Terbangun di hari pertama di 2014. Buka toko sekitar pukul 7.15. Hm, matahari sudah sejak tadi menyapa langit Buakana dan seluruh Indonesia bagian tengah. Biasanya jam segini jalanan di depan rumah sudah ramai oleh ocehan para ibu yang melanglang buana menyusuri jalanan demi menghidangkan sarapan pagi buat keluarga tercinta. Biasanya juga jalanan di depan rumah sudah ramai oleh teriakan penjual sayur, penjual roti keliling atau penjual bubur kacang ijo.
Namun hingga pukul 8 pagi, suasana masih tetap lengang. Waduh, ke mana para penduduk kampung ini? Rasanya seperti kampung mati. Tanpa aktivitas di pagi hari.
pemandangan dari sisi kiri rumahku |
pemandangan dari sisi kanan rumahku |
Entah semalam mereka berpesta hingga pukul berapa. Mungkin subuh hari baru mereka yang tertidur. Yang jelas saya dan anak-anak telah lelap dikisaran jam 10 malam. Di rentang waktu itu kami masih sempat merasakan hiruk pikuk tetangga ruko yang mengadakan hajatan tahun baru dengan mengundang para tetangga, bikin acara bakar ikan, goreng bakkara. (malah kami sempat dikirimi sepiring bakkara goreng panas). Kuping kami dikilik-kilik dengan suara cempreng plus sumbang para biduan dan biduanita yang asyik karokean (atau teriak?). Meski demikian ada juga untungnya, toko kami jadi ramai, hehehe....
Semalam memang sempat saya terbangun gara-gara dentuman petasan. Tapi setelahnya kembali melanjutkan istirahat malam mengikuti jejak anak-anakku yang masih asyik dengan tidur malamnya.
Melihat suasana sunyi senyap tersebut entah mengapa saya langsung teringat dengan film Apocalypto. Bagaimana dengan mudahnya penduduk kampung diserang musuh karena semalaman habis berpesta pora. Di pagi hari musuh dapat masuk dengan mudah karena penduduknya masih terlelap sehingga boleh dibilang mereka masuk tanpa perlawanan.
Tapi hai, apa hubungannya dengan film tersebut. Bukankah negara kita aman? terlelap sampai jam berapapun
tak akan ada musuh yang datang menyerang. Lagipula zaman kita berbeda. Di film tersebut masih zaman primitif sementara sekarang sudah modern. Tentu saja musuh tak bisa seenaknya dan segampang itu menyerang kita.
Meski demikian tetap seram aja melihat kampung mendadak sunyi. Rasanya hati ini baru lega ketika seorang perempuan muda memasuki tokoku dan membeli sabun cuci.
"Tidur jam berapa semalam?" tanyaku mencoba basa-basi. Ia adalah salah seorang penghuni ruko sebelah yang semamalam mengadakan hajatan.
"Jam 10 tidur ma," jawabnya
"Lho,...."
"Saya tidak ikutan acara tahun baru semalam. Ndak ada gunanya, mending tidur" ucapnya membalas tanyaku yang tak sempat terucap.
Subhanallah, seorang remaja yang sehari-hari berpakaian casual plus dengan tampang lumayan manis mengatakan hal demikian. Rasanya sesuatu banget. Teringat remaja-remaja seusianya yang menghabiskan malam dengan banyak melakukan kemubasyiran.
"Kamu remaja langka, Dik." ucapku ketika kami bertemu lagi di halaman belakang. Saya membersihkan halaman belakang sedang ia menjemur pakaiannya.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging