3 KEJADIAN TAK TERLUPAKAN

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Minggu, April 02, 2017


Punya kejadian yang tak terlupakan? Kalau saya, banyak. Ada kejadian lucu yang kalau diingat kembali bikin senyum-senyum sendiri. Ada kejadian menyedihkan yang kalau diingat kembali bikin mata berkaca-kaca. Ada juga kejadian menggembirakankan yang kalau diingat jadi mau lagi dan lagi, pengen terulang kembali. 

Nah, karena banyak, jadinya saya mau cerita semuanya biar adil. Jadi ada cerita lucu, sedih, menggembirakan . Jadi lengkap kan rasanya. Nano-nano aja lewat.....

Kejadian Lucu



Waktu itu, saya dan keempat anakku (yang kelima belum lahir) mengunjungi Benteng Fort Rotterdam, salah satu benteng peninggalan penjajah Belanda di Makassar.

Ketika sedang asyik melihat dan menikmati pemandangan benteng yang saat sebelum menikah hampir tiap hari kudatangi tuk latihan teater bareng teman-teman di salah satu sanggar seni di Makassar tiba-tiba saya melihat satu sosok yang sangat akrab bagiku. (maaf, kalau harus tarik napas yang panjang buat baca kalimat ini......)

Hai, Eni......” 

Refleks saya berteriak nyaring menyapa dan memanggil dari jauh sosok berkerudung coklat tersebut. Tak lupa tanganku melambai memberi isyarat agar ia menungguku.

Hei, Ria......” 

Perempuan itu juga berteriak tak kalah nyaringnya.  Kulihat ia  menahan langkah-langkahnya yang bersiap menuju bagian lain Benteng Fort Rotterdam.

Saya tentu saja sangat gembira. Setelah sekian lama, akhirnya saya akan bertemu salah seorang soulmate-ku di zaman kuliah dulu. Nur Aeni yang lebih dikenal dengan panggilan Eni Metal karena kegemarannya dengan music beraliran metal.

Baca kisahku zaman kuliah kami  di ...  http://www.haeriahsyam.com/2016/10/cerita-nama-kembar.html

Namun, semakin langkahku mendekati perempuan itu bukannya kegembiraan yang kurasakan namun saya mendadak gusar. Waduh, sepertinya ada yang tidak beres nih.....

“Kita panggilka? Ada apa, ya?” tanya perempuan itu setelah kami berdekatan. 

Saat itu saya bisa melihatnya dengan jelas dan pastinya ia pun bisa melihatku dengan jelas.

“Eh anu, saya kira kita temanku.  Apalagi kita juga berhenti waktu kupanggil Eni......” Jawabku penuh rasa malu. Tidak salah lagi, saya salah  orang, bo. Huhuhu.

Kan namaku Ani , makanya saya berhenti“ jawabnya
“Saya juga salah orang kok, kukira kita temanku. Namanya Ria.....sambungnya.

“Namaku juga Ria......” Jawabku.

Kami pun tertawa ketika menyadari kesalahan kami masing-masing. Hikmahnya, saya dapat kenalan baru. Dan saya pun tahu kalau ada orang lain yang mirip diriku dan namanya juga Ria. Hihihi.

Pent- Kita artinya kamu. Dipakai  sebagai penghormatan kepada orang lain, biasanya kepada orang yang lebih tua atau orang yang baru dikenal. 

Kejadian Menyedihkan




Kisah sedih yang ingin kutulis adalah saat sahabatku pergi untuk selamanya. Akibat deraan kanker payudara yang menggerogotinya sejak kami masih kuliah. Sayangnya  duka itu disembunyikannya. Hanya Niar, sahabatku yang lain yang tahu. (Saat kuliah, saya punya gank yang terdiri dari saya, Eni, Niar, Ira dan Asma)

Hanya Niar yang dipercayainya untuk berbagi duka. Termasuk yang menemaninya berobat hingga kemudian Asma pindah ke Nunukan karena diterima menjadi PNS di sana.

Dan di awal milenia, Asma pun menghembuskan napasnya yang terakhir. Bersama suami dan anak sulungku yang saat itu masih bayi, saya melayat ke rumahnya. Ternyata di sana sudah ada Niar, Eni dan Ira. Ketiganya bahkan ikut memandikan almarhumah. Sebenarnya saya pun ingin ikut memandikan, sayangnya si kecil sedang rewel sehingga saya tak bisa lepas darinya.

Kalau mengingat semuanya, mengingat persahabatan kami rasanya waktu berlalu sangat cepat. Masih teringat saat saya sering main ke rumahnya yang luas dan sejuk,  merasakan kelezatan masakannya, merasakan nikmatnya cemilan khas kampung yang dibawa ibunya. Ah banyak sekali kenangan manisku bersamanya.

Bagaimana dengan ketiga sahabatku yang lain? Kini, kami semua telah berkeluarga dan tak ada yang menetap satu kota. Bahkan tak ada yang di Makassar, tempat kami dulu menuntut ilmu.  Saya di Malaysia, Niar di Kalimantan, Eni di Sinjai dan Ira di Sulawesi Tenggara. Pada berjauhan ya?

Kejadian Menggembirakan

Setelah berlinangan air mata di atas, baiklah kini kita melangkah ke kisah menggembirakan selanjutnya. Kisah yang membuatku ingin kembali mengulang kisah tersebut.

Jadi kisahnya begini, suatu hari salah seorang teman fb memberitahukan kalau ada penerbit yang mencari penerjemah. Penerbit tersebut menginginkan penerjemah yang bukan hanya tahu bahasa asli buku yang akan diterjemahkan namun juga pernah menetap di negerinya. Alhasil, teman itu menghubungiku karena kami sama-sama pernah menetap di negeri tersebut.   

Tentu saja, saya langsung mengiyakan kabar yang dibawanya. Alhamdulillah, sebelumnya saya telah pernah mengerjakan pekerjaan yang sama. Menerjemahkan buku salah seorang motivator terkenal di negeri jiran.  

Meski telah mengiyakan, saya  tak langsung diterima. Setelah  melewati serangkaian test, akhirnya saya dinyatakan memenuhi kualifikasi. Alhamdulillah.

Baca juga kisahku optimis membangun mimpi 




Sst, Mba,  katanya fee mba dulu bisa buat beli motor baru, ya?” tanya si mba itu padaku. Ia tahu  saya pernah menerjemahkan  sebelumnya.  Dan info besarnya fee diperolehnya dari teman yang dulu satu proyek denganku.

“Iya sih” jawabku lugas.

Mudah-mudahan fee proyek ini sebesar itu juga ya, Mba. Huah, rasanya mimpi bisa dapat sebanyak itu. Entah harus nulis berapa banyak buku buat dapat sejumlah nominal tersebut.....

"Aamiin"

Kami pun berdoa dengan doa yang sama.

Dan, alhamdulillah doa kami terkabul. Tahu tidak berapa fee yang kami dapatkan? (Hm, kasi tahu gak ya?). Hm, gak boleh dikasi tahu sih soalnya rahasia perusahaan. Yang jelas nominalnya gede, lebih gede dari nominal proyek pertama. Alhamdulillah.


Makanya, gak salahkan kalau saya berharap dapat proyek gede seperti itu lagi. Tolong diaminkan ya teman-teman. Aamiin.

Tulisan ini tanggapan atas tulisan mba Anis Khoir dalam event Blogger Muslimah Sisterhood. 

  • Share:

You Might Also Like

12 Comments

  1. Salah manggil. Nah aku juga sering salah gandeng temen jaman dulu �� aduh maluuu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hah, sampai salah gandeng? Waduh, kebayang malunya....

      Hapus
  2. Kalau sudah rejeki memang nggak akan kemana ya mbak. Selamat buat fee gedenya, hehehe. :D

    BalasHapus
  3. Aamiin, semoga aku juga dapat proyek yg dapat fee untk persiapan pensiun. Tulisannya keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Tak ada yang tak mungkin, Bu. Allah Maha Kaya.

      Hapus
  4. Bener banget mba klo ingat2 kejadian lucu pasti bakalan ketawa geli sendiri. Ak juga sering gitu mba. Bahkan perah ketawa2 gelinya pas lagi di angkutan umum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata banyak juga ya yang sering salah orang. Kebayang lucunya, deh....

      Hapus
  5. Baca tulisan sedih jadi kerasa ikut sedih mba :(

    BalasHapus
  6. Semua keadaan itu ujungnya ada hikmahnya ya. Btw katanya kembaran kita mmg ada ya. Sampai detik ini saya belum ketemu. Gita siwi yang lain. Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernah dengar juga sih ada yang ngomong kayak gitu. Semoga cepat ketemu kembarannya, Mba...

      Hapus
  7. kejadian lucunya emang lucu mba kadang mata ini siwer liat orang dan dg PD manggil taunya salah hahaha..
    i feel u mba kehilangan sahabat gank itu sakit *alfatihah u/ mb Asma
    dan yg menggembirakan aku turut hepi alhamdulilah kesedihan mba dikikis dg project :) keren bgt mba 😍

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging