Saya Dan Media Sosial. Inilah Alasan Mengapa Bermedia Sosial Ria

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Rabu, November 28, 2018


Alhamdulillah, masih diberi kemampuan untuk ikut dalam BPN 30 Day Blog Challenge. Tantangan BPN hari kelima adalah pembahasan tentang Media Sosial. Untuk menjawab tantangan tersebut, inilah pemaparan Butiran Kata. 


Mula Mengenal Sosial Media

Ketika pertama kali mengenal media sosial, saya tidak serta merta menyambutnya dengan gempita. Malah, saya berusaha menghindarinya. Banyaknya berita negatif akan dampak media sosial kala itu menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, saya tidak memiliki cukup waktu untuk berlama-lama menekuri media sosial.

Kebetulan saat itu saya masih bekerja sebagai salah seorang tenaga pengajar di sebuah SDIT di kotaku. Saat itu saya sangat sibuk. Jangankan  mencuri-curi waktu untuk bersosmed, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabku. Apalagi, saat itu saya tengah LDR-an dengan suami yang sementara menyelesaikan study S3 nya di negeri Jiran. Kebayang kan, gimana repotnya berkarier dengan empat orang anak yang masih kecil-kecil (saat itu anak-anakku masih berumur 10, 7, 4, dan 2 tahun) sementara suami jauh di negeri seberang.

Keadaan mulai berubah ketika setahun kemudian kami sekeluarga pindah ke negeri jiran. Alhamdulillah, saya tidak serepot dulu. Kini, ada suami yang tidak pernah segan untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan saya juga tidak perlu pontang panting setiap pagi bersiap-siap untuk mengajar.

Dari sinilah, saya mulai mengenal (kembali) dunia sosmed. Terlebih di rumah tersedia fasilitas wi-fi yang tentu saja sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan baik.

Maka, mulailah  saya membuka akun media sosial. Dimulai dari Facebook. Dan, ternyata Facebook tidak seseram yang saya duga. Justru lewat media sosial inilah saya kemudian tertarik untuk kembali menulis. Merangkai kata menjadi untaian kalimat bermakna yang dulu pernah saya geluti saat masih kuliah dulu.

Bijak Bersosial Media
Media sosial dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua. Jika tidak dipergunakan dengan baik, ia dapat mencelakakan kita. Namun, jika dipergunakan dengan bijak, ia dapat memberi manfaat yang banyak.

Karenanya, ketika pertama kali membuka diri di media sosial, saya berulang kali bertanya kepada diri sendiri. Untuk apa saya bermedsos? Apakah medsos tersebut akan membuatku semakin berdaya atau justru semakin tak berdaya?

Setelah menimbang baik buruknya, manfaat dan mudharatnya, saya pun bermedsos ria. Sungguh, bukan semata hanya ingin ikut-ikutan agar dibilang keren atau tidak ketinggalan zaman. Namun, saya melihat ada sisi baiknya dari bermedsos.

Selain bisa dijadikan sebagai alat untuk menyalurkan hobi menulisku, medsos juga bisa digunakan sebagai media dakwah. Dakwah bil qalam abad ini adalah dakwah bil medsos. Jika orang-orang jahat banyak menggunakan media sosial untuk menyebarkan pemikiran jahat atau sesatnya, mengapa kita yang boleh dibilang adalah orang-orang baik tidak menangkalnya dengan menyebarkan hal-hal yang baik, menyebarkan dakwah Islamiyah agar semakin banyak orang yang membaca dan akhirnya bisa mendapatkan hidayah disebabkan tulisan yang kita buat atau share di media sosial.

Kunci bermedia sosial ada di tangan kita. Karena itu, bijaklah menggunakan media sosial. Jika ada yang bilang,  “Orang pintar minum tol*k *ng*n” maka saya akan bilang, “Orang cerdas, bijak bermedia sosial.”

Yuk, jadi cerdas bermedia sosial bersama.





  • Share:

You Might Also Like

12 Comments

  1. Yap media sosial itu ibarat ilmu. Mau digunakan untuk kebaikan atau sebaliknya. Makanya penting mempelajari akhlak sebelum ilmu. Supaya ketika berilmu tahu apa yg perlu ditulis, apa yg dibagikan. Memegang internet/dunia pun dgn cara yg benar. Hihi jadi panjang, maap...

    BalasHapus
  2. Betul mba, bermedia sosial memang harus bijak ya. Kalau bisa memanfaatkan dg baik, insya Allah terasa manfaat nya 😊

    BalasHapus
  3. Dampak media sosial bisa positif atau negatif. Jd kita harus bijak dlm mengikapinya.

    BalasHapus
  4. Betul, Mbak. Harus bijak bermedia sosial. Apalagi saya nih yg teman fb nya dari lintas umur dan golongan, harus hati2 dalam nyetatus dan menyebarkan berita. Sip, Mbak :)

    BalasHapus
  5. Bener yuk cerdas menggunakannya, karena banyak untungnya juga kalau kita bisa menggunakannya ya mbak

    BalasHapus
  6. I see, mba. Medsos juga bisa dipakai untuk media berpromosi bagi para olshopper, nah jadi menguntungkan, kn? Hehee

    BalasHapus
  7. Bermedia sosial ada plus minusnya. Baik buruknya tergntung dri kita. Klu bijak menggunakan insha allah hal positif yg kuta dptkan. Mksh sharingnya y mb...

    BalasHapus
  8. Betul sekali Mbka, kalau mau bermedia sosial harus tanyakan niat dahulu. Kalau saya bermedia sosial kayaknya sama deh dengan alasannya Mbak, selain itu saya juga berniat memperpanjang silaturahim.

    BalasHapus
  9. Orang cerdas bijak bermedia sosial..setujuuu
    Dulu aku juga anti Mbak medsosan tetapi karena ambil sisi positifnya..Alhamdulillah dapat berkah dari medsos ini

    BalasHapus
  10. Aku pernah deaktivasi akun fb mba, saking malesnya liat temlen yang gak bagus, tapi akhirnya kubuka lagi, terutama sejak gak punya teman di dunia nyata hahaha. Ternyata, memang tergantung kita mau ambil bagusnya apa jeleknya.

    BalasHapus
  11. Saya justru belajar dan menguatkan kemampuan menulis via kelas² closed grup di FB Mbak. Udah engga kehitung, saya ikut kelas apa aja...hehe...
    Teman² FB ya sesama penulis atau blogger...

    BalasHapus
  12. Orang cerdas. Bijak bermedia sosial. Sepakat banget mba ...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging