikgu, satu orang cikgu kelas. satu cikgu pusingan dan satunya lagi entah apa namanya). Meski demikian, saya tidak langsung pulang. Sebagaimana para orang tua lainnya, saya pun berusaha mengintip tanpa ketahuan oleh Hilyah. Alhamdulillah, Hilyah tidak terpengaruh oleh temannya yang  kini keluar kelas mengikuti kedua orang tuanya yang menunggu di luar. Anak tersebut dituntun ibunya ke tandas karena ia mendadak mual dan ingin muntah.

Namun, rupanya saya belum boleh langsung pulang. Lewat pengeras suara, terdengar instruksi agar para orang tua berkumpul di Dewan Makan untuk mendengarkan sedikit penyampain sekaligus ucapan selamat datang dari Bapak Cikgu Besar.

Saya pun langsung ke sana.  Dewan makan merupakan tempat para siswa makan saat istirahat. Ohya, setiap hari para siswa sekolah ini mendapatkan makan gratis di jam istirahat, yakni jam 09.30 untuk siswa tahun 5 dan jam 10.00 untuk siswa tahun 6. Menunya pun beragam, mulai dari  nasi goreng, mie goreng, bihun goreng, nasi lemak, hingga kuih muih seperti donat dan sebagainya. 

Rupanya, telah banyak orang tua yang berkumpul di sana. Guru besar juga telah menyampaikan beberapa hal ketika saya tiba di sana. Secara garis besar, hal-hal yang disampaikan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Seputar pembelajaran serta keunggulan sekolah, tata tertib sekolah, tata tertib antar jemput anak, dan lainnya. 

Sesekali, guru besar menyampaikan hal dengan bercanda sehingga ruangan pun dipenuhi gelak tawa. Sayangnya, ada satu candaannya yang membuat tawa para orang tua meledak. Qadarallah, saya gak ngerti apa yang membuat mereka tertawa. Bahasa Terengganu memang lain sikit dibanding bahasa Malaysia pada umumnya. Hikz....

Dan, sebelum pulang, saya kembali naik untuk mengecek keadaan Hilyah. Alhamdulilah, everything is running well.  Anaknya tetap semangat dan ceria di dalam kelas. Masya Allah, mujahidah cilikku yang satu ini, benar-benar strong. Alhamdulillah. 

  • Share:

You Might Also Like

38 Comments

  1. Semangat Hilyah sekolahnya, jadilah anak solehah yang membanggakan ummi dan abi-nya. Masyaallah. Hebat banget Hilyah, kakak epi bangga *plis semaoga gak digetok sama emaknye wkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, terima kasih doanya Kakak Epi. Semoga segera punya baby Hilyah, juga...

      Hapus
    2. Allahumma Aamiin, makasih bunhae doanya, aku lagi masa subur nih, doakan ya. *terus bilang-bilangnya di blog orang wkwkwk.

      Hapus
    3. Gak sekalian diumumkan lewat toa masjid?

      Hapus
  2. Setara TK nol besar betarti ya?

    BalasHapus
  3. Kalau di Malaysia mulai masuk sekolah umur berapa Bun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau masuk SD sih, mulai umur 7 tahun. Kalau umur 5 dan 6 tahun masuk Tadika. Kalau di bawahnya lagi masuk Taska.

      Hapus
  4. Alhamdulillah hebat sekali dek Hilyah. Semoga lancar sekolah di sana Sistem pendidikan di Terengganu unik juga ya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, mba. Agak sedikit beda dengan wilayah lainnya di Malaysia.

      Hapus
  5. Alhamdulillah, sennag ya mbak kalau punya anak sudah mandiri saat pertama sekolah. Sama seperti anakku tempo hari. Kita yang ninggalin malah jadi tenang, disekolah ankku walau baru hari pertama sekolah tapi ortunya nggak boleh terlihat di lingkungan sekolah saat jam pelajaran, biar anak mandiri urusan trouble nnt gurunya yang tangani.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, pastinya senang banget melihat anak bisa mandiri di tempat barunya.

      Hapus
  6. Alhamdulillah senangnya kalau si kecil bersemangat ya

    BalasHapus
  7. Tadika itu TK ya? Jadi ingat upin ipin. Hee... Semangat ya Hilya, jadi anak solehah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, tadika tuh TK kalau kita. Terima kasih doanya ya, mba

      Hapus
  8. Masya Allah..Hilyah yang solehah..Semangat terus ya Nak
    Mbak, berarti tahun aajaran baru dimulai Januari? Bukan Juli?

    BalasHapus
  9. Kalau di luar negeri itu tahun baru juga kelas baru ya, Mbak, karena tahun ajaran bebarengan dengan kalender baru. Di sekolah tempat aku bekerja dulu juga tahun baru tetap sekolah, kecuali pas bebarengan dengan libur panjang sekolah.

    Semoga Kak Hilyah semakin semangat di kelas barunya ya. Bersyukur Mbak Haeriah dan suami bisa memberikan pengalaman belajar di negeri orang. Karena bagaimanapun juga pengalaman hidup seperti ini sangat mahal nilainya.

    BalasHapus
  10. Wah asyik banget bisa belajar di negeri upin ipin. Kalau kelas tahun 6 gitu artinya mirip kelas berapa ya mbak kalau di Indonesia?

    BalasHapus
  11. sekolahnya di negeri jiran. pengalaman belajarnya pasti seru. semangat belajar kak hilyah

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah.. Hebat nak Hilya, semoga jadi anak yang pintar dan ilmunya bermanfaat bagi org tua dan org2 disekitarnya ya... Ikut berdebar juga kalau ada anak orang lain yang nangis..

    BalasHapus
  13. Semangat banget kk Hilya. Salut. anak saya yang pertama, malah belum mau sekolah sekarang, maunya belajar di rumah aja dengan bundanya.

    Guru pusingan itu maksudnya guru pendamping, ya, mbak? bukan guru tetap gitu yaaaa

    BalasHapus
  14. Keren deh semangatnya Kakak Hilya. Asik ya kayaknya di Tadikanya. Suasana kelasnya juga ceria.

    BalasHapus
  15. Wah jadi tgl 1 januari nggak libur kah mba di situ? Hihi lucu yaa kita mah masih ngantuk ngantuk abis begadang. Btw selamat bersekolah kembali ya Hilyah sayang... semangat!

    BalasHapus
  16. Jadi tahu tentang hal baru nih, jadwal masuk sekolah yang berbeda, masa masuk kelas yang berbeda (di Indonesia kan berdasarkan le;as, bukan berdasarkan usia ya?) juga nama yang unik cikgu pusingan, hmm.. kalau saya tebak ini cikgu tidak tetap yang keliling dari kelas ke kelas ya?

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah, Hilya semangat masuk sekolah ya.. Apalagi keliatannya sekolahannya bagus.
    Eh nanti bahasa Hilya mirip Upin Ipin, dong? Hihihi

    BalasHapus
  18. Semamgat sekali ya Hilyah, sehat selalu ya... Pdahal klu baca mobilitas tinggi saat plg, lelah sekali ya mb. Semoga lncar deh studi Hilyah, sehat selalt aamiin

    BalasHapus
  19. Alhamdulillah. Senang membaca ceritanya. Udah kayak nonton Ipin ada cikgu besar. Hehe... Dan baru paham kalo siswa tahun 5 adalah anak yg usianya 5 tahun ya. Inspiratif

    BalasHapus
  20. Mbak Haeriah, saya bacanya sambil senyum2 sendiri.
    Beberapa istilah banyak yg berbeda ya, mbak?
    Seperti Cikgu pusingan, Dewan Makan dan tandak?
    Kebayang jg disaat yg lain tertawa terbahak, kitanya bingung mengartikan kalimat yg dilontarkan pembicara kenapa sua pada tertawa, hhh. 😅
    Btw terus semangat sekolahnya ya Dek Hilyah, moga makin pinter dan jadi anak sholeha.
    Aamiin.

    BalasHapus
  21. semangat ya buat nak Hilyah.. salam dari Makassar :)

    BalasHapus
  22. Iya mb berasa aneh banget klo kita gk ngerti bahasa org,, bingung sendiri
    BTW
    Semangat buat dek Hilyah,, barokalloh ilmunya 😇

    BalasHapus
  23. Iya mb berasa aneh banget klo kita gk ngerti bahasa org,, bingung sendiri
    BTW
    Semangat buat dek Hilyah,, barokalloh ilmunya 😇

    BalasHapus
  24. Sholihaaa ya sayang, masya Allah semangat banget nih memulai hari di tahun pertama pembelajaran

    BalasHapus
  25. baarookalloh Hilyah semoga terus bersemangat menimba ilmu ya ...

    BalasHapus
  26. Wah, hebat ya hilyah, semangat sekolahnya luar biasa, pdahal baru nympe rumh, namun tidak mersa lelah untuk ke sekolah

    BalasHapus
  27. Semangatttt Hilyah 😘
    Onty galfok sama kelasnya yg bagus banget kayak ruang tamu 😄

    BalasHapus
  28. Masyalah salu sekali ada orangtua yang sangat mendukung pendidikan meski jauh ke negeri seberang..

    BalasHapus
  29. Subhanallah, moga Dek Hilyah jadi anak salehah dan berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Mbak tunggal di Malaysia?

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging