Efek make up memang luar biasa. Bahkan demi mencapai apa yang diinginkan orang rela menghalalkan segala cara. Bukan lagi berkreasi dengan mengoptimalkan cara bermake up namun memilih cara instan, oplas alias operasi plastik. Meski kisah-kisah seram tentang kegagalan oplas betebaran di mana-mana namun nyatanya peminat oplas tetap saja bertambah. Mungkin dipikirnya untung-untungan kali ya...kalau untung ya cantik kalau apes ya gitu deh, ancur..........
Back to topic, jujur saja setiap kali bercerita tentang make up, saya selalu teringat salah seorang tetangga saya. Si ibu ini hampir selalu dalam tampilan riasan full, gak siang gak malam. Sudah gitu rapi jali plus seksi. Gak di rumah gak di luar rumah. Pokoknya no time without make up. Hm, rasanya hanya sekali saya melihatnya tampil kucel. Kebetulan saat itu saya lewat depan rumahnya dan rupanya si ibu itu baru bangun dan mengambil sesuatu di luar rumah. Jadinya kita berpapasan dan jadilah saya melihat dirinya tampil apa adanya.
Meski demikian, si ibu ini hebat lho. Meski senantiasa menor dan wangi namun tidak berarti ia hanya sibuk bersolek dan berdandan (emang bedanya apa...). Buktinya rumahnya senantiasa kinclong plus jago masak selain itu si ibu juga sangat perhatian dengan mertuanya. Nah lo. Terkadang saya berpikir gimana sih caranya masak. Apa dia masak dulu baru make up atau sebaliknya make up dulu baru masak. (Pikiran orang gak ada kerjaan, nih....)
Kok tahu kalau si ibu jago masak. Iya lah, lah setiap kali habis masak biasanya dia ke rumah menawarkan hasil masakannya. Dia memang suka masak banyak padahal cuma berdua dengan suaminya yang semakin hari semakin membulat gara-gara dipaksa makan enak. Hihihi.
Sayangnya si ibu dan keluarganya telah pindah sehingga gak ada lagi yang suka mampir ke rumah dan ngomong "Sudah makan? Tadi saya masak enak lho, mau coba, saya bawain ya...."
Sayangnya si ibu dan keluarganya telah pindah sehingga gak ada lagi yang suka mampir ke rumah dan ngomong "Sudah makan? Tadi saya masak enak lho, mau coba, saya bawain ya...."
Ketika Saya Berdandan
Bagaimana dengan saya? Saya pun suka ber make up meski tentu saja tidak secomplite seremonial artis atau model yang akan manggung atau sekomplit tetanggaku itu. Dalam keseharian saya berdandan sekadar
memoleskan pelembab, bedak plus sesekali lipstick.
Saya teringat, waktu zaman kuliah pernah ikut-ikutan trend berlipstik. Meski keseharian tergolong tomboy dan tiap ke kampus saya mengenakan busana casual namun sesekali pengen juga tampil feminim. Namun (teteup) saya antimainstream, jika teman-teman memilih warna pink atau merah lembut (maksudnya merah tapi gak terang benderang, apa sih namanya....) maka saya memilih orange. Glek.
Reaksi teman-teman pun berbeda. Mulai dari sekadar pujian basa-basi kalau saya
terlihat lebih cantik, lebih segar hingga komentar yang cukup aduhai…
Lho,
memangnya kamu perempuan ya kok pakai
lipstick…..” hahaha
Saya ingat sempat dua kali berdandan menor bak model tenor (biar berima, hehehe). Pertama saat menjadi pasappi (itu lho, pengantin kecil yang biasa hadir mendampingi pasangan pengantin duduk di pelaminan) di acara pernikahan adik mama. Waktu itu saya berumur sekitar 10 tahun.
Kedua saat pementasan drama teater. Waktu itu saya masih kuliah. Mulanya saya menolak didandani menor namun kata penata rias memang harus demikian. Katanya memang harus menor karena akan berpengaruh dengan pencahayaan. Mungkin itu juga penyebab mengapa dandanan artis pada menor saat akan tampil di depan umum.
Kedua saat pementasan drama teater. Waktu itu saya masih kuliah. Mulanya saya menolak didandani menor namun kata penata rias memang harus demikian. Katanya memang harus menor karena akan berpengaruh dengan pencahayaan. Mungkin itu juga penyebab mengapa dandanan artis pada menor saat akan tampil di depan umum.
Alhamdulillah sejak mengikuti kajian yang membahas agama islam secara lebih intensif, saya pun tahu bagaimana berdandan menurut islam. Sebagai agama yang mengatur segalanya, islam juga mempunyai aturan berdandan yang wajib ditaati oleh penganutnya. Tentang etika berhias telah saya share tulisan yang saya ambil dari salah satu web islami. Selengkapnya ada di tulisan Etika Berhias Muslimah.
Sejak tahun 1997 saya telah beriltizam
untuk mengenakan cadar. Alhamdulillah, rasanya lebih tenang dan nyaman. Meski
tidak terlihat secara langsung namun tetap saja urusan berdandan wajib hukumnya terlebih setelah setahun kemudian saya pun bersuami.
Maka kini orientasi berdandan saya pun
berubah. Jika sebagian orang berdandan jika hendak keluar rumah maka saya
sebaliknya. Di rumah lah tempat kita puas-puasin tampil secantik mungkin karena
sudah ada pasangan halal yang tidak akan “sakit kepala” melihat pesona kita. Malah
bagus jika suami terpesona, bisa makin cinta makin sayang dan gak perlu sakit
hati melihat tampilan cantik perempuan-perempuan di luar sana. Iya kan?
Sayangnya (atau untung malah?) suami tergolong orang yang tidak suka melihat istrinya berdandan yang aneh-aneh. Cukup tampil bersih dan wangi, itu aja.
"Oke deh ummi udah cantik. Tapi besok gak usah dandan begitu lagi ya....." ucap suami ketika saya berdandan cukup menor (padahal cuma bedak dan lipstik ditebalin dikit)
Iya deh, bagus malah. Duit buat beli kosmetik bisa dialihkan buat beli keperluan yang lain. Beli ayam atau daging misalnya, biar istrinya makin gempal. Suamiku suka lho kalau istrinya gempal. Katanya, sebagai tanda kalau doi bisa kok kasih makan istrinya. Hahaha
Jadi, menjawab tantangan mak Lia Harahap di sini http://emak2blogger.com/2016/09/07/berani-no-makeup/#comment-36707
maka jawabku make up yes tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku......
*Tulisan ini untuk Collaborative Blogging Kumpulan Emak-emak Blogger
18 Comments
Passapi? Dari Sulsel dong, Mbak? Kita tetanggaan, heheheh.
BalasHapusSuamiku juga gak begitu demen klo saya dandan2, pengennya biasa ajah. Yasuud, duit dandan buat jajan ajahh :D
Saya dari Makassar tapi orang bugis. Mbak Diah darimana? Enakan memang beli jajanan ketimbang kosmetik, hehehe
HapusTulisan syarat dan ketentuan berlakunya dikecilin lagi hurufnya dong biar kayak iklan-iklan.. hihi
BalasHapusIntinya masalah make up itu masalah selera ya Mak? Yang single kembali ke selera masing-masing,yang sudah berkeluarga tergantung selera suami. :)
iya ya, biar kayak iklan-iklan gitu... ternyata make up juga pake selera ya mba kirain makanan aja....pissss
HapusDandan depan suami memang seru... ahahaha.
BalasHapusseru seru sembriwing, hihihi. pas udah tampil secantik mungkin eh disuru hapus....pas tampil kucel disuru dandan....ahahaha
HapusWah, hebat ya Mbak Haeriah, dulunya tomboy tapi sekarang jadi muslimah pakai cadar pula.
BalasHapusDan alhamdulillah ya Mbak punya suami yg gak nuntut macem2 :)
Alhamdulillah, doakan bisa istiqomah selamanya.
HapusAlhamdulillah, doakan bisa istiqomah selamanya.
HapusDengar dari cerita orang, istri2 orang Arab begitu, kalo sdh dkt suaminya datang, mereka buru2 dandan
BalasHapusDengar2 sih begitu soalnya belum pernah liat langsung. Cuma pernah dengar dari teman yang TKW di sana katanya kayak gitu. Makanya temanku tuh ikutan mendadak menor kalau di rumah kan berhias tuk suami, kebetulan suaminya suka melihat istrinya menor. Klop lah
HapusSetuju Mak. Semua disesuaikan dengan kenyamanan dan pilihan sendiri.
BalasHapusTapi si tetangga itu hebat banget ya. Saya aja cuma mau dandan kalo weekend aja hehehehe.
Setuju Mak. Semua disesuaikan dengan kenyamanan dan pilihan sendiri.
BalasHapusTapi si tetangga itu hebat banget ya. Saya aja cuma mau dandan kalo weekend aja hehehehe.
make up or no make up whatever lah yang penting nyaman. Si tetanggaku itu memang hebat lho mak, bisa komitmen bermake-up luar dalam
Hapushihihi... saya juga kepo dengan tetangganya, keren banget tuh, wajah dandan kinclong, rumah kinclong, masakan enak2 :D
BalasHapusbtw saya juga suka make up, soalnya suka cemburuan ama suami yang temen ceweknya banyak, pada suka make up pula, tren wanita zaman sekarang
Jadilah saya belajar make up biar mata suami gak melulu kecantol di wajah temen2nya itu hiks :D
seorang istri memang harus tampil cantik di depan suami mba, istri gak boleh kalah dengan perempuan2 di luar sana. Apalagi kalau suami suka ngeliat istrinya dandan ya harus itu. Kayaknya sama deh dengan tetangga saya itu, suaminya suka liat dia dandan makanya dia dandan everytime.
Hapuskalau aku si yes mba biar keliatan gitu kerawat n diurus suaminya bahahaha ga malu2in suami :p
BalasHapusdandan untuk suami, yes. Suami harus dipuasin matanya biar gak jelalatan di luar...
HapusTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging