Selamat Berkat Anak-Anak

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Senin, Juni 10, 2013


Pagi itu aku dan suami sepakat untuk berangkat melihat pesantren yang sedianya akan ditempati oleh putra sulung kami. Dengan mengandalkan motor pinjaman, aku, suami beserta kedua putri kecil kami berangkat ke pesantren yang terletak sekitar 60 km dari kota Makassar. 


Sebenarnya ini adalah kepergian kami yang pertama ke tempat tersebut. Dengan hanya mengandalkan sepotong kertas berisi alamat kami pun berangkat. "Insya Allah, gampang kok mencarinya" ucap Ndari, temanku yang ngasih alamat tersebut dan kebetulan anaknya juga bersekolah di tempat tersebut.
 
Picture by Pixabay


"Waduh, ada pemeriksaan polisi" ucap suamiku setengah panik. Saat itu kami telah berada di luar kota. Sepertinya alamat yang kami tuju tidak jauh lagi.

"Surat-surat lengkap kan?" tanyaku 

"Lengkap sih tapi...."

"Tapi apa? SIM adakan? STNK adakan?" aku mulai gusar.

"SIM ada. STNK ada. Tapi STNK nya udah mati.....

"Hah? Kalau gitu belok aja...." usulku cepat. Terbayang kisah-kisah "seram" seputar penangkapan. Lagipula aku tak mau terlibat dalam kisah penyuapan seperti yang selama ini sering kudengar bila seseorang tertangkap dalam sebuah razia lalu lintas. Bukankah yang menyuap dan disuap sama-sama masuk neraka. Huah, aku tak mau masuk neraka.....(btw, jauh amat ya mikirnya?). 

Aku pun teringat kisah suami salah seorang temanku yang tidak mau membayar ketika ia dijaring karena ia tidak sengaja melanggar lampu merah. Ia lebih memilih pulang berjalan kaki karena motornya ditahan oleh polisi yang bertugas tersebut. Aku tak bisa membayangkan pulang naik angkot dengan membawa dua balita gara-gara motor ini ditahan. Belum lagi si pemilik motor pasti sangat keberatan kalau tahu motornya kena tilang dan ditahan. (hihihi, lagi-lagi pikiranku sudah jauh terbangnya)
 
"Udah gak bisa belok" keluh suamiku. "Tuh kan udah disemprit. Udah pasrah aja. Insya Allah, urusan kita akan dimudahkan kan bawa anak-anak"

Saat itu aku bingung apa yang dimaksudkan suamiku. Urusan kami akan dimudahkan dengan kehadiran anak-anak. Maksudnya? 

Maka tibalah giliran kami diperiksa. Terus terang ini merupakan pengalaman pertamaku berurusan dengan polisi jalan raya. Jadi, rasanya agak gimana gitu. 

"Ini STNK udah mati kok belum diperpanjang....." tegur pak polisi yang saat itu memeriksa kelengkapan surat yang dibawa suamiku.

picture by Pixabay

Suamiku pun menjelaskan apa adanya. Bahwa ini adalah motor pinjaman dan sepertinya sang pemilik motor terkendala dana sehingga belum memperpanjang masa berlaku STNK nya. 

"Ini anak-anaknya, Pak?" tanya Pak Polisi itu lagi sembari melirik kehadiran kami di belakang suami.

Suamiku mengiyakan. Di luar dugaan suamiku kemudian malah menjelaskan tujuan kami sembari sekalian menanyakan alamat yang akan kami datangi. Ealah.... 

"Baiklah kalau begitu. Saya tidak akan memperpanjang masalah ini karena kasihan anak-anak Bapak kepanasan. Tapi tolong sampaikan kepada pemilik motor ini untuk segera memperpanjang STNK nya. Kalau tidak maka motor ini tidak boleh dipakai ke mana-mana. Silakan Bapak melanjutkan perjalanannya. Dan jangan lupa hati-hati di jalan. Selamat siang!"

Subhanallah, motor kami gak jadi ditahan. Alhamdulillah, semua kekhawatiranku  tak terjadi. Tanpa membuang-buang waktu lagi, kami segera meninggalkan tempat tersebut. Tak lupa suami mengucapkan salam kepada Pak Polisi yang memeriksa kami tadi sebelum meninggalkan tempat tersebut. 

Hari ini aku mendapat satu pelajaran penting. Ternyata Pak Polisi gak tegaan sama anak kecil. hehehe....  
  


Tulisan di atas diikutsertakan dalam Giveaway Kinzihana.



























  • Share:

You Might Also Like

7 Comments

  1. Balasan
    1. iya mba, pak polisi aja bisa dijinakkan oleh anak-anak...

      Hapus
  2. hihihihi besok2 kali bawa motor yg stnknya mati, sama anak2 aja perginya berarti ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh dicoba mba, apalagi kalau anaknya pakai nangis....:D

      Hapus
  3. saya juga ga berani nyetir tanpa anak2 Mbak, :)

    sukses yaaaaa...

    BalasHapus
  4. mba Ary bisa nyetir? hebat, saya sampai sekarang belum punya keberanian untuk belajar nyetir. takut...

    BalasHapus
  5. Wah... barokah dan rezeky anak. Jadi tambah pingin cepet-cepet nikah (tapi sama saapa ya) terus punya anak...
    Tapi kalau di kota saya mbak, kalau ditilang polisi yang diambil itu STNK/SIMnya. Terus disidang. Kecuali gak bawa surat-surat tersebut...

    Salam kenal :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging