Mamaku Inspirasiku

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Sabtu, April 27, 2013

 Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.

Mamaku hanyalah seorang perempuan biasa. Seorang perempuan cerdas yang terpaksa menguburkan cita-citanya tatkala harus menuruti keinginan kedua orang tuanya untuk segera menikah. Ya, di usia sekitar 15 tahun, saat masih duduk di bangku SMP, mama menjadi pengantin dan menikah dengan bapak. Semuanya berlangsung di tahun 1972.


Dua tahun kemudian lahirlah anak pertama mereka. Seorang anak perempuan yang cantik dan imut. Itulah saya, hehehe....Berturut-turut selang setiap dua tahun lahirlah anak kedua, ketiga dan seterusnya hingga yang kesembilan. 

Qadarallah, ketika adik bungsuku baru berumur satu bulan, Allah menakdirkan kami menjadi anak yatim. Rasanya sangat sulit menerima semua itu. Saat saya masih remaja, kelas 2 SMA, harus kehilangan Bapak. Kepala keluarga sekaligus pelindung kami selama ini.

Kepergian Bapak yang  mendadak, membuat Mama sangat terpukul. Masih tergambar jelas bagaimana saat itu Mama hanya bisa menangis dan terduduk lemas tak tahu harus berbuat apa. Melihat semua itu, rasa tanggung jawab sebagai anak sulung membuatku segera mengambil kendali. Atas saran tetangga, aku kemudian membawa adik-adikku yang masih kecil untuk beristirahat di rumah salah seorang tetangga karena saat itu rumah kami sangat ramai sehingga adik-adik bingung dan sedikit ketakutan dengan kesibukan dan keramaian yang terjadi.

Setelah kepergian Bapak, maka kini Mama menjadi single parent. Tentu saja bukan hal yang mudah menjadi ibu sekaligus bapak bagi sembilan anak yang masih kecil-kecil.   Alhamdulillah, Mama berhasil melewati semua itu. Kini anak-anaknya sudah besar. Malah si bungsu hari ini akan diwisuda setelah menyelesaikan studi s 1 nya di bidang hukum Universitas Muslim Indonesia.

si bungsu Sarjana Hukum
 
undangan wisuda



Kini, kami sembilan bersaudara telah besar bahkan sebagian telah menjadi orang tua. Ibu kini telah memiliki 17 orang cucu. 5 orang cucu dariku, 3 dari anak kedua, 8 cucu dari anak keempat serta 1 cucu dari anak keenam. 
4 anakku minus si kecil
3 cucu dari anak kedua
minus 2 yg kecil
cucu dari anak keenam

Setelah menjadi orangtua, saya pun baru menyadari sepenuhnya betapa mengagumkannya sosok mamaku. Membesarkan 9 orang anak seorang diri bukanlah hal yang mudah, banyak air mata, pengharapan serta pengorbanan selama kurung waktu itu.

Dengan menyadari kehebatan Mama itulah yang membuatku senantiasa menjadikan mama sebagai patokanku, sebagai ukuranku maupun sebagai inspirasiku. Setiap kali kelelahan maupun kewalahan menghadapi tingkah laku kelima anakku maka aku segera menghadirkan sosok Mama untuk kembali menguatkanku.

"Lihat, mama bisa membesarkan kesembilan anaknya seorang diri masa kamu baru menghadapi 5 anak sudah menyerah...." demikian motivasi yang selalu kuhadirkan.

Kini aku semakin  menyadari ternyata Mamaku bukanlah perempuan biasa. Mamaku adalah perempuan yang luar biasa. I love you, Mom....

 
My Mom



















  • Share:

You Might Also Like

4 Comments

  1. luar biasanya mama...semoga selalu disehatkan badannya :)

    BalasHapus
  2. salam sayang untuk mamanya kk ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih,nanti saya sampaikan. titip salam juga buat mamanya ya...

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging