Jumpa Mail and Mei Mei di pintu masuk |
Pagi ini kami sepakat untuk mengunjungi
Karnival Upin Ipin yang diadakan di Stadium Titiwangsa, Kuala Lumpur.
Sebenarnya ada kekhawatiran tersendiri karena berdasarkan pengalaman yang lalu,
kami selalu nyasar bila telah berada di Kuala Lumpur. Padahal sudah
berkali-kali ke sana.
Tapi pagi ini yang membuat kami lebih optimis
bahwa kali ini kami takkan nyasar ialah kami berbekal GPS. Dengan fasilitas
penunjuk arah itu, kami yakin dan berdo'a agar kali ini kami tak lagi nyasar.
Menurut benda tersebut, jarak dari tempat tinggal ke tujuan berkisar sekitar 45
menit.
Perjalanan yang dimulai sekitar pukul 11.30 itu
mulanya perjalanan berjalan lancar. Suami yang menjadi driver telah hafal jalan
menuju KL karenanya GPS belum diaktifkan. Setelah tiba di depan gedung Tabung
Haji, barulah suami mengaktifkan benda tersebut. Dalam layar berukuran tujuh
inci itu kami ditunjukkan arah menuju Stadium yang akan kami tuju.
Qadarallah, tak lama kemudian si kecil,
Khaulah, mengacaukan sistem GPS yang sedang berada ditanganku. Sementara aku
yang gaptek hanya bisa bengong melihat jalur-jalur jalan yang ada ditanganku.
Akibatnya, aku tak tahu harus memilih jalan
yang mana ketika suami bertemu dengan persimpangan di depan. Karena jalan di
Kuala Lumpur tidak seperti di Indonesia yang bisa berhenti maupun berbelok
seenaknya maka tak ada jalan lain selain suami terus memacu mobil sambil
mencari tempat yang memungkinkan untuk menghentikan kendaraan sejenak.
"Ya ampun kita sudah terlalu
jauh....." cetus suami usai mengembalikan fungsi GPS
seperti semula. Tak ada jalan lain, suami harus kembali memacu mobil sampai
tikungan yang paling dekat kemudian berbalik arah.
Alhamdulillah, hampir jam 14 saat kami tiba di Taman Titiwangsa. Masya Allah, ternyata Taman Titiwangsa itu sebuah taman yang sangat luas yang di tengahnya terdapat sebuah danau. Kami pun langsung mencari stadium, tempat acara karnival itu berlangsung.
Alhamdulillah, hampir jam 14 saat kami tiba di Taman Titiwangsa. Masya Allah, ternyata Taman Titiwangsa itu sebuah taman yang sangat luas yang di tengahnya terdapat sebuah danau. Kami pun langsung mencari stadium, tempat acara karnival itu berlangsung.
Akhirnya ketemu stadium yang dicari |
Usai mengelilingi semua stand yang ada di
stadium tersebut, tiba-tiba aku tertarik dengan lomba mewarnai untuk anak yang
diadakan salah satu stand. Segera ku"sodorkan" Nunu dan Khaulah untuk
ikut. Mereka tak menolak karena keduanya memang sangat suka menggambar dan
mewarnai.
Khaulah Qani'ah in |
Nusaibah Atsariyah looking inspiration |
Jadilah, aku menunggui kedua anak tersebut.
Usai mewarnai, kami pun bergegas mencari surau tuk menunaikan kewajiban.
Ups,ternyata suraunya berada di lantai tiga. Ya, udah meski kaki udah
pegal-pegal dipaksakan aja buat naik.
Sumber gambar di sini |
Setelah puas mengelilingi aneka stand yang ada
di dalam stadium, kami pun bergegas mencari tempat strategis untuk mengisi
perut. Maklum jam makan siang udah lewat. Berbekal nasi yang kubawa dari rumah,
aku pun mencari penjual lauk yang banyak membuka stand di depan stadium. Aku pun
membeli otak-otak serta tahu sambal pedas. Pengennya sih beli ayam, tapi
berhubung aku masih enek tiap kali melihat ayam jadinya batal deh.
Usai makan, anak2 bermain di pinggir tasik |
Setelah kenyang, sebelum pulang, kami pun
berencana berkeliling taman sembari menuju tempat parkiran kendaraan. Rupanya
di taman itu tadinya ada jamuan pernikahan. Berhubung pelaminannya belum
dibongkar, iseng-iseng anak-anak mengambil gambar di pelaminan tersebut.
Sayangnya Khaulah menolak berfoto di sana. Malu.....Halah...........
Numpang gaya di pelaminan |
Masya Allah, pemandangan di area Taman
Titiwangsa benar-benar mengangumkan. Betah rasanya berlama-lama di sana.
keempat permata hatiku in action di pinggir tasik |
Akhirnya langkah kaki kami tiba juga di area
parkiran. Itu berarti kami akan segera meninggalkan taman yang sangat
menyenangkan ini. Saat itu kembali kami diliputi was-was. Akankah kami tiba
kembali ke flat nyaman kami di Kajang tanpa hambatan?
Ups....tepat seperti dugaanku, kami kembali
nyasar. Sebelum menemukan jalan pulang kami nyasar masuk ke terowongan KLCC
Park (tempat ini masih menyisakan trauma bagiku karena pernah nyasar juga di
tempat ini). Rasanya seperti mengulang kesalahan yang sama, kami mutar-mutar di
parkiran sebelum bisa keluar dari terowongan tersebut.
Alhamdulillah, begitu berhasil
keluar kami langsung menemukan jalan pulang. Ujung terowongan ternyata langsung
mengarah ke jalan Tun Abdur Razak, jalan yang cukup dikuasai suami. Setelah itu
perjalanan pulang kami pun berjalan mulus. Alhamdulillah......
3 Comments
hayyah, nyasar hehe
BalasHapusdisana gak bisa berhenti sembarangan ya? keren donk. berarti memang harus hati2 biar gak kebablasan jauh xixi
tapi kan terobati dengan pemandangan disana ya :D
ummu tinggal disana kah?
lita alifah
terima kasih dah berkunjung...
Hapusiya mba, disini gak bisa berhenti dan belok sembarangan. makanya kalau lagi di jalan, saya suka stress gara2 takut nyasar. Kalau melihat fasilitas public seperti taman2 kota saya suka iri lho dengan Malaysia. Sering kepikiran kapan ya negeri kita memanjakan penduduknya seperti itu.
Alhamdulillah, udah dua tahun lebih di Malaysia.
wahhh jadi kepengen kesana nih umm, tapi ngapain ya disana. ada lowongan kerja gak disana xixi :D
Hapuslita alifah
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging