Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam. Tema minggu ini ialah DUA SISI
Tak pernah terbayangkan sediktpun dalam benakku akan terdaftar sebagai salah seorang mahasiswi manis (ehm....) di Fakultas Bahasa dan Sastra Inggris salah satu PTS di Makassar. Saya yang sejak sekolah di SMEA dan kemudian jatuh cinta pada pandangan pertama dengan mata pelajaran AKUNTANSI sebelumnya telah dua kali "nembak" akuntansi UNHAS namun semua berakhir dengan patah hati.
Keadaan ekonomi keluarga saat itu tidak memungkinkan saya untuk melanjutkan kuliah di PTS. Meski sempat down tapi saya tak mau larut terlalu lama. Saya pun telah siap menerima takdir "hanya sebagai seorang lulusan SMEA".
Namun dengan izin Allah saya tak menjalani takdir sebagai lulusan SMEA doang. Saya pun menjalani takdir lainnya. Takdir sebagai mahasiswi sastra.
Singkat cerita saya telah masuk ke dunia yang tak terbayangkan sebelumnya. Menjalani hari baru sebagai mahasiswi baru. Alhamdulillah, meski bukan impian namun nyatanya saya bisa mengikuti semua mata kuliah dengan baik. Alhasil setiap selesai ujian, namaku seringkali dihadiahi nilai A yang terpampang di papan pengumuman.
"Hebat Kamu, pasti cita-citamu guru atau paling tidak sastrawan dan sejenisnya. iya kan ?" tanya salah seorang kawanku yang selama ini paling rajin menginfokan nilai yang berhasil kuperoleh.
"Aku ingin jadi akuntan. PUAS....." jawabku sadis.
Di semester awal aku memang belum bisa sepenuhnya menerima takdir baruku. Tentu saja kawan itu bengong dengan jawabanku. Mungkin dia pikir saya abis makan kedondong, abis gak nyambung dong.....
Salah seorang sahabatku waktu zaman SMEA pernah mengunjungiku. Dia sempat menangis waktu tahu saya masuk di sastra padahal selama ini saya adalah tempatnya bertanya soal akuntansi. Dia juga tahu betapa dalamnya rasa cintaku pada akuntansi. Tentunya dia tahu betapa sakitnya hatiku waktu itu.
Sementara, dia sendiri malah berhasil masuk ke akuntansi UNM. Padahal dia merasa tidak bakat di sana. Dia sedih selain tahu akan hatiku yang patah, ia juga merasa tak ada lagi tempatnya bertanya tentang akuntansi nantinya.
Sementara, dia sendiri malah berhasil masuk ke akuntansi UNM. Padahal dia merasa tidak bakat di sana. Dia sedih selain tahu akan hatiku yang patah, ia juga merasa tak ada lagi tempatnya bertanya tentang akuntansi nantinya.
Alhamdulillah, ala kulli hal. Masa kuliah saya jalani dengan baik dan berhasil meraih gelar sarjana tepat waktu. Seiring waktu, saya pun telah melupakan cita-citaku. Satu hal yang saya jadikan pelajaran ialah tak selamanya apa yang kita inginkan itulah yang harus kita dapatkan. Saya percaya inilah yang terbaik untukku. INILAH JALANKU.............
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging