Pengalaman Ngemper di KLIA 2. Seru Abis

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Rabu, Februari 13, 2019


Entah karena kebanyakan membaca cerita backpackeran para traveller atau memang karena dasarnya saya suka yang anti mainstream, akhirnya kok kepikiran terus gimana rasanya ngemper di bandara. Nah lho, aneh kan? Di saat orang-orang berlomba pengin merasakan hotel berbintang, saya malah pengin merasakan ngemper di bandara. Oalah...

Setidaknya, itulah yang dikatakan suamiku. Aneh. Tapi takpe, yang penting doi mengizinkanku ngemper di KLIA 2. Yessss. (Btw, bukan kisah baru sih karena kejadiannya bertepatan saat berlangsungnya Piala Dunia 2018 yang lalu. Tapi, insya Allah masih enak untuk dinikmati.*setidaknya kenangan itu tak ingin saya hilangkan begitu saja dan cara untuk mengabadikannya adalah dengan menuliskannya.)


Alhamdulillah, akhirnya bisa juga merasakan keseruan ngemper di KLIA 2. Mungkin bagi sebagian orang, ngemper tuh gak ada seru-serunya. Serunya di mana coba? Gelar tikar atau selimut atau kain panjang di tempat umum. Belum lagi, banyak orang-orang yang lewat. Apa gak malu diliatin orang-orang?

Itu kalau ngempernya di pinggir jalan, mungkin saja. Tapi kalau ngempernya di KLIA 2, pasti lain ceritanya. Asal tahu saja, bandara KLIA 2 yang super luas ini menjadi salah satu tempat ngemper favorit bagi para backpackeran maupun para penumpang yang terpaksa bermalam di bandara ini, lho. Trus, kata siapa kalau tempat ini menjadi favorit? Kata saya lah. Kan baru saja saya sebutkan di atas, hehehe.
  
Nah, kalau selama ini saya hanya bisa membaca keseruan yang dituliskan oleh para backpacker-an, kini kisah itu bisa saya rasakan dan juga tuliskan sendiri. Tentu saja, menuliskan kisah yang pernah kita alami akan terasa lebih hidup dibanding menuliskan pengalaman yang dialami orang lain.

Inilah Kisahku
  
Hari itu liburan si nomor dua akan segera usai. Kebetulan juga si nomor tiga akan melanjutkan sekolahnya di salah satu pesantren di Kota Makassar. Maka, berempat dengan si nomor lima, kami pun berangkat dari tanah rantau menuju tanah kelahiran.

Bandara Sultan Mahmud Terengganu

Malam itu, kami pun berangkat dari Bandara Sultan Mahmud Terengganu menuju KLIA 2 dengan pesawat terakhir, dan rencanananya besok pagi baru melanjutkan kembali perjalanan dari Kuala Lumpur - Makassar dengan pesawat pertama. Otomatis, kami harus menghabiskan malam di bandara KLIA 2.
 

Sebenarnya, suami menawarkan untuk menginap di hotel yang ada di sekitar bandara, atau setidaknya menginap di capsule. Namun, saya khawatir akan ketinggalan pesawat karena terlalu nyenyak tidur jika menginap di hotel atau capsule. (Sst, alasan utamaku sebenarnya pengen ngerasain ngemper tapi kalau terus terang bisa gak dibolehin) 
Karenanya,  saya memilih ngemper dekat pintu keberangkatan. Dengan begitu, saya tidak akan nyenyak tidur dan juga tidak perlu jauh dari pintu keberangkatan.

Dengan berat hati, suami setuju dengan permintaanku. Tentu saja, dibarengi sejuta nasihat apalagi saya membawa anak kecil dan barang pun lumayan banyak. 
  
Tentu saja, sebelumnya saya browsing pengalaman para "tamu" KLIA 2 yang bermalam di tempat tersebut. Meski dibolehkan ngemper, tentu saja tempat yang diperbolehkan untuk ngemper bukanlah di sembarang tempat. Gak seru kan, kalau udah gelar tikar dan selimut tiba-tiba kita dibangunkan petugas dan diusir ke tempat lain. Tensin, pastinya.

Dan, seperti kesepakatanku dengan suami sebelumnya, saya akan menggelar tempat ngemper di lantai atas gedung keberangkatan/bagian imigrasi. Tempat ini memang sering dijadikan tempat bermalam. Tempatnya yang luas serta dekat dari bagian imigrasi menjadi beberapa pertimbangannya.

Dekat dari Kedai Mamak. Sedap

Alhamdulillah, saat tiba di tempat ini pengunjung belum terlalu ramai. Hanya  ada sepasang suami istri sepuh yang mengambil tempat di jejeran kursi besi yang salah satu bagiannya bisa dijadikan alas tidur, dua orang pemuda di bagian kursi yang lain, serta  beberapa orang perempuan di ujung sana.

Saat itu mataku langsung tertuju pada sudut ruangan yang kosong, yang berada tak jauh dari sepasang suami istri sepuh tersebut. Sudut ini paling nyaman untuk dijadikan markas sementara.

Di Ruangan ini kami bermalam

Saya pun segera menggelar seprei si anak bujang, kemudian melapisinya dengan selimut dan kain panjang. Sebagai bantal, saya  melipat handuk sehingga menyerupai dua buah bantal. Agar tidak terlalu terlihat dari pandangan mata orang-orang yang lewat, sekeliling tempat itu saya jejeri dengan koper, ransel, dan tas-tas kami. Beres, tempat ngemper nyaman kami pun siap untuk ditiduri.
Inilah markas sementara kami

Meski tak senyaman di rumah, tempat emperan buatanku lumayan bisa mengurangi keletihan dan rasa ngantuk yang kami rasakan. Apalagi saat itu sudah pukul 11 malam. Dan, setelah bolak balik posisi demi bisa memejamkan mata yang tak juga mau terpejam, akhirnya saya dan si nomor lima pun tertidur. Adapun kedua kakaknya, masih belum mengantuk dan lebih memilih menghabiskan malam dengan bermain handphone. Sesekali terdengar suara hiruk pikuk dari ujung sana. Rupanya, pihak KLIA menyelenggarakan acara nonton bareng piala dunia yang saat itu memang sedang berlangsung.


Tidur usai nobar

Sekitar pukul 02 dini hari, saya pun terbangun. Dan.....saya sangat terkejut karena di sekeliling tempatku telah "sesak" oleh orang-orang yang juga ngemper di sini. Tiba-tiba terbetik rasa malu. Jangan-jangan saat tertidur tadi ada posisi-posisi tidur yang enggak enak untuk dilihat. Berulang kali saya bertanya pada si nomor dua, tetapi katanya gak ada yang perlu dikhawatirkan. 


Meski demikian, sekejap ada rasa menyesal udah menolak tawaran suami untuk bermalam di hotel saja. Kalau di hotel kan aman dan nyaman, pastinya. Eits, tapi kalau terlalu nyaman nanti malah kebablasan. Bisa ketinggalan pesawat, dong.

Daripada menyesal berlarut-larut, saya kemudian pergi ke surau. Mumpung masih di sepertiga malam, bisa qiyamul lail sebentar. Sebenarnya, suami menyuruhku ngemper di surau saja. Namun, saya menolaknya. Bukan apa-apa, di surau sudah tertempel dengan manisnya tulisan, "Dilarang tidur di sini". Nah, kalau saya memaksakan diri mabit di sana, yang ada malah saya dicyduk petugas. Masih untung kalau gak dipermalukan dan diminta membaca tulisan itu keras-keras. Duh, malu lah, Bang...

Tak lupa, saya mengajak si nomor tiga, sementara si nomor lima yang sedang nyenyak tidur dijaga si nomor dua, sekaligus menjaga barang-barang kami. 

Sekembalinya dari surau, saya sudah tidak bisa tidur. Daripada bengong, lebih baik saya membuka laptop dan nulis apa saja yang bisa ditulis. Alhamdulillah, jadi juga dua buah artikel sembari menunggu waktu subuh tiba.

"Suami kerja pensyarah kat UMT, kah?" tanya Bapak sepuh yang entah baru pulang dari mana. Istrinya masih tidur duduk  tak jauh dari tempat ngemperku.

"Iya" jawabku. Hm, tadi samar-samar sempat kudengar ia berbicara dengan si Abang nomor dua. Si Bapak sempat bertanya-tanya tentang kami. 

Si Bapak kemudian melongok tempat ngemperku. Raut wajahnya seperti tak percaya. Mungkin beliau agak bingung melihat keluarga pensyarah tapi ngemper di bandara dan bikin markas ala-ala pengungsi. Emang gak bisa sewa kamar hotel, kok malah ngemper di sini?
  
Karena jengah, saya pun balik bertanya-tanya. Daripada beliau "menginterogasi" saya, lebih baik saya yang melakukannya. Apalagi, biasanya bapak-bapak sepuh paling suka kalau ditanya-tanya. 

Tuh ka benar. Si bapak senang ditanya-tanya. Dari hasil obrolan, saya pun mengetahui kalau  si Bapak dan istrinya ini berasal dari Kelantan (tetangga Terengganu, dong). Keduanya akan ke Jordan, menghadiri wisuda anak mereka yang kuliah di sana. Rencananya, mereka akan berangkat sebelum subuh yakni pukul 5 pagi. 

Tak lama kemudian, si Ibu pun bangun. Setelah berbicara sebentar, keduanya pamit. Katanya, pengin minum-minum dulu (Sst, minum air panas/hangat maksudnya. Jangan salah...). Tak lupa, mereka menitipkan tas-tas bawaannya di bawah pengawasanku. Ternyata, mereka perginya tidak terlalu lama karena tak sampai sejam kemudian keduanya telah kembali dan bersiap-siap untuk pergi. Tak lupa kami pun berpamitan  serta  saling mendoakan. Semoga perjalanan kita lancar dan tiba dengan selamat di tempat tujuan.

Suasana bandara pukul 4 subuh

Alhamdulillah, kira-kira sejam kemudian waktu shalat Subuh pun tiba. Dan, setelah menyelesaikan shalat Subuh, saya dan anak-anak bersiap-siap untuk turun dan tentu saja segera masuk ke bagian imigrasi dan cussss.... terbang ke Makassar.

"Gimana rasanya ngemper?" tanyaku pada ketiga anakku.

"Biasa aja..." jawab si Abang lempeng. 

"Kapok. Lain kali, di Capsule aja. Gak mau ngemper lagi...." jawab si nomor tiga dan nomor lima kompak.

Oalah, maafkan Mamakmu yang egois ini. Iya deh, ini yang pertama dan terakhir.  Yang penting, Mamak sudah tahu gimana rasanya ngemper di KLIA 2. Ibarat orang ngidam yang terpenuhi keinginannya. Alhamdulillah.

  • Share:

You Might Also Like

52 Comments

  1. Walah seru ya mbak haeriah, kalau di Indonesia memang boleh ya ngemper gitu. Hehehehe tapi memang tempatnya bersih dan nyaman serta aman tentunya ya.

    Seru juga sih jadi pengalaman Tek terlupa untuk anak-anak dan emak tentunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, tempatnya bersih dan memang disediakan buat para backpackeran.

      Hapus
  2. Aku pernah ngampar di bandara karena ketinggalan pesawat, hahaha ... Tapi nggak beneran ngampar karena masuk ke ruang tunggu dengan kursi panjang gitu. Nggak pegel-pegel amat laaah, hihihi ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kursi panjangnya gak pernah kosong, Mba. Jadi gak ngarap dapat kursi panjang...

      Hapus
  3. Walah emang keberangkatan pesawat berikutnya jam berapa mbak? Tapi agak serem juga mbak kalo bawa barang2 banyak kan kita ga tau yah takut ada apa2. Tapi Alhamdulillah yah mba tenang dan gak ada kendala apapun. So masih mau ngampar lagi dibandara mba? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pesawat jam 8 pagi, Mba. Kalau saya sih gak kapok ngemper, gak tahu Pak suami, hehehe

      Hapus
  4. Pasti seru banget inih ya mbak duh teringat waktu jadi backpaker naik gunung kemana-mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget, sebenarnya tapi kasihan anak-anak. Tapi gpp juga sih, biar anak-anak belajar kalau ada tempat ngemper selain hotel, hehehe

      Hapus
  5. Saya sama suami sempat beberapa kali ngemper, di bandara & di terminal, tapi belum pernah bersama anak-anak. Asik sih, berasa kayak orang lagi pacaran kemalaman di jalan, hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik banget kalau bisa pergi berduaan. Semenjak punya anak, belum pernah pergi berduaan hanya dengan suami. Ekornya gak pernah mau ketinggalan.

      Hapus
  6. mamak egois malah ngemper bukannya ke hotel dapat sarapan enak wkwkwk. tapi kalo aku pun pasti milih mengemper heu, anak backpackeran banget, irit, wkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekali-sekali egois, gpp kali. Lagian, bosan nginap di hotel....*sombong amat, bu....

      Hapus
  7. Seru bener ngampar. Trus anak² nurut. Walaupun ada yg engga mau mengulang. Hehe...
    Tapi bandaranya bagus yah...
    Hmmm...kalo di negara tetangganya, di Changi boleh ngampar juga ga ya?...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya anak-anak, maunya beda-beda, hehehe. Kalau di Changi saya gak tahu, belum pernah ke sana. Dulu ke Singapura lewat jalur darat, soalnya.

      Hapus
  8. Seruu ya Mbak...yang penting dah ngerasain ngemper ya...haha
    aku pernah di Doha airport, bertiga sama anak-anak. Dan, memang ada temennya ngemper kok ternyata. Tapi tetap ga tidur sih akunya takut kebablasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngemper tuh seru, lho, Mba. Kalau saya, harus tidur meski sebentar karena kalau tidak, bisa kliyengan sepanjang hari.

      Hapus
  9. Wah sayangnya dulu saya mampir KLIA 2 gak sempat ngemper, soalnya bawa balita dan cuma transit 2 jam sebelum ke Gold Coast. Kayaknya ngemper seru kalo anak-anaknya udah pada gede ya... Next time nyobain ah,,, lho.. hehehe

    BalasHapus
  10. Pensyarah kat UMT itu apanya artinya? Wkwkwk #galfok gak ngerti bahasa Malay..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, maaf lupa ngasih translate-nya...Pensyarah kat UMT= dosen di UMT (Universiti Malaysia Terengganu)

      Hapus
  11. Walah, bun , saya ngeri bayangin ngampar di bandara, hihi... Horor, tapi kalo udah dijalanin gitu jadi ounya cerita ya Bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah kalau di KLIA mah lumayan aman karena banyak petugas yang bersliweran mengawasi situasi.

      Hapus
  12. Tapi bandaranya keren yah bisa dipake buat ngemper, bandara lain mana boleh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga gak tahu kalau bandara lain. Kalau KLIA 2 memang udah sering dijadikan tempat ngemper bagi para backpackeran.

      Hapus
  13. hahaha...bunda nih lucu ya, pengen nginep kok dibandara. Duh lucu juga ya ceritanya. Terus akhirnya suami tahu donk kalau bunda pengen tidur d bandara setelah baca tulisan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayangnya (atau untungnya, ya?) suami malas baca tulisanku. Katanya lebay ala emak-emak....

      Hapus
  14. Waah..asyik ya. Saya pernah ngemper di hongkong, karena kelamaan nunggu. Waiting roommya besar & kursinya banyak, jadi.mojok & merwm deh...tp.jangan coba2 di bandara dubai...ga boleh. Foto2 aja ga boleh, dimana-mana ada tulisan gambar camera dicoret. Saya nekad foto & bilang, "saya kan ga pake camera tapi pakai hp. Jadi boleh dunk"..wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kira-kira kenapa gak boleh ambil gambar di Bandara Dubai, ya? Padahal, kan bagus tuh buat promo. Btw, boleh juga tuh taktiknya. Hehehe

      Hapus
  15. Masya Allah, pengalaman indah namun sedikit 'memalukan' ya Kak.... Sampai2 gak mau ngemper lagi. Hehehe ��

    Seru juga, sih. Pengalaman tak terlupakan

    BalasHapus
  16. Wah...permberani mb...kalau saya pasti tidak berani, penakut soalnya...😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak orang, kok, Mba. Jadi, banyak "teman senasib"

      Hapus
  17. Hahhhaa daku juga pernah ngemper begini di bandara Juanda waktu anakku umur 3 tahun.
    Bukan apa-apa, karena trauma pernah bobok di hotel surabaya malah Lubna kena gigitan nyamuk DB. Harus opname seminggu, padahal lagi liburan. Jadi habis itu milih ngemper aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seram juga bisa kena gigitan nyamuk di hotel, udah bayar pulak. Enakan mah ngemper, gratis lagi...

      Hapus
  18. Wah pengalaman seruu yaa...klu backpackeran enak lho...bnyk hal yg tk terduga jadi surprise...haha...

    BalasHapus
  19. Hhehe..malah jadi pengalaman seru yang tak terlupakan ya makkk..emak2 bawa anak, asyik.

    BalasHapus
  20. WKWKWKW Pengalamannya mbak Haeriyah mah selalu seru ,,, suka kalau berkunjung ke blog mbak mah ,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkenan mampir ke sini, Mba...

      Hapus
  21. Hahhaha.. Memang persis gayaborang ngidam si emak. Sing ada lawan😆😆. Urusan enak nggak enak nomor dua, yang penting keinginan terpenuhi. Btw pengalaman seruuu ya mbak Hae🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget, urusan enak gak enak nomor sekian. Yang penting udah tahu gimana rasanya ngemper....

      Hapus
  22. Hehe, seru nih ceritanya.
    Baru tahu kalau ngemper di bandara udah jadi tradisi. Akhirnya jadi tulisan pula.
    Yang penting udah gak penasaran lagi ya, Mbak. Malah saya skrg yg penasaran :) Biasanya kalo naik pesawat sih langsung atau transit bentar.
    Kapan2 smg bisa ngerasain ngemper juga. Hehe

    BalasHapus
  23. Seru yaa tidur ramai2 udai nobar. Saya jd pengen ngerasain serunya ngemper. Tapi kalau suami kayaknya gak bakal izinin deh, maunya di penginapan. Dulu saya pernah ngemper sama Mama di Semarang. Tidur di masjid dan mushola. Hiks...gara2 travelling budget mepet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suami juga menyarankan tidur di surau aja, tetapi saya enggan karena ada larangan tidur di sana.

      Hapus
  24. Saya malah baru tahu kalau di KLIA itu boleh ngemper mbak, hihihi..tapi nggak papa sekalian mengajarkan anak anak untuk mencoba ngemper daripada tidur di hotel atau capsule. Lagian malah banyak temannya gitu hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh banget, Mba. Lihat aja kalau malam, ruamee...

      Hapus
  25. wkwkwkwk... ngemper ya mbak. adik saya kalau pulang dari Bangkok juga suka ngemper begitu di bandara tempat dia transit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngemper di bandara mah makanan sehari-hari para backpackeran. Seru...

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging