Pagi itu aku dan suami sepakat untuk berangkat melihat pesantren
yang sedianya akan ditempati oleh putra sulung kami. Dengan mengandalkan motor
pinjaman, aku, suami beserta kedua putri kecil kami berangkat ke pesantren yang
terletak sekitar 60 km dari kota Makassar.
Sebenarnya ini adalah kepergian kami yang
pertama ke tempat tersebut. Dengan hanya mengandalkan sepotong kertas berisi
alamat kami pun berangkat. "Insya Allah, gampang kok mencarinya" ucap
Ndari, temanku yang ngasih alamat tersebut dan kebetulan anaknya juga
bersekolah di tempat tersebut.
"Waduh, ada pemeriksaan polisi" ucap
suamiku setengah panik. Saat itu kami telah berada di luar kota. Sepertinya
alamat yang kami tuju tidak jauh lagi.
"Surat-surat lengkap kan?"
tanyaku
"Lengkap sih tapi...."
"Tapi apa? SIM adakan? STNK
adakan?" aku mulai gusar.
"SIM ada. STNK ada. Tapi STNK
nya udah mati.....
"Hah? Kalau gitu belok
aja...." usulku cepat. Terbayang kisah-kisah "seram" seputar
penangkapan. Lagipula aku tak mau terlibat dalam kisah penyuapan seperti yang
selama ini sering kudengar bila seseorang tertangkap dalam sebuah razia lalu
lintas. Bukankah yang menyuap dan disuap sama-sama masuk neraka. Huah, aku tak
mau masuk neraka.....(btw, jauh amat ya mikirnya?).
Aku pun teringat kisah suami salah
seorang temanku yang tidak mau membayar ketika ia dijaring karena ia tidak
sengaja melanggar lampu merah. Ia lebih memilih pulang berjalan kaki karena
motornya ditahan oleh polisi yang bertugas tersebut. Aku tak bisa membayangkan
pulang naik angkot dengan membawa dua balita gara-gara motor ini ditahan. Belum
lagi si pemilik motor pasti sangat keberatan kalau tahu motornya kena tilang
dan ditahan. (hihihi, lagi-lagi pikiranku sudah jauh terbangnya)
"Udah gak bisa belok"
keluh suamiku. "Tuh kan udah disemprit. Udah pasrah aja. Insya Allah,
urusan kita akan dimudahkan kan bawa anak-anak"
Saat itu aku bingung apa yang
dimaksudkan suamiku. Urusan kami akan dimudahkan dengan kehadiran anak-anak.
Maksudnya?
Maka tibalah giliran kami diperiksa. Terus terang ini merupakan pengalaman pertamaku berurusan dengan polisi jalan raya. Jadi, rasanya agak gimana gitu.
"Ini STNK udah mati kok belum
diperpanjang....." tegur pak polisi yang saat itu memeriksa kelengkapan
surat yang dibawa suamiku.
picture by Pixabay |
Suamiku pun menjelaskan apa adanya. Bahwa ini adalah motor pinjaman dan
sepertinya sang pemilik motor terkendala dana sehingga belum memperpanjang masa
berlaku STNK nya.
"Ini anak-anaknya, Pak?" tanya Pak Polisi itu lagi sembari melirik kehadiran kami di belakang suami.
Suamiku mengiyakan. Di luar dugaan suamiku kemudian malah menjelaskan tujuan kami sembari sekalian menanyakan alamat yang akan kami datangi. Ealah....
"Baiklah kalau begitu. Saya tidak akan memperpanjang masalah ini karena kasihan anak-anak Bapak kepanasan. Tapi tolong sampaikan kepada pemilik motor ini untuk segera memperpanjang STNK nya. Kalau tidak maka motor ini tidak boleh dipakai ke mana-mana. Silakan Bapak melanjutkan perjalanannya. Dan jangan lupa hati-hati di jalan. Selamat siang!"
Subhanallah, motor kami gak jadi
ditahan. Alhamdulillah, semua kekhawatiranku tak terjadi. Tanpa
membuang-buang waktu lagi, kami segera meninggalkan tempat tersebut. Tak lupa
suami mengucapkan salam kepada Pak Polisi yang memeriksa kami tadi sebelum
meninggalkan tempat tersebut.
Hari ini aku mendapat satu
pelajaran penting. Ternyata Pak Polisi gak tegaan sama anak kecil.
hehehe....
7 Comments
bawa barokah nih anak-anak ;)
BalasHapusiya mba, pak polisi aja bisa dijinakkan oleh anak-anak...
Hapushihihihi besok2 kali bawa motor yg stnknya mati, sama anak2 aja perginya berarti ya :D
BalasHapusboleh dicoba mba, apalagi kalau anaknya pakai nangis....:D
Hapussaya juga ga berani nyetir tanpa anak2 Mbak, :)
BalasHapussukses yaaaaa...
mba Ary bisa nyetir? hebat, saya sampai sekarang belum punya keberanian untuk belajar nyetir. takut...
BalasHapusWah... barokah dan rezeky anak. Jadi tambah pingin cepet-cepet nikah (tapi sama saapa ya) terus punya anak...
BalasHapusTapi kalau di kota saya mbak, kalau ditilang polisi yang diambil itu STNK/SIMnya. Terus disidang. Kecuali gak bawa surat-surat tersebut...
Salam kenal :)
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging