Yuk, Lakukan 4 Hal Ini Sebagai Tanda Kita Telah Merdeka

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Sabtu, Agustus 13, 2022




Bulan Agustus adalah bulan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Pada tahun 2022 ini, seluruh rakyat akan kembali merayakan HUT ke-77 RI. Itu artinya, sudah 77 tahun bangsa kita terlepas dari belenggu penjajahan. Alhamdulillah, berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, seluruh rakyat kini telah menghirup udara bebas, bebas dari belenggu penjajahan.

Seyogyanya, kini kita mengisi kemerdekaan ini dengan memberikan kontribusi yang berharga bagi negara kita. Mari memaksimalkan kemampuan kita demi memberikan kebaikan kepada sesama. Bukankah dalam Islam, kita diajarkan bahwa manusia yang paling baik adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya.

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR Ahmad)

Untuk memberikan manfaat kepada orang lain, tentu saja, kita haruslah "selesai" dengan diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa memberi sesuatu jika kita sendiri tidak memilikinya? 

Begitu juga dalam hal ini. Sebelum menebar manfaat bagi orang lain, mari kita merdekakan diri kita sendiri terlebih dahulu. Dengan begitu, kita akan mudah untuk bergerak karena langkah kita telah ringan tanpa digelayuti oleh beban-beban yang memberatkan kaki.

Jadi, ingin merdeka? Yuk, Lakukan Hal Ini Sebagai Tanda Kita Telah Merdeka.

1. MERDEKA dari Hubungan Toksik



Hubungan toksik atau toxic relationship adalah jenis hubungan yang lebih banyak memberikan dampak negatif. Tanda kalau sebuah hubungan sudah termasuk toksik adalah saat kita merasa tidak nyaman sehingga senantiasa hadir rasa gelisah, khawatir, atau takut. Kita juga senantiasa merasa diawasi, bahkan menjadi sasaran kemarahan pasangan.  

Untuk itu, beranilah meraih kemerdekaan kita sendiri. Ingat, siapa pun kita, kita berhak untuk bahagia. Kita berhak untuk MERDEKA. 

Hubungan toksik hanya akan membuat kita tidak bahagia. Lalu, bagaimana kita bisa menebar kebahagiaan jika diri kita sendiri tengah bermasalah?

Baca Juga: Blogger Merdeka Menurut Saya

2. MERDEKA dari Belenggu Penyesalan



Masa lalu adalah masa yang telah berlalu dalam hidup kita. Memang, banyak orang yang memiliki penyesalan dari masa lalunya. Beragam pemikiran pun senantiasa hadir. Mengapa begini, mengapa harus terjadi, seandainya begini, seandainya begitu, dan sebagainya. 

Semua penyesalan itu akhirnya menjadi faktor pengganggu. Kita tak bisa move on, karena terus-menerus dibayangi masa lalu.

C'mon Girls, live is must go on. 

Seburuk atau sekelam apa pun masa lalu kita, semua itu sudah tertinggal di belakang. Semua itu sudah terjadi dan kita tak punya kuasa untuk membuatnya tidak terjadi. Terus-menerus berkutat dengan masa lalu tidak akan bisa menghasilkan apa-apa. Malah, kita akan sangat merugi karena semua orang berusaha menyongsong masa depan yang cerah, sementara kita masih terbelenggu masa lalu. 

Daripada menyesali masa lalu, bukankah lebih baik kita menjadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup yang berharga. Kita jadikan masa lalu sebagai batu loncatan untuk menggapai masa depan yang cerah. Jadikan kegagalan di masa lalu sebagai pelajaran agar kita tidak mengulangi hal yang sama. Ingat, manusia adalah pembelajar yang baik. Yuk, menjadi versi terbaru kita yang lebih baik dengan meninggalkan bayang-bayang masa lalu yang hanya menyisakan penyesalan berkepanjangan.

3. MERDEKA dari Bad Circle


Bad circle bisa juga diartikan sebagai lingkungan pertemanan yang buruk. Dengan kata lain, kita berada di lingkungan teman-teman yang negatif. Padahal, pertemanan adalah salah satu hal penting yang akan banyak memengaruhi kita, baik itu sikap, pandangan, maupun keputusan-keputusan yang akan kita ambil.

Karenanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam jauh-jauh hari telah mengingatkan kita.

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Jika tak ingin tenggelam bersama bad circle, segeralah keluar dari lingkungan tersebut. Carilah circle lain yang good. Pertemanan yang bisa membuat kita bahagia. Tidak hanya di dunia, tetapi berlanjut hingga ke jannah.  Circle orang-orang saleh yang tak pernah mengaku kalau mereka adalah orang saleh, tetapi dalam kesehariannya senantiasa berusaha untuk menyolehkan dirinya sendiri maupun orang lain. They are the really good circle. Cari dan jadikan mereka teman.

Baca Juga: Inspirasi Kebaikan Sang Dokter

4. MERDEKA dari Tekanan Orang Lain



“Ih, kok kamu begini, sih? Yang bagus itu, kayak begini!”

“Bajumu kampungan, ganti dong dengan yang modis!”

“Jadi ibu yang baik itu seperti ini. Masa’ begitu saja gak bisa!”

Hayo, siapa yang sering mendapat tekanan seperti di atas? Pastinya, sangat tidak menyenangkan. Kita dipaksa untuk mengikuti selera orang lain, mengikuti kemauan orang lain, dan mengikuti aturan orang lain.

Padahal, kita tentu mempunyai keinginan maupun selera sendiri. Bukan ... bukan kita tidak boleh mendengarkan saran orang lain. Hanya saja, jangan sampai semua keinginan orang lain tersebut harus kita ikuti. Demi ... agar orang lain menyukai kita!!!

Stop berpikir demikian.

Ingat, sampai kapan pun, kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Jika itu yang menjadi tujuan kita, kita hanya akan menderita sendiri. Bukankah setiap orang mempunyai pandangan, selera, maupun caranya masing-masing? Mampukah kita mengikuti semua perkataan mereka? Tentu saja, TIDAK.

Sudahlah, lebih baik kita menjadi versi terbaik dari diri kita. Dengan begitu, kita bisa mengerjakan segala sesuatunya dengan tenang dan bahagia. Asalkan, yang kita lakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama serta adat istiadat yang berlaku maka itu sudah cukup.

Justru, dengan begitu, nantinya akan tersaring dengan sendirinya siapa orang-orang yang sepaham dengan kita dan siapa yang tidak sepemikiran dengan kita. Yakinlah, hidup akan lebih tenteram dengan menjadi diri sendiri. MERDEKA dari tekanan orang lain.

Rasa bahagia itu tak perlu dicari ke mana-mana. Tak perlu healing ke tempat wisata, mal, ataupun berhura-hura sepanjang hari. Rasa bahagia itu ada di dalam diri kita sendiri, tergantung dari kita sendiri. DAN, rasa bahagia yang paling hakiki adalah ketika kita DEKAT dan MAKIN dekat dengan Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla.

Itulah kebahagiaan yang harusnya kita cari dan dapatkan. MERDEKA

*

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging