Kamis, Desember 21, 2023

7 Tips Pernikahan Langgeng

 

Alhamdulillah, 17 Desember 2023 kemarin merupakan wedding anniversary kami yang ke-25 tahun. Alhamdulillah, sudah masuk kategori tahun perak. Tentu saja, tidak ada acara khusus untuk memperingatinya. Cukuplah dengan banyak-banyak bersyukur karena telah diberi nikmat mahligai rumah tangga yang telah terjalin selama setengah abad.  

Pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh liku dan tantangan. Ketika pasangan pertama kali mengucapkan janji pernikahan, semangat dan cinta yang menyala-nyala sering kali menjadi pendorong utama. 

Namun, seiring berjalannya waktu, bagaimana cara menjaga api cinta tetap menyala? Inilah pertanyaan yang seringkali menghantui banyak pasangan yang telah menikah. Artikel ini akan membahas beberapa strategi yang dapat membantu pasangan menjaga kehangatan hubungan mereka dalam jangka panjang.

1. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Salah satu fondasi kuat dalam setiap hubungan adalah komunikasi yang baik. Dalam pernikahan, komunikasi bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan dengan penuh perhatian. Pasangan harus merasa nyaman untuk berbagi perasaan, harapan, dan impian mereka. Komunikasi yang terbuka dan jujur membantu mencegah munculnya ketidakpahaman dan menguatkan ikatan emosional antara suami dan istri.

Baca Juga: Ketika Cinta Itu Hanya Sampai di Sini

2. Waktu Khusus Bersama



Dalam kehidupan yang sibuk, seringkali sulit untuk meluangkan waktu khusus bersama. Namun, menjaga hubungan tetap hidup memerlukan investasi waktu dan perhatian. Pasangan dapat membuat jadwal rutin untuk berkumpul, baik itu untuk kencan malam, liburan singkat, atau hanya waktu berkualitas di rumah. Waktu khusus bersama membantu pasangan untuk terhubung secara lebih dalam dan menciptakan kenangan indah.

3. Menjaga Romantisme dalam Rutinitas Harian

Rutinitas sehari-hari dapat membuat romantisme memudar seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk tetap kreatif dalam menjaga api cinta. Pasangan dapat memberikan kejutan kecil, seperti menciptakan malam kencan di rumah, mengirim pesan romantis, atau sekadar mengungkapkan rasa terima kasih satu sama lain. Tindakan-tindakan kecil ini memperkuat ikatan emosional dan merawat romantisme dalam hubungan.

4. Menghargai Perbedaan dan Kehidupan Pribadi

Dalam pernikahan, tidak mungkin untuk selalu setuju dalam setiap hal. Penting bagi pasangan untuk menghargai perbedaan dan memberikan ruang untuk kehidupan pribadi masing-masing. Pasangan yang bahagia memahami bahwa mereka adalah individu yang unik dengan minat, impian, dan kebutuhan sendiri. Memberikan dukungan dan memahami perbedaan membantu menciptakan lingkungan pernikahan yang sehat.

5. Berkembang Bersama

Penting untuk selalu tumbuh bersama sebagai pasangan. Setiap fase kehidupan membawa tantangan baru, dan pasangan yang sukses adalah mereka yang dapat menavigasi perubahan bersama-sama. Menciptakan tujuan bersama, merencanakan masa depan, dan terus mendukung pertumbuhan pribadi masing-masing menjadi kunci untuk menjaga hubungan tetap dinamis dan menarik.

6. Humor Sebagai Pengikat

Humor adalah bahan bakar penting untuk menjaga kebahagiaan dalam pernikahan. Menghadapi tekanan hidup dengan senyum dan tawa membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan atmosfer yang positif. Pasangan dapat menciptakan kenangan lucu bersama atau sekadar menertawakan kejadian sehari-hari. Humor menjadi pengikat yang kuat dalam menghadapi situasi sulit.

7. Mendukung dalam Kesulitan


Tantangan hidup dapat menjadi ujian sejati bagi pernikahan. Pasangan yang kuat tidak hanya merayakan kebahagiaan bersama, tetapi juga saling mendukung dalam kesulitan. Ketika satu pasangan menghadapi tantangan, yang lainnya adalah sandaran yang kuat. Bersama-sama mengatasi kesulitan memperkuat ikatan emosional dan menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya tentang momen-momen bahagia, tetapi juga tentang menghadapi cobaan bersama.

Baca Juga: Me Time ala Ibu Rumah Tangga

Menjaga api cinta tetap menyala dalam pernikahan membutuhkan usaha dan komitmen dari kedua belah pihak. Komunikasi yang baik, waktu bersama, romantisme, penghargaan terhadap perbedaan, pertumbuhan bersama, humor, dan dukungan dalam kesulitan adalah unsur-unsur kunci untuk menciptakan pernikahan yang bahagia dan berlangsung dalam jangka panjang. Dengan melibatkan diri dalam upaya bersama, pasangan dapat menikmati keintiman dan kebahagiaan sepanjang perjalanan hidup mereka bersama.

Sabtu, Desember 16, 2023

Ketika Para Pebisnis Menulis

 


Apa jadinya ketika para  pebisnis  menulis dan membuat buku? Tentu saja ... hasilnya luar biasa. Mengapa demikian? Tentu saja, akan banyak rahasia sukses yang bisa dibagi dan menjadi tuntunan atau pedoman bagi para pembacanya.

Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan menjadi editor untuk tiga buku yang ditulis oleh para pebisnis. Mereka adalah ZAN ABDULLAH, BUNDA KEISHA,  VERAWATI TEJASUKMANA PUTRI, dan MARIA SOERJANTI. Masing-masing mereka adalah praktisi bisnis media sosial, konten kreator,  seorang crafter, dan  praktisi asuransi.


CONTACT

 

Selamat Datang!


Blog haeriahsyam.com merupakan blog personal yang ditulis dan disunting oleh Haeriah Syamsuddin. Blog ini memuat  artikel seputar gaya hidup atau lifestyle, pengasuhan atau parentingtraveling, literasi, kuliner, serta kesehatan atau health.

Semua postingan di blog ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, pendapat para ahli, serta berasal dari sumber-sumber yang jelas dan tepercaya.

Blog ini juga menerima kerja sama berupa content placementreview produk, dan sejenisnya maupun kerja sama di bidang literasi, seperti ghost writer maupun editing.

Sekiranya ada yang ingin ditanyakan atau ingin melakukan penawaran seputar kerja sama, bisa langsung menghubungi Haeriah Syamsuddin melalui alamat email: riasyam@gmail.com

 

Salam Hangat.

Rabu, Desember 06, 2023

Satu Kisah Tentang Verni

 

Alhamdulillah, sampai di titik ini saya masih tetap bergelut di dunia tulis-menulis. Meski kini lebih banyak bermain di dunia sunting-menyunting, menulis tetap kulakukan. Bagaimanapun, saya telanjur bucin banget dengan aktivitas tersebut.

 

Berbicara tentang dunia kepenulisan, saya tak pernah bisa melupakan sosok yang telah mengenalkanku dengan dunia ini. Dialah Verni Sindara, satu nama dan rupa ini takkan pernah bisa saya lupakan seumur hidupku. Gadis kecil berwajah cantik, berkulit putih, berambut lurus sebahu dengan karakter yang senantiasa hangat dan memotivasi.

 

Kami dahulu sekelas selama bersekolah di SD Mattoanging 1, sekolahku dulu. Sayangnya, sejak menyelesaikan sekolah di SD yang jaraknya cukup dekat dari rumahku itu, saya tak pernah lagi mendengar atau mengetahui kabar Verni.

 

Oh ya, kata adikku, beberapa tahun yang lalu ada seseorang yang mengaku bernama Verni dan mengaku sebagai teman SD-ku yang datang ke rumah dan mencariku. Sayangnya, saat itu saya  tidak menetap di Makassar dan adikku tidak meminta nomor ponsel Verni sehingga saya bisa menghubunginya nanti.

 

Zaman sjekolah dahulu, Verni suka dan pandai membuat puisi.  Sudah beberapa kali puisinya dimuat di Harian Pedoman Rakyat (PR), koran lokal kotaku yang sayangnya saat ini sudah tidak lagi terbit.

 Baca Juga: 

Kecintaan Verni pada puisi kemudian coba ditularkannya kepada kami, kawan sekelasnya. Banyak yang antusias, terlebih ketika mengetahui kalau satu puisi yang dimuat dihargai lima ratus rupiah.

*Duit segitu cukup banyak loh untuk anak SD dengan rata-rata uang jajan seratus rupiah per hari.

 

Maka jadilah kami mempunyai kesibukan sendiri. Setiap hari kami berusaha membuat puisi dengan bimbingan seadanya dari Verni. Bukan hanya itu, Verni juga selalu mengajak kami mendatangi kantor redaksi koran PR untuk membawa langsung hasil tulisan kami.

 

Pekan pertama, jumlah kami cukup banyak. Dengan berjalan kaki sepulang sekolah, saya, Verni serta beberapa orang teman menapaki sepanjang jalan Cendrawasih (sekarang diganti Namanya menjadi Jalan Opu Dg Risaju). Jarak antara sekolah kami dengan kantor redaksi koran tersebut sekitar 1,5 km.

 

Jauh?

Capek?

Semuanya itu tertutupi dengan keriangan kami. Sepanjang jalan kami bercanda sehingga tak terasa langkah-langkah mungil kami akhirnya sampai juga di kantor bercat putih tersebut.

 Baca Juga: 

Selepas menitipkan hasil karya kami lewat Pak Satpam yang berjaga, biasanya kami tidak langsung pulang. Kami mampir terlebih dahulu di toko buku yang berada di lantai bawah dan masih satu areal dengan kantor redaksi. Sayangnya, kami jarang membeli buku (gak ada duit, he-he-he). Kami hanya  melihat-lihat koleksi buku sembari mencuri-curi baca sebelum ditegur pegawai toko buku.

 

Kegiatan tersebut rutin kami jalani.  Setiap hari Kamis, saya dan teman-teman menyiapkan puisi-puisi terbaik kami. Suasana kelas mendadak bak ruangan workshop pelatihan puisi. Setiap puisi yang selesai kami buat, diseleksi oleh Verni sebelum dimasukkan ke amplop. Verni senantiasa memeriksa apakah di karya tersebut sudah tercantum nama, sekolah, serta kelas penulisnya.

 

Setelah semua beres, amplop-amplop tersebut disatukan untuk dibawa langsung ke kantor redaksi PR. Biasanya Verni membawa amplop-amplop tersebut sepulang sekolah atau paling lambat hari Jumat, keesokan harinya.  

 

Dan, kerja keras tersebut terbayar di hari Senin. Setiap hari Senin, Verni akan membawa koran hari Ahad (rubrik puisi anak hanya terbit di hari Ahad) dan membagikan kabar gembira tentang puisi siapa saja yang berhasil dimuat.

 

Tentu saja, puisi Verni yang paling sering dimuat. Puisi teman-teman yang lain hanya sesekali dimuat. Lalu, bagaimana denganku? Meski saya paling sering membuat puisi dan  paling sering menemani Verni ke kantor redaksi koran tersebut (terkadang malah kami hanya berdua karena teman-teman yang lain lebih sering menitipkan karyanya karena tidak mau ke kantor tersebut dengan berbagai alasan), tetapi tak satu pun puisiku dimuat.

 

"Sabar, kita bikin yang lebih bagus lagi ya. Suatu hari nanti pasti dimuat kok ...." Verni terus menyemangati di tengah-tengah kegembiraannya maupun kegembiraan teman yang puisinya berhasil dimuat di koran.

 

Namun, semangat itu akhirnya pupus juga. Setelah setahun lebih berjuang demi menghasilkan puisi-puisi terbaik, saya pun menyerah. Saya tak mau membuat puisi lagi. Sudahlah, saya tidak berbakat membuat puisi.

 

Verni pun kehilangan satu-satunya teman yang selama ini masih setia menemaninya menapaki sepanjang Jalan Cendrawasih.

 

Namun, saya tidak peduli. Sama tidak pedulinya dengan semua bujukan Verni agar saya mau membuat puisi lagi. Saya pun mencoba melupakan semuanya. Melupakan keinginanku melihat karyaku dimuat di koran, melupakan keinginan merasakan nikmatnya honor pemuatan, dan melupakan diberi ucapan selamat dari teman-teman.

 

Namun, apakah benar saya melupakan semuanya? Ternyata tidak. Dan saya harus mengucapkan beribu-ribu terima kasih pada Verni setelah beberapa tahun kemudian.

 

Saat saya kembali mulai menulis, merapikan karyaku, melipatnya ke dalam amplop, memberi sebaris kata di depan amplop serta mengantarkan amplop tersebut. Semuanya, saya pelajari dari Verni.

 

Dan, ketika karya pertamaku dimuat maka orang pertama yang kuingat adalah Verni. Lihatlah teman, akhirnya mimpi-mimpiku saat SD dahulu kini dapat kuwujudkan. Benar katamu, suatu hari nanti karyaku juga akan dimuat. Dan hari itu telah tiba.

 

Hari itu adalah hari ini. Hari ketika saya telah berstatus sebagai mahasiswi. Masya Allah, lumayan jauh juga jaraknya sejak kamu mengajariku banyak hal tentang dunia kepenulisan. Teringat saat kita masih bocah dan membawa amplop berisi karya kita. Kini, saya seorang diri yang mampir ke kantor redaksi koran untuk mengantarkan karyaku. Tidak hanya di Koran Pedoman Rakyat, saya juga mengirim ke Harian Fajar, bahkan tembus hingga ke penerbitan nasional, seperti Anita Cemerlang dan Annida.

 

Terima kasih teman, terima kasih sahabatku Verni Sindara di mana pun engkau berada. Ah, rindunya hati ini ingin bertemu denganmu, Pahlawan Literasiku.

Senin, Desember 04, 2023

7 Manfaat Membaca Buku bagi Si Kecil

 



Mengenalkan buku sedini mungkin kepada anak tentu saja mempunyai banyak manfaat. Alhamdulillah, kesadaran para orang tua dalam hal ini cukup besar. Terbukti dengan laris manisnya buku anak di pasaran. Bahkan banyak diantaranya dijual dengan harga fantastis namun nyatanya tidak menyurutkan keinginan orang tua untuk memberikannya kepada anak.  
Berikut 7 Manfaat Membaca Buku bagi Si Kecil manfaat membaca buku (jika si kecil belum bisa membaca, orang tua yang membacakan untuk anak) antara lain adalah sebagai berikut.

1.     Menambah Kosakata Anak
Membaca membuat anak terbiasa mendengarkan kosakata baru. Kosakata ini  membuat anak dapat memahami kata-kata yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, otak mereka dapat berkembang dengan lebih pesat.
2.     Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Anak
Dengan memiliki pengetahuan akan kosakata yang lebih banyak, maka anak akan lebih mudah dalam berkomunikasi. Anak akan lebih percaya diri mengungkapkan keinginannya, bahkan dapat dengan bahasa yang lebih baik dari anak seusianya.  Hal ini membuat komunikasi antara anak dengan orang tua maupun dengan orang lain dapat berjalan lebih baik. 
3.     Melatik Kemampuan Berpikir Logis Anak
Ketika orang tua membacakan buku untuk anak, maka anak belajar memahami sebab akibat dari cerita yang dibacakan tersebut. Hal ini akan membuat anak belajar untuk memahami sebuah konsekuensi serta belajar mana yang benar dan mana yang salah
5.     Membangun Hubungan Orang Tua dan Anak
Orang tua yang sering membacakan buku untuk anaknya secara otomatis akan mempunyai kedekatan yang lebih dengan sang anak. 



6.     Menumbuhkan Minat Baca Anak
Minat buku seorang anak yang sering dibacakan buku oleh orang tuanya akan lebih mudah tumbuh dibanding anak dengan kondisi lain. 
7.     Meningkatkan Kecerdasan
Buku adalah jendela dunia, buku adalah sumber ilmu pengetahuan. Hal ini juga berlaku pada anak. Makanya tak heran bila anak yang suka membaca akan lebih cerdas dibanding anak lainnya. 
   Demikian 7 Manfaat Membaca Buku bagi Si Kecil.  Sudahkah kita membaca buat si kecil hari ini?