Waktu belum menunjukkan
pukul sembilan pagi ketika saya dan kedua putri kecilku tiba di Hotel Grand
Clarion and Convention yang berada di Jalan Pettarani Makassar. Sesaat saya
bingung karena di lokasi yang sama ternyata ada dua acara yang berbeda. Hampir saja
saya ikut masuk dalam antrian yang cukup panjang, untungnya nalar saya bekerja,
“hm, kayaknya gak mungkin deh pesertanya sudah sebanyak itu sementara saat ini
jam belum juga menunjukkan pukul Sembilan, waktu yang tertera di undangan”
Benar dugaan saya, tak
jauh dari antrian tersebut berdiri sebuah palang kecil bertuliskan “Montessory
School”. Hm, mungkin acara perpisahan sekolah tersebut, pikirku lagi.
“Ummi, yang itue acara
Senyum Bunda” celutuk Nusaibah, putriku yang duduk di kelas 3 sd.
Nusaibah benar. Di
bagian depan ruang sebelah terdapat spanduk acara. Bertiga kami pun bergegas ke
tempat tersebut dan meninggalkan tempat yang hampir saja kami salah masuk.
“Silahkan registrasi
dulu, Bu…” dengan ramah salah seorang panitia acara menyambutku.
“Oh, Ibu Haeriah ya?
Ini namanya ada di nomor 201…” Mba Rara, salah seorang karyawan OCBC Bank yang
dua hari lalu mendatangiku di rumah untuk mendataku sebagai peserta buru-buru
mendatangiku.
Dengan cepat, saya
melewati meja registrasi. Ketika akan memasuki tempat acara, kedua putriku
ditawari bermain di kids corner. Anakku yang doyan main tentu saja tidak
melewatkan tawaran tersebut. Keduanya langsung menuju kids corner dan
“tenggelam” di sana.
Melihat keduanya
anteng, saya pun memasuki tempat acara. Sebelumnya saya berpesan pada kedua
putriku untuk tidak meninggalkan tempat mereka sebelum saya datang menemuinya
keduanya.
kids' corner |
“Jangan pergi kemana-mana dan ikut dengan
siapa-siapa, ya…” pesanku. Keduanya mengangguk tanda mengerti. Saya pun
melangkah dengan tenang. Sebelumnya take
a picture dulu. Jepret….
Suasana ketika saya masuk ruangan |
“Assalamu alaikum,
boleh duduk sini, Bu….” Sapaku pada tiga orang ibu. Masih ada lima kursi kosong
di sebelah mereka.
Dengan ramah mereka
mempersilahkan. Saya pun mengambil tempat yang nyaman sembari menunggu acara
dimulai. Saat itu saya membuka hp untuk melihat jam. “Hm, pukul 8.58 menit”
Hampir satu jam saya
harus menunggu sebelum MC yang ditunggu-tunggu hadir dan membuka acara. Saat
itu, saya kembali melirik jam di hp, “pukul 10.15”
Sang MC, Andrew Malvino
(mudah-mudahan tidak salah) kemudian menyapa para peserta. Setelah itu, ia
menjelaskan event Cermin Bunda yang
ternyata merupakan kota kedua
diadakannya acara serupa. Masing-masing kota yang mengadakan event ini ialah
Medan, Makassar dan akan berakhir di Surabaya. Tak lupa MC menjelaskan sepintas
akan tabloid Mom and Kiddies yang merupakan salah satu penyelenggara acara ini
serta OCBC Bank, lengkap dengan event-event yang digelar bank tersebut.
Dan…..acara yang sudah
sangat saya tunggu-tunggu dari tadi tiba juga. Di jam 10.45, mba Tika Bisono
pun terlihat menaiki panggung. Usai berbasa-basi dengan menyapa para peserta
talkshow, mba Tika pun memulai acara yang sudah ditunggu dari tadi.
Akhirnya mba Tika Bisono pun naik ke panggung |
Dengan gaya khasnya
(kata salah seorang panitia, saat saya tanyakan mengapa tak ada kursi di atas
panggung sebagaimana acara talkshow pada umumnya), mba Tika pun berjalan
mendatangi meja-meja peserta sembari membawakan materi talkshow yang berjudul
“Edukasi Seks Untuk Anak di Era Digital”
“Saya paling sebal
dengan gaya bertepuk tangannya orang Indonesia….” Mba Tika memprotes tepuk
tangan yang diberikan peserta. Gaya tepuk tangan yang terlihat malas-malasan
dengan raut wajah yang terkesan tidak ikhlas.
Mba Tika kemudian
memberikan tips tepuk tangan yang baik…
1.
Spontan dan full
2.
Memperlihatkan wajah yang berseri-seri
3.
Mulutnya berbunyi (yeah, ouwh, dsb)
Mencontohkan gaya bertepuk tangan Orang Indonesia |
“No execuse…” ucap Mba Tika menanggapi keluhan
orang tua bekerja yang kerepotan mendidik anak.
“Siapa suruh punya
anak. Kalau tidak mau repot jangan punya anak, jangan menikah…” ucapnya pedas.
Mba Tika mengkritisi
pola asuh sebagian orang tua yang maunya serba instant. Tuntutan kerja yang full time, hanya menyisakan waktu
sekadar merebahkan badan saat tiba di rumah, membuat orang tua kemudian tak ada
waktu untuk bersama anak. Urusan pendidikan anak diserahkan pada orang lain.
Ada juga orang tua yang
memberikan gadget mahal kepada anak-anaknya yang masih kecil. Akibatnya, orang
tua tersebut sering menjerit-jerit ketika anaknya berlarian sembari
membawa-bawa gadget mahal tersebut. Padahal di mata anak-anak kecil itu, mereka
tahunya gadget tersebut adalah mainan. Jangan heran kalau kemudian gadget
tersebut bisa saja dibanting, dilempar, diduduki bahkan dipipisi, hihihi….
Di tempat yang lain,
ada orang tua yang merasa tenang ketika tahu anak-anaknya anteng berada di
kamar. Mereka pikir tempat teraman bagi anak adalah di rumah, di kamarnya.
Berbagai tips kemudian disebutkan psikolog yang juga bisa bernyanyi ini. Ia pun memberi contoh keseharian yang diterapkan dalam keluarganya. Bahwa begitu tiba di rumah, semua gadget dilepaskan dan disimpan di area publik. Jadi benda-benda tersebut tidak dibawa ke kamar, termasuk benda lain seperti tv ataupun telepon. Tak jarang, ia ikut bermain game bersama anak-anaknya meski sebenarnya gak ngerti aturan game tersebut. Hal ini penting untuk merasakan mengapa anak betah dengan mainan tersebut.
Mba Tika juga memaparkan pentingnya membatasi penggunaan gadget bagi anak. Jadi anak jangan dibiarkan seenaknya memainkan gadget namun juga jangan sama sekali dilarang. Karena bagaimanapun gadget hanyalah sebuah tekhnologi, sebuah alat yang salah satu fungsinya sebagai komunikator. Sementara sebaik-baiknya komunikator adalah manusia.
Gaya Mba Tika Menyampaikan Materi |
Sayangnya waktu yang
harus berhenti di pukul 12 siang, membuat mba Tika terpaksa terburu-buru
menjelaskan slide yang diperlihatkan satu persatu pada peserta. Mba Tika juga menyesalkan
pihak panitia yang tidak menyiapkan materi untuk peserta. Sebagai solusinya,
Mba Tika mempersilahkan para peserta untuk meminta materi di alamat email yang di ada di salah satu
slide.
Alamat email Tika Bisono |
Sesi tanya jawab yang
kemudian diadakan usia mba Tika memaparkan materinya juga berlangsung sangat
cepat. Hanya dua peserta yang diberi kesempatan bertanya. Padahal tema yang
diusung sangat up to date yang
tentunya banyak menimbulkan pertanyaan. Sayang sekali memang.
Setelah talk show
selesai, saya pikir acara akan berakhir namun rupanya pihak panitia masih
mempunyai agenda-agenda lainnya. Terus terang saya sudah tidak bersemangat
mengikuti acara selanjutnya karena terus terang keikutsertaan saya dalam acara
ini semata-mata untuk mengikuti acara talkshow dan melihat sendiri mba Tika
Bisono yang namanya sudah kuakrabi sejak saya masih SMA.
Untungnya setelah acara, peserta dijamu makanan ala hotel berbintang. Hm nyummi... Dan, ternyata saya gak sendiri di acara ini, dua jawara blogger Makassar, Mugniar dan Aidha juga hadir di acara ini. Sayangnya kita tidak bisa berlama-lama ngobrol karena usai makan saya harus segera ke sekolah Nusaibah untuk mengambil raport. Gal enak sama wali kelasnya karena udah telat banget. Hm, next time kita kopdaran plus ngobrol panjang ya....
Dan....bertiga dengan anakku, kami pun meninggalkan tempat acara. Semoga di lain kali acara seperti ini digelar lagi dan waktunya lebih panjang lagi.
Dan....bertiga dengan anakku, kami pun meninggalkan tempat acara. Semoga di lain kali acara seperti ini digelar lagi dan waktunya lebih panjang lagi.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging