Haeriah Syamsuddin
(IRT dengan 5 anak dan
penulis buku “Tiket Ke Surga, 1001 Amalan Ringan Berpahala Besar Bagi
Perempuan”)
“Sarjana kok di rumah aja, apa tidak sayang
dengan ijazahnya…”
“Kamu kan cerdas, lulus
dengan cum laude, masa cuma jadi IRT, sih…”
Komentar-komentar di
atas sering kita dengarkan ketika ada seorang wanita yang memilih menjadi IRT.
Mereka menyayangkan pilihan tersebut.
Terlebih ketika selama dalam masa pendidikannya, wanita tersebut memiliki segudang prestasi
akademik.
IRT seperti sebuah
pilihan yang tidak popular, jika tidak
ingin dikatakan sebagai profesi yang dipandang sebelah mata. Yang lebih parah, tidak sedikit yang menilai
profesi IRT sebagai sebuah
kemunduran. Dengan beralasan kalau sekarang
zaman modern maka sudah saatnya para
wanita menunjukkan eksistensi dirinya. Sudah saatnya wanita tidak hanya
berkutat seputaran dapur,sumur, kasur. Sudah saatnya wanita menunjukkan pada
dunia bahwa mereka tidak kalah dengan kaum lelaki. Sudah saatnya wanita tidak lagi
bergantung kepada kaum lelaki.
Dengan beragam alasan
tersebut, kini semakin banyak wanita yang berbondong-bondong meninggalkan
rumahnya. Demi untuk sebuah prestise dan prestasi mereka ikut membangun karier
di luar rumah. Bersaing dengan para lelaki atas nama emansipasi.
Mendulang Pahala IRT
“Hendaklah kalian
(para istri) tetap di rumah kalian”
demikian arti penggalan Surah Al Ahzab ayat 33. Ayat ini menganjurkan para wanita, khususnya para istri, agar senantiasa
berada di rumahnya sendiri. Dengan kata lain, tempat terbaik bagi seorang
wanita ialah berada di dalam rumahnya. Dan sebagai seorang muslim yang baik,
tentunya kita yakin dan percaya bahwa tidaklah Allah menurunkan perintah maupun
anjuran kecuali ada banyak hikmah dibaliknya.
Seorang
IRT memang akan lebih banyak menghabiskan waktunya di
dalam rumah. Rumah adalah istana kecilnya. Rumah adalah tempatnya berkarier.
Rumah adalah pelindung sekaligus hijab baginya. Rumah adalah tempatnya
menghasilkan generasi terbaik ummat. Dan dari dalam rumahlah dibangun sebuah
keluarga yang bertujuan mencapai jannah.
Bersatu dalam satu ikatan kekeluargaan bukan hanya di dunia namun hingga
di akhirat kelak.
Seorang
IRT akan dapat lebih fokus mengelola keluarganya. Ia tidak perlu disibukkan
dengan urusan mencari nafkah, persaingan antar teman sekerja, atau menghadapi
tuntutan pekerjaan yang terkadang melampaui batas kemampuan, sebagaimana yang
biasa dihadapi para wanita karier.
Seorang IRT juga akan terhindar dari pergaulan
yang tidak sehat di luar rumah sehingga ia dapat lebih terjaga dari fitnah dan pengaruh buruknya. Diantara akibat buruk itu
ialah perselingkuhan, sebagaimana yang saat ini sedang marak terjadi. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi
wa sallam bersabda: “Sesungguhnya
perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan
perempuan yang paling dekat dengan Allah adalah ketika dia berada di dalam
rumahnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi).
Seorang
IRT yang menitikberatkan focus pada rumah tangganya akan lebih mudah qanaah, menerima keadaan suami apa adanya, serta ridha
dengan pemberiannya meski sedikit. Kesetiaan serta cintanya pada suami juga
dapat lebih terjaga dan terpelihara.
Seorang IRT juga mempunyai lebih banyak waktu untuk dirinya
sendiri. Waktu ini dapat dipergunakan untuk menuntut ilmu agama sehingga ia semakin
tahu akan hak dan kewajibannya. Atau ia juga dapat mengembangkan minat
serta bakat yang ada padanya tanpa perlu keluar rumah. Menulis, misalnya. Fenomena
IRT yang menjadi penulis kini semakin marak. Kegiatan ini dapat dilakukan di
sela-sela kesibukan utamanya, mengurus rumah tangga. Untuk itu tulislah hal-hal
yang baik dan bermanfaat untuk umat. Lakukanlah hal ini dengan niat untuk berdakwah.
Keberadaan
IRT juga akan membawa kebaikan bagi suaminya. Suami akan lebih tenang bekerja
dan mencari nafkah. Suami juga dapat lebih fokus dan bersemangat membina
kariernya tanpa dihantui berbagai kekhawatiran akan istri maupun anak-anaknya.
Keadaan ini akan membuat suami ridha dan semakin mencintai istrinya. Maka berbahagialah wanita yang berada dalam keadaan seperti ini.
Dari
Ummu Salamah radhiallahu anha, ia berkata Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam
bersabda: “Wanita (istri) mana saja yang
meninggal dalam keadaan suaminya ridha padanya niscaya ia akan masuk surga” (HR
Tirmidzi)
Seorang
IRT juga akan membawa kebaikan bagi anak-anak. Seorang ibu adalah madrasah
pertama bagi anak-anaknya. Pembentukan kepribadian seorang anak banyak
ditentukan oleh sejauh mana seorang ibu mengambil peranan. Untuk itu dibutuhkan
intensitas hubungan yang lebih banyak antara ibu dengan anak-anaknya.
Lihatlah,
betapa saat ini banyak anak yang tidak merasa betah di rumahnya sendiri.
Padahal rumah mereka tergolong mewah serta lengkap dengan segala fasilitas
terbaru. Namun karena tak ada kehadiran serta kasih sayang dari kedua orang
tua, utamanya ibu, maka mereka lebih memilih menghabiskan waktu di luar sana.
Berkumpul bersama teman-teman yang justru tak jarang malah menjerumuskannya ke
lembah maksiyat. Naudzubillah.
Karenanya
seorang IRT harus lebih memperhatikan pendidikan anak-anaknya,
utamanya pendidikan agama. Bayangkan, kita sebagai orang tua turut mendapatkan
pahala dalam setiap lantunan ayat suci Alqur’an yang mengalir dari mulut mereka
karena orang tuanyalah yang mengajarkan
membaca Alqur’an, ilmu-ilmu agama
serta adab-adab islami. Bukankah anak adalah investasi dunia akhirat bagi kedua
orang tuanya. Setiap kebaikan yang diajarkan akan mendapat balasan-Nya. Bahkan
balasan itu akan terus mengalir meski kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
Dengan
menyadari akan banyaknya keutamaan seorang IRT maka sudah sepantasnya seorang
wanita yang memilih profesi tersebut tidak lagi berkecil hati. Sebaliknya,
malah merasa bangga, mulia dan bahagia menjalani kehidupan sebagai seorang Ibu
Rumah Tangga. Ya, sesungguhnya
IRT adalah sebuah profesi dengan banyak kemuliaan dan keutamaan, baik itu bagi
wanita yang bersangkutan, keluarga, masyarakat di sekitarnya bahkan pada dunia.
(Dimuat pada Majalah Sedekah Plus Edisi Februari 2015)
Sumber :
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging