Yuk, Lakukan 4 Hal Ini Sebagai Tanda Kita Telah Merdeka
Bulan Agustus adalah bulan yang sangat berarti bagi
bangsa Indonesia. Pada tahun 2022 ini, seluruh rakyat akan kembali merayakan
HUT ke-77 RI. Itu artinya, sudah 77 tahun bangsa kita terlepas dari belenggu
penjajahan. Alhamdulillah, berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, seluruh rakyat
kini telah menghirup udara bebas, bebas dari belenggu penjajahan.
Seyogyanya, kini kita mengisi kemerdekaan ini dengan
memberikan kontribusi yang berharga bagi negara kita. Mari memaksimalkan
kemampuan kita demi memberikan kebaikan kepada sesama. Bukankah dalam Islam,
kita diajarkan bahwa manusia yang paling baik adalah yang paling banyak memberi
manfaat bagi manusia lainnya.
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia." (HR Ahmad)
Untuk memberikan manfaat kepada orang lain, tentu
saja, kita haruslah "selesai" dengan diri kita sendiri. Bagaimana
kita bisa memberi sesuatu jika kita sendiri tidak memilikinya?
Begitu juga dalam hal ini. Sebelum menebar manfaat
bagi orang lain, mari kita merdekakan diri kita sendiri terlebih dahulu. Dengan
begitu, kita akan mudah untuk bergerak karena langkah kita telah ringan tanpa
digelayuti oleh beban-beban yang memberatkan kaki.
Jadi, ingin merdeka? Yuk, Lakukan Hal Ini
Sebagai Tanda Kita Telah Merdeka.
1. MERDEKA dari Hubungan Toksik
Hubungan toksik atau toxic relationship adalah
jenis hubungan yang lebih banyak memberikan dampak negatif. Tanda kalau sebuah
hubungan sudah termasuk toksik adalah saat kita merasa tidak nyaman sehingga
senantiasa hadir rasa gelisah, khawatir, atau takut. Kita juga senantiasa merasa
diawasi, bahkan menjadi sasaran kemarahan pasangan.
Untuk itu, beranilah meraih kemerdekaan kita sendiri.
Ingat, siapa pun kita, kita berhak untuk bahagia. Kita berhak untuk
MERDEKA.
Hubungan toksik hanya akan membuat kita tidak bahagia.
Lalu, bagaimana kita bisa menebar kebahagiaan jika diri kita sendiri tengah
bermasalah?
Baca Juga: Blogger Merdeka Menurut Saya
2. MERDEKA dari Belenggu Penyesalan
Masa lalu adalah masa yang telah berlalu dalam hidup
kita. Memang, banyak orang yang memiliki penyesalan dari masa
lalunya. Beragam pemikiran pun senantiasa hadir. Mengapa begini, mengapa
harus terjadi, seandainya begini, seandainya begitu, dan sebagainya.
Semua penyesalan itu akhirnya menjadi faktor
pengganggu. Kita tak bisa move on, karena terus-menerus dibayangi
masa lalu.
C'mon Girls, live is must go on.
Seburuk atau sekelam apa pun masa lalu kita, semua itu
sudah tertinggal di belakang. Semua itu sudah terjadi dan kita tak punya kuasa
untuk membuatnya tidak terjadi. Terus-menerus berkutat dengan masa lalu tidak
akan bisa menghasilkan apa-apa. Malah, kita akan sangat merugi karena semua
orang berusaha menyongsong masa depan yang cerah, sementara kita masih
terbelenggu masa lalu.
Daripada menyesali masa lalu, bukankah lebih baik kita
menjadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup yang berharga. Kita jadikan masa
lalu sebagai batu loncatan untuk menggapai masa depan yang cerah. Jadikan
kegagalan di masa lalu sebagai pelajaran agar kita tidak mengulangi hal yang
sama. Ingat, manusia adalah pembelajar yang baik. Yuk, menjadi versi terbaru
kita yang lebih baik dengan meninggalkan bayang-bayang masa lalu yang hanya
menyisakan penyesalan berkepanjangan.
3. MERDEKA dari Bad Circle
Bad circle bisa
juga diartikan sebagai lingkungan pertemanan yang buruk. Dengan kata lain, kita
berada di lingkungan teman-teman yang negatif. Padahal, pertemanan adalah salah
satu hal penting yang akan banyak memengaruhi kita, baik itu sikap, pandangan,
maupun keputusan-keputusan yang akan kita ambil.
Karenanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam
jauh-jauh hari telah mengingatkan kita.
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk
ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak
wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak
wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan
kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR.
Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Jika tak ingin tenggelam bersama bad circle,
segeralah keluar dari lingkungan tersebut. Carilah circle lain
yang good. Pertemanan yang bisa membuat kita bahagia. Tidak hanya
di dunia, tetapi berlanjut hingga ke jannah. Circle orang-orang
saleh yang tak pernah mengaku kalau mereka adalah orang saleh, tetapi dalam
kesehariannya senantiasa berusaha untuk menyolehkan dirinya sendiri maupun
orang lain. They are the really good circle. Cari dan jadikan
mereka teman.
Baca Juga: Inspirasi Kebaikan Sang Dokter
4. MERDEKA dari Tekanan Orang Lain
“Ih, kok kamu begini, sih? Yang bagus itu, kayak
begini!”
“Bajumu kampungan, ganti dong dengan yang modis!”
“Jadi ibu yang baik itu seperti ini. Masa’ begitu saja
gak bisa!”
Hayo, siapa yang sering mendapat tekanan seperti di atas?
Pastinya, sangat tidak menyenangkan. Kita dipaksa untuk mengikuti selera orang
lain, mengikuti kemauan orang lain, dan mengikuti aturan orang lain.
Padahal, kita tentu mempunyai keinginan maupun selera
sendiri. Bukan ... bukan kita tidak boleh mendengarkan saran orang lain. Hanya
saja, jangan sampai semua keinginan orang lain tersebut harus kita ikuti. Demi ...
agar orang lain menyukai kita!!!
Stop berpikir demikian.
Ingat, sampai kapan pun, kita tidak akan bisa
menyenangkan semua orang. Jika itu yang menjadi tujuan kita, kita hanya akan
menderita sendiri. Bukankah setiap orang mempunyai pandangan, selera, maupun
caranya masing-masing? Mampukah kita mengikuti semua perkataan mereka? Tentu
saja, TIDAK.
Sudahlah, lebih baik kita menjadi versi terbaik dari
diri kita. Dengan begitu, kita bisa mengerjakan segala sesuatunya dengan tenang
dan bahagia. Asalkan, yang kita lakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama
serta adat istiadat yang berlaku maka itu sudah cukup.
Justru, dengan begitu, nantinya akan tersaring dengan
sendirinya siapa orang-orang yang sepaham dengan kita dan siapa yang tidak sepemikiran
dengan kita. Yakinlah, hidup akan lebih tenteram dengan menjadi diri sendiri.
MERDEKA dari tekanan orang lain.
Rasa bahagia itu tak perlu dicari ke mana-mana. Tak
perlu healing ke tempat wisata, mal, ataupun berhura-hura sepanjang
hari. Rasa bahagia itu ada di dalam diri kita sendiri, tergantung dari kita
sendiri. DAN, rasa bahagia yang paling hakiki adalah ketika kita DEKAT dan
MAKIN dekat dengan Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla.
Itulah kebahagiaan yang harusnya kita cari dan
dapatkan. MERDEKA
*
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging