Pertengahan
2011, kami sekeluarga berhijrah ke Malaysia. Saat itu suami masih tercatat
sebagai mahasiswa S3 Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Sebagai tempat
bernaung, kami memilih tinggal di flat Taman Tropika lantai 3 yang berada tak
jauh dari kampus suami.
lantai 3 tempat kami sebelah kanan |
Flat tersebut milik salah seorang dosen salah satu kampus di Kuala Lumpur. Bapak dosen ini berdarah Turki. Meski flatnya di Bangi namun beliau menetap di Kuala Lumpur. Waktu itu kami menyewa flat seharga 550 RM perbulan. Harga tersebut cukup murah karena rumah lain yang berada di flat yang sama rata-rata harganya lebih mahal, sekitar 600-800 RM perbulan.
Flat
kami tersebut, lokasinya dekat dari mana-mana. Salah satunya dekat dari stasiun
KTM (Kereta api Tanah Melayu) UKM. Saking dekatnya, setiap saat kami dapat
hiburan gratis dengan mendengarkan suara desisan KTM. Tidak sampai 5 menit
dengan berkendaraan jaraknya dari flat kami.
Meski
demikian, saya sebenarnya lebih suka tinggal di rumah teras. Maklum, kami harus
senantiasa ngos-ngossan setiap kali keluar rumah. Lantai 3 bo......Apalagi
ketika di tahun 2012 saya positif hamil anak kelima, huah semakin terasa deh
ngos-ngossan nya....
Alhamdulillah,
flat tersebut tetap kami tempati selama berada di Malaysia. Dan ketika di
pertengahan 2013 kami memutuskan untuk back for good alias balik kampung maka
selesai pulalah kontrak kami di flat tersebut. Terima kasih sudah bersedia
menampung kami flat... (lebay deh)
Cerita tentang flat ini pernah saya tuliskan di sini. Siapa tahu ada yang pengen ke sana. Tabe...dipersilahkan.
Cerita tentang flat ini pernah saya tuliskan di sini. Siapa tahu ada yang pengen ke sana. Tabe...dipersilahkan.
Dan
kini, takdir kembali membawa kami sekeluarga ke tanah Malaysia kembali. Namun
kali ini kami harus berpetualang ke arah timur, negeri pesisir air.. Dan di 20
Maret 2016 kemarin, kami kembali menginjak KLIA dan segera menuju Kajang dan
melanjutkan perjalanan darat kami menuju daerah tujuan baru kami, Terengganu.
Di
tempat baru ini, saya mendapatkan rumah impianku. Rumah teras yang berada
di wilayah perumahan dengan halaman kecil dan ada pohon buah (mangga) di depannya.
Alhamdulillah, betapa banyaknya nikmat yang Kau berikan kepada kami Ya Rabbi..
Hm,
kalau di Bangi Kajang hiburan kami adalah suara KTM, maka di sini kami
senantiasan dihibur dengan suara desingan pesawat. Maklum, rumah kontrakan kami
tak jauh dari bandara Sultan Mahmud Kuala Terengganu. Sayangnya, bandara ini
belum melayani rute Makassar-Terengganu dan sebaliknya.
Satu
lagi limpahan rahmat Allah pada kami sehubungan dengan rumah ini. Rumah ini
full perabot bahkan lebih. Kasur dan bantal baru (masih berplastik), tempat
tidur, aneka jenis lemari (lengkap dengan isinya berupa piring, gelas dan
sebagainya), ada ac di kamar utama plus kamar mandi, setiap ruangan ada kipas angin, kulkas, mesin cuci, meja
makan, kompor.......Masya Allah...maka nikmat tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan.
Ketika
adik bungsuku meminta dikirimkan foto tempat tinggal kami, ia kemudian
berkomentar "kerennya...." Sementara saya kemudian membalasnya,
"Serasa jadi orang kaya...". Maklum kodong, selama di negeri sendiri
kami tinggal menumpang di rumah keluarga.
Alhamdulillah....alhamdulillah....tak henti-hentinya mulut dan hati ini memanjatkan puji dan syukur atas limpahan rahmat yang diberikan-Nya. Semoga limpahan rahmat ini menjadikan kami sekeluarga senantiasa berada dalam ketaatan bahkan semakin meningkatkan keimanan kami. Aamiin ya Rabb.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging