JAPPA-JAPPA BY BRT

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Minggu, November 29, 2015

Sudah lama saya ingin sekali berkeliling kota Makassar menggunakan Bus Rapid Trans (BRT) Mamminasata. Bus besar yang mangkal di depan Mall Panakukang (MP) terlihat cantik dan elegan. Setiap kali melihat bus tersebut, ingatan saya langsung terbang ke zaman kuliah dulu. Di masa itu, saya termasuk akrab dengan bus yang dulu dikenal dengan sebutan Bus Damri. Tentu saja, waktu itu bus Damri belum senyaman saat ini.
Dan…..akhirnya keinginan saya tercapai juga. Dengan ditemani tiga putri cilikku yang imut dan cantik, hari itu kami pun telah siap mencoba bagaimana rasanya naik BRT. Kami pun memulai petualangan ini dari Mall Panakukang.
Namun saat berada di halte bus, saya sempat bingung. Ternyata BRT mempunyai beberapa koridor alias rute yang berbeda. Duh, saya sempat bingung mau mencoba rute yang mana. Akhirnya, saya pun memilih koridor 2. “Rute yang lain next time aja, deh” putusku.
Just info…..ini daftar koridor serta tariff BRT Mamminasata

Koridor 1
Tarif : Rp 27.000                                                                                   
Rute : Jalan Ahmad Yani- Jalan Tol Reformasi-Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Koridor 2
Tarif  : Rp 5.000
Rute : Mall Panakkukang – Jalan Pettarani – Jalan Urip Sumoharjo – Mall Ratu Indah – Jalan Kakaktua – Jalan Rajawali – Jalan Metro Tanjung Bunga – Mall GTC – Trans Mall Makassar – Halte Pantai Losari  - Karebosi Link – Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Pettarani – Mall Panakkukang
Koridor 3
Tarif  : Rp 5.000                                                                                                    Rute: Simpang 5 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin-Daya-Tello-Universitas 45-Mal Panakkukang-Jalan Sultan Alauddin-Terminal Baru Sungguminasa

Koridor 4
Tarif:Rp5.000                                                                                                        Rute: Terminal Daya-Terminal Maros

BRT ini jam operasionalnya dimulai sejak jam 07.00 pagi hingga jam 07.00 malam (pukul 21.00) setiap hari. Bus ini diresmikan penggunaannya sejak 11 Maret 2014.
Begitu naik ke BRT, kami langsung disambut senyum manis sang driver. Alhamdulillah, masih banyak bangku yang kosong. Setelah mengedarkan pandangan, saya pun memilih tempat duduk yang barisannya belum berpenghuni.
“Di sini maki duduk di?” tanyaku pada anak-anak.
Mereka langsung setuju. Hanya sesaat mereka duduk manis. Begitu bus bergerak, anak-anakku langsung berbalik menghadap jendela. Tentu saja, pemandangan di balik jendela lebih menarik ketimbang duduk manis menatap para penumpang yang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Para penumpang dimanjakan dengan alunan music lembut serta kehadiran koran harian lokal. Kehadiran ac serta ruangan bus yang lapang membuat penumpang merasa sangat nyaman. Sangat bertolak belakang dengan kondisi di luar bus yang sedang panas-panasnya.    
Sungguh, kondisi bus BRT sangat jauh berbeda dengan kondisi bus DAMRI yang kuakrabi waktu zaman kuliah dulu. BRT sangat nyaman dan tidak disesaki penumpang. Mungkin hal ini dipengaruhi juga oleh factor ekonomi masyarakat yang lebih membaik. Saat ini masyarakat semakin banyak yang mampu membeli kendaraan pribadi sehingga transportasi massa seperti bus tidak lagi menjadi pilihan utama.  
Kondisi ini membuat kehadiran BRT seakan mubazir, dengan daya tampung yang besar namun hanya mengangkut sedikit penumpang. Padahal kalau dimaksimalkan, kehadiran BRT bisa menjadi salah satu solusi kemacetan yang kian hari menjadi momok di Kota Makassar.
Barangkali ini bisa menjadi masukan bagi pemkot Makassar. Saya teringat waktu di Malaysia, bagaimana padatnya kendaraan yang  diparkir di areal stasiun  kereta api. Usut punya usut, ternyata kendaraan-kendaraan tersebut milik para pekerja yang memilih untuk menggunakan kereta api (KTM) menuju tempat kerja masing-masing. Dengan demikian kemacetan di jalan akibat banyaknya kendaraan pribadi yang berseliweran dapat teratasi.
Hal ini tentu saja juga terjadi karena tingkat kejahatan yang rendah sehingga pemilik mobil dapat dengan tenang memarkir kendaraannya bahkan ada yang sampai berhari-hari tanpa khawatir kendaraannya hilang atau rusak.
Alhamdulillah, setelah kurang lebih dua jam BRT kembali ke tempatnya semula, Mall Panakukang. Dan… itu berarti berakhir pula acara jalan-jalan hari ini. Semoga di lain hari saya dan anak-anak bisa kembali berkeliling kota dengan BRT. Tentu saja dengan rute yang berbeda.       



  • Share:

You Might Also Like

0 Comments

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging