Jumat, Desember 31, 2021

Menjelang 2022



 

Insya Allah, beberapa jam lagi kita akan tiba di tahun 2022. Tentunya, banyak suka maupun duka yang telah terjadi di tahun 2021 yang sebentar lagi akan menjadi sejarah. Apa pun itu, semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap kejadian yang ada. Semoga dengan demikian, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang. Aamiin.



Kalender 2022. Semoga kita bisa mengisi hari demi hari yang berlalu di dalamnya dengan memperbanyak beribadah, berbuat kebaikan, dan mendapatkan banyak keberkahan. Aamiin.


Sabtu, September 18, 2021

3 Keunggulan Les Bahasa Mandarin untuk Anak di LingoAce




Mandarin adalah bahasa yang paling banyak digunakan di antara banyak dialek Cina. Bahasa Mandarin sendiri merupakan bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jadi ada lebih banyak peluang untuk karier di masa depan jika anak sudah mulai didaftarkan untuk les bahasa Mandarin sejak kecil.

Mempelajari bahasa Mandarin akan memakan waktu jika cara belajarnya otodidak. Itulah mengapa sebagai orang tua, penting sekiranya mendaftarkan anaknya untuk belajar bahasa Mandarin di tempat kursus yang sudah terpercaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya.

Baca Juga: Sepenggal Kisah Hafalan Tholhah

Keunggulan Belajar Bahasa Mandarin di LingoAce

1. Silabusnya Disusun oleh Para Ahli

Bahasa Mandarin memang tidak sepopuler bahasa Inggris yang menjadi salah satu pelajaran yang wajib ada di sekolah-sekolah.

Namun sebenarnya, tata bahasa atau grammar bahasa Mandarin ini sederhana dan anak tidak perlu menghafal jenis kelamin dan tenses. Bahasa Mandarin tidak memiliki tata bahasa  yang rumit seperti bahasa Inggris, Jepang, atau Korea.

Di LingoAce, anak akan memahami bahasa Mandarin lebih mudah karena silabus disusun oleh para lulusan universitas luar negeri ternama. Silabus disusun oleh para pakarnya sehingga dijamin anak akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang nantinya akan disampaikan oleh tutor.

2. Harga Kursus Terjangkau

Sama seperti belajar bahasa lain, ada kesulitan yang dihadapi ketika belajar bahasa asing pada tahap pertama. Namun, semuanya pasti akan menjadi lebih baik setelah anak memahami dasar-dasarnya.

Kurikulum dari LingoAce akan mengajarkan anak belajar bahasa Mandarin dari dasar sehingga mereka akan memahaminya hingga mahir. Nah, untuk mengasah kemampuan anak berbahasa Mandarin hingga mahir, LingoAce sendiri tidak menetapkan biaya kursus yang tinggi.

Semua biaya kursus dari LingoAce sangatlah terjangkau untuk orang tua. Anda tidak perlu khawatir masalah biaya karena ada banyak pilihan kelas yang bisa Anda sesuaikan dengan bujet yang dimiliki.

3. Kelas Dipandu oleh Tutor Native

Salah satu rintangan yang harus diatasi ketika pertama kali mempelajari bahasa Mandarin adalah sistem tulisan Cina yang mungkin akan terlihat asing bagi sang anak.

Bahasa Mandarin menggunakan ideogram dan piktogram semi-fonetik. Namun, meski terasa asing, kelas bahasa akan dipandu langsung oleh seorang native yang mengajarkan anak dengan kelas yang asyik dan materi yang sekiranya sangat mudah untuk dipahami.

Tata bahasa Cina tidak rumit karena anak tidak perlu mengkonjugasikan kata kerja dan tidak perlu menghafal tensesnya. Urutan kata sama seperti dalam bahasa Inggris – S-V-O atau subject-verb-object.

Pelajaran juga dilengkapi dengan rekaman audio dan video agar anak bisa menangkap materi dengan cepat. Kapan lagi sih kelas bisa diajarkan oleh seorang native dengan biaya kursus yang sangat terjangkau jika tidak di LingoAce?

Baca Juga: Ibu Bahagia, Kunci Anak-Anak Hebat

Ketika anak Anda sudah bisa menguasai bahasa Mandarin, masa depannya akan lebih terjamin mengingat kebanyakan perusahaan sekarang lebih memilih pelamar yang bilingual atau multibahasa.

Yuk, daftarkan anak kursus bahasa Mandarin di LingoAce dan coba kelas gratisnya sekarang juga!


 ***

Sabtu, April 03, 2021

Berikut Ini Cara Mengecek NPWP Secara Online

 


Sebagai warga negara yang baik, tentunya kita akan selalu menaati segala peraturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah, salah satunya adalah dalam urusan  membayar pajak. Bagaimanapun, pajak merupakan sebuah kewajiban yang harus ditunaikan oleh wajib pajak, setelah menikmati berbagai fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah. Mulai dari fasilitas berupa jalan raya, gedung pelayanan publik, seperti rumah sakit maupun fasilitas-fasilitas publik lainnya. Atau bagi wajib pajak yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah, baik itu izin bangunan, izin usaha, dan lain sebagainya.

Bagi Anda yang sudah bekerja atau memiliki usaha, tentunya wajib memiliki NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak.  Banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan memiliki NPWP, apalagi cara membuatnya  mudah dan gratis.  NPWP sangat berguna, terutama untuk kepentingan administrasi dalam urusan pelayanan umum, melamar kerja, membuka usaha, hingga sebagai sarana mengurus perpajakan.

Cara Cek NPWP Secara Online

Di zaman serba online seperti sekarang ini, berbagai layanan perpajakan juga bisa diakses secara online. Tentunya, atas pencapaian ini, kita semua harus berterima kasih kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai lembaga yang memulai untuk memunculkan situs web serta aplikasi perpajakan yang bisa membantu proses pekerjaan wajib pajak dengan lebih mudah, termasuk untuk cara cek NPWP pribadi.

1. Pajak.go.id



Alamat situs www.pajak.go.id ini merupakan website resmi utama milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. Di situs ini Anda bisa menemukan informasi terkini seputar perpajakan, seperti peraturan perundang-undangan terbaru, siaran pers, seluruh aplikasi pajak milik DJP, pengumuman, kegiatan DJP, layanan customer service sampai tentang informasi mengenai struktur organisasi DJP.

Selain itu, melalui situs pajak resmi ini juga Anda dapat mengecek nomor NPWP pribadi Anda. Adapun cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut ini 

- Pertama-tama isi kolom NPWP secara lengkap dan benar.

- Tunggu beberapa detik ketika pointer mouse berpindah ke kolom email.

- Jika nomor NPWP Anda masih aktif, nomor serta identitas lainnya akan muncul secara otomatis.

- Jika tidak muncul, itu artinya NPWP yang Anda miliki belum atau sudah tidak aktif. Oleh karena itu, 

   Anda harus segera mendatangi kantor pajak terdekat guna meminta konfirmasi.

2.  DJP Online

Situs resmi lain dari Ditjen Pajak  adalah DJP Online. Situs ini berisi tentang berbagai aplikasi pajak milik pemerintah. Maka dari itu, DJP Online ini memiliki slogan “One Stop Tax-Services”. 

Supaya bisa menggunakan situs ini, para wajib pajak diharuskan memiliki Electronic Filling Identification Number (e-FIN) yang bisa dibuat di Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Selain itu, di website ini juga para wajib pajak bisa menemukan beberapa aplikasi yang dapat menunjang proses pelayanan perpajakan yang lebih mudah dan cepat.

Selain itu, DJP juga memiliki sebuah aplikasi yang bisa Anda download di smartphone Android maupun iOS.

Dengan menggunakan aplikasi ini, Anda bisa mengecek nomor NPWP dengan mudah. Adapun caranya adalah sebagai berikut :

- Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah masuk ke  aplikasi DJP dengan menggunakan

  akun  yang sama saat Anda  mendaftar di website.

- Buka dashboard yang ada di halaman web.

- Cek apakah nomor NPWP dan identitas lainnya tertera di sana. Jika tidak ada, itu artinya nomor 

   NPWP anda belum aktif. Untuk meminta konfirmasi Anda diharuskan datang ke kantor pajak.

3.  Pengaduan.pajak.go.id

Melalui situs ini Anda bisa melaporkan keluhan seputar layanan perpajakan dengan sangat mudah. Selain itu, situs ini juga bisa memfasilitasi Anda untuk dapat berkomunikasi langsung dengan customer service melalui live chat.

Demikian tiga cara yang bisa Anda lakukan untuk mengecek Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Anda secara online. Cukup  mudah, bukan? 


***

Selasa, Maret 16, 2021

Pengalaman Bersekolah di Masa Pandemi di Malaysia

Pengalaman  Bersekolah di Masa Pandemi di Malaysia


Alhamdulillah, dimulai pada 1 Maret 2021 secara serentak hampir semua sekolah di negeri Jiran, Malaysia memulai pembelajaran tatap mukanya untuk tahun ajaran 2021 ini. Biasanya, tahun ajaran baru dimulai pada 1 Januari, Qadarallah, disebabkan pandemi COVID-19 jadwal tersebut terpaksa dikondisikan demi keselamatan semua pihak. Akhirnya, untuk sementara waktu, pembelajaran dimulai secara daring.

Begitu pula yang terjadi dengan putri bungsuku, Hilyah. Setelah selama dua bulan menjalani masa belajar daring, ia pun akhirnya bisa mengikuti kelas secara offline, secara tatap muka. Bertemu langsung dengan para cikgu dan teman-teman sekelasnya.

Betapa senangnya Hilyah ketika mengetahui hal tersebut. Maklum, pandemi juga memberikan imbas kepadanya. Qadarallah, Hilyah hanya merasakan pengalaman bersekolah di kelas 1 hanya selama sembilan hari. Iya ... hanya 9 hari.

Begimane ceritanya?

bersekolah di masa pandemi


Jadi begini, di awal tahun lalu kami sempat galau antara melanjutkan masa perantauan di Malaysia atau ke Bogor.  Sebenarnya, saat itu kami sudah 70 % berniat pindah ke Bogor. Buktinya, si nomor 4 sudah saya sekolahkan di Bogor (Depok) mengikuti jejak si sulung dan bersiap memindahkan sekolah si nomor tiga juga di sana. Kami juga sudah membawa beberapa barang sebagai persiapan untuk menetap di sana dan kami juga sudah hunting rumah kontrakan.

Namun, di detik-detik terakhir, saya malah memutuskan untuk memilih kembali ke Terengganu. Akhirnya, kami pun kembali ke Malaysia meninggalkan si sulung dan si nomor 4 di pondok. 

Nah, hal inilah yang membuat Hilyah terlambat masuk sekolah. Kami tiba kembali  di Terengganu pada pertengahan bulan Februari 2020 dan setelah mendapatkan kelulusan dari pihak sekolah dan kementrian pendidikan, Hilyah pun diperbolehkan mulai masuk sekolah pada 11 Maret 2020.

Setelah lima hari bersekolah (sekolah di negeri ini hanya 5 hari sepekan), ternyata sekolah libur selama sepekan (libur tengah semester). Qadarallah, setelah itu wabah pandemi pun diumumkan masuk ke negeri jiran. Akibatnya, "lockdown" diberlakukan di mana-mana dan salah satu imbasnya adalah sekolah diliburkan entah sampai kapan.

Pada 28 Juli 2020 kami mendapat kabar menyedihkan dari tanah air. Papi mertuaku meninggal dunia setelah tidak sadarkan diri selama hampir sepekan. Sepekan kemudian kami baru bisa pulang ke Makassar karena banyak dan ribetnya prosedur yang harus kami lewati jika akan melakukan perjalanan di masa pandemi ini.

Selama tiga bulan kami berada di kampung halaman. Saat berada di Makassar, rupanya pembelajaran offline sudah dibuka kembali. Mengetahui hal tersebut,  Hilyah merasa sangat sedih. Ia yang sangat suka bersekolah dan baru saja akrab dengan teman sekelasnya selalu bersedih bila mengingat dan mengenang masa-masa indahnya bersekolah. Cie...

Alhamdulillah, 11 Oktober 2020 kami kembali ke negeri jiran. Pengalaman melakukan perjalanan lintas negara di masa pandemi telah saya tuliskan dan kisahkan di blog ini. 

Bye-Bye  Makassar



Sayangnya, setelah tiba kembali di Terengganu, sekolah telah kembali ditutup disebabkan makin melonjaknya angka pasien terjangkit virus korona. Alhamdulillah, beberapa waktu kemudian, sekolah dibuka lagi sehingga Hilyah bisa kembali bersekolah. Dengan girangnya, Hilyah kembali bersemangat menjalani hari-harinya bersekolah 

Namun, lagi-lagi sekolah kembali ditutup imbas pasca "pilkada" di Sabah yang menyebabkan angka kejangkitan COVID-19 melonjak drastis.  Sejak saat itu, sekolah tak pernah lagi dibuka hingga kemudian masuk tahun ajaran baru 2021. Padahal, Hilyah baru bersekolah selama 4 hari! Huhuhu. Jadinya, total Hilyah hanya bersekolah tatap muka di kelas 1 hanya selama 9 hari, sebagaimana yang saya sebutkan di atas.   

Tahun Ajaran Baru 2021


berbaris sebelum masuk halaman sekolah


Tahun ajaran baru di 1 Januari 2021 pun tiba. Sungguh, rasanya sangat sedih melihat kondisi yang ada. Tak ada keriuhan, keseruan, maupun kerepotan sebagaimana yang biasa terjadi di hari-hari pertama anak-anak bersekolah. Beberapa waktu kemudian diputuskan kalau anak-anak akan menjalani sekolah online untuk sementara waktu.

Alhamdulillah, di 1 Maret 2021, diputuskan kalau anak-anak bisa kembali bersekolah tatap muka. Qadarallah, si nomor 4 yang sudah kembali bersekolah di Terengganu, baru masuk sekolah pada 4 April 2021 mendatang. 

Aturan Bersekolah di Masa Pandemi di Malaysia

sumber gambar: infosihat.gov.my


Dan ...

Mulailah Hilyah bersekolah kembali, tetapi kali ini dia sudah naik di kelas dua. Bersekolah di masa pandemi tentu saja menghadirkan beberapa perlakuan khusus, SOP yang harus dipatuhi demi keselamatan semua pihak. 

1. Menerapkan 3 W 

Aturan menerapkan 3 W (wash, wear, dan warn)

Wash artinya sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Jika tidak memungkinkan, gunakan hand sanitizer. Untuk itulah, para siswa diwajibkan membawa hand sanitizer ke sekolah.

Wear artinya menggunakan pelitup muka alias masker. Jadi, anak-anak wajib menggunakan masker ke sekolah. 

Warn artinya amaran, yaitu perintah untuk tidak bersalaman, tidak bersentuhan, menjaga jarak, dan tidak ke sekolah bila sedang sakit.


2. Hindarkan 3 C

Hindarkan 3 C (Crowded Places, Confined Spaces, dan Close Conversation)

Crowded Places artinya hindari atau jauhi tempat-tempat ramai atau jangan berkerumun atau membuat kerumunan.

Confined Spaces artinya hindari tempat-tempat yang sempit atau tertutup.

Close Conversation artinya jangan berbicara terlalu dekat atau jaga jarak. 

Aturan-aturan ini diterapkan juga di sekolah. Anak-anak diatur masuk ke halaman sekolah dan langsung menuju kelasnya satu-satu. Mereka dibariskan dengan aturan jarak sebagaimana yang telah ditetapkan. Para orang tua yang mengantar anak-anak tidak dibolehkan masuk halaman sekolah. Mereka hanya bisa mengantar hingga gerbang sekolah dan setelahnya harus segera pergi. 

Meski demikian, tetap saja terjadi kerumunan yang dilakukan  oleh para orang tua yang mengantar maupun menjemput anak-anaknya. Alhamdulillah, keesokan harinya, diturunkan pasukan RELA (Jabatan Sukarelawan Malaysia), semacam satpol PP. Tugas mereka adalah menertibkan orang tua dan murid agar senantiasa taat SOP. 


3. Membawa Makanan Sendiri

sumber gambar: Pixabay

Salah satu penyebab kerumunan di sekolah adalah saat istirahat karena di saat itulah para siswa akan jajan di kantin sekolah. Demi mencegah terjadinya hal tersebut, pihak sekolah memberikan solusinya. Mereka membuka order makanan untuk para siswa yang tidak membawa makanan dari rumah. Kebetulan, kantin sekolah juga ditutup dan anak-anak juga tidak dibolehkan keluar kelas selain pada saat kedatangan dan pulang saja. 

Bagaimana dengan Hilyah? Hilyah mah lebih memilih  membawa makanan dari rumah. Bukan apa-apa, dia lebih suka membawa makanan hasil olahan emaknya daripada memesan di sekolah atau membeli di kedai makan. Ini bukan karena emaknya jago masak, hanya saja, kalau emaknya yang masak, Hilyah bisa menakar ukuran nasi yang dibawanya. Soalnya, tuh anak makannya sedikit. 

4. Cuci Pakaian Sepulang Sekolah

Setiap hari saya "terpaksa" mencuci seragam sekolah Hilyah demi memastikan ia selalu dalam keadaan aman. Alhamdulillah, sudah beberapa hari ini cuaca Kuala Terengganu dan sekitarnya senantiasa panas membara, hehehe. Jadinya, pakaian cepat kering dan bisa dipakai keesokan harinya kembali. 

Apa lagi, ya? Sepertinya cukup deh kisah pengalaman bersekolah di masa pandemi di Malaysia sebagaimana yang anak-anak saya alami di sini. Semoga pandemi ini segera berakhir agar kita bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Aamiin, Yaa Rabbal Alamin.


*** 

Minggu, Januari 24, 2021

Permasalahan AIR di Rumah Kami


Sejak kembali dari Makassar, bulan November lalu, kami disibukkan dengan urusan AIR yang entah mengapa mendadak rewel tanpa ampun. Tiba-tiba saja, air mengucur deras dari pipa air yang berada di atas plafon kamar mandi. Air tersebut baru bisa dihentikan ketika kami memutar keran air di kamar mandi. Terpaksa, kami harus terus memutar keran air tersebut demi mencegah keluarnya air dari pipa di plafon yang apabila dibiarkan bisa membuat asbes plafon rusak.

Bukan hanya itu, ternyata pipa dan keran air yang berada di depan rumah juga rusak. Akibatnya, air terus mengalir, baik yang telah melewati meteran air maupun yang tidak. Kalau yang tidak melewati meteran tentu saja tidak merugikan kami, tapi yang telah melewati meteran tentunya akan terhitung sebagai pemakaian kami.  

Tentu saja, kondisi ini membuat banyak debit air yang terbuang percuma. Sebenarnya, bisa saja kami menghentikan pemborosan air tersebut. Namun, akibatnya air tidak akan mengalir ke dalam rumah. Kalau kayak begini, tentu saja kami sendiri yang kewalahan. 

Ya udah, untuk sementara kami "membiarkan" kondisi ini. Namun, alangkah terkejutnya kami ketika tagihan air mampir di kotak surat depan rumah. Untuk semua kecuekan kami tersebut, tertera tagihan sebesar RM 90. 

Subhanallah, ini besar sekali. Bayangkan saja, selama ini tagihan air kami tak pernah lebih dari RM 15 per bulan. Itu artinya, lebih banyak dan sangat banyak air yang terbuang percuma. Setelah itu barulah suami bersungguh-sungguh mencari tukang yang bisa memperbaiki kondisi tersebut. Tentu saja, bukan urusan mudah mencari tukang di negeri orang. 

Sambil menunggu tukang, kami membeli dua ember besar guna menampung air sehingga kami bisa menutup pusat keran air yang ada di depan rumah dan membukanya kembali jika persediaan air habis. 



Alhamdulillah, akhirnya nemu juga tukangnya. Dari hasil survey-nya, katanya ada kebocoran pipa yang ada di atas plafon. Dia pun segera menutup kebocoran tersebut. Sayangnya, dia tidak bisa menangani masalah yang ada di pusat keran air. Masalah pun hanya terselesaikan separuh saja.

Qadarallah, dua hari kemudian saya menemukan genangan air yang berada di depan kamar mandi. Mulanya, saya pikir itu ulah anak-anak yang keluar dari kamar mandi tanpa mengelap kakinya terlebih dahulu. Sambil mengomel, saya pun membersihkan genangan air tersebut.

"Ummi... kenapa itu basah?" tiba-tiba Hilyah menunjuk ke plafon.

Saya segera mendongak. Benar saja, di plafon sudah terlihat beberapa jejak basah yang serupa dengan peta (entah peta negara mana). Seketika saya tersadar kalau itu berasal dari pipa air yang ada di atas. Saya pun segera mengambil baskom untuk menadah air yang bocor tersebut.

Sore harinya, saat suami pulang kerja, dia juga terkejut melihat kondisi tersebut. Sayangnya, tukang yang tempo hari memperbaikinya baru bisa datang dua hari lagi karena sedang berada di kampung. Ya sudah, jadilah selama itu kami harus mengumpulkan baskom untuk menadah air yang titik bocornya semakin banyak. 

Lucu juga melihatnya karena seakan-akan rumah kami bocor karena kebetulan di luar juga sedang hujan.  Baskom berbagai warna dan ukuran berjejer di depan kami, membentuk formasi yang enggak jelas, hehehe.

Akhrinya, tibalah kembali tukang yang tempo hari. Dia pun kembali memperbaiki kerusakan yang terjadi di atas sana. Katanya, karena pipanya sudah tua, jadinya dia hanya bisa menutup celah yang bersifat sementara karena sebenarnya pipa tersebut sudah harus diganti. 

Alhamdulillah, satu masalah sudah teratasi. Tagihan air yang datang kemudian juga sudah berkurang, menjadi RM 60. Tentu saja, ini masih terlalu banyak dan melebih standar pembayaran kami biasanya.

Suami juga sudah melaporkan kerusakan pipa ke perusahaan air. Sayangnya, saat mereka datang, saya dan anak-anak yang berada di dalam rumah tidak menyadarinya. Hal itu baru disadari suami ketika ia melihat kalau sudah tidak ada air yang muncrat dan pipa air juga terlihat baru.

Namun, sayangnya lagi, petugas tersebut hanya memperbaiki pipa yang berkenaan dengan perusahannya saja. Untuk sambungan pipa yang telah melewati meteran air dibiarkan begitu saja. Mungkin, karena tidak termasuk dalam job description-nya kali. 

Kalau sudah begini.... kami gak tahu mau bagaimana lagi. Sebenarnya, suami sudah mencoba beberapa kali mengatasi hal ini tapi semuanya gagal. Maklum, bukan ahlinya, hehehe.

Hingga suatu hari datanglah tukang potong rumput menawarkan jasanya kepada suamu yang kebetulan sedang berada di halaman. Suami pun mempersilakannya memotong rumput yang ada di halaman samping. Sebenarnya, saya menolak hal tersebut karena rumput kami tidak selebat dulu lagi karena sudah beberapa kali saya dan anak-anak membersihkannya.

Namun, suami bilang tidak apa-apa. Anggaplah ini sedekah, apalagi kemudian mesin pemotong rumput milik tukang tersebut beberapa kali harus berhenti karena rusak sehingga pakcik tersebut juga harus beberapa kali meminta maaf.  Tentu saja, saya jadi jatuh kasihan melihatnya. Tak apalah mengeluarkan duit RM 30 demi memberikan kebahagiaan untuk orang lain. 




Usai memotong rumput, pakcik tersebut melihat suami yang sedang mengutak atik keran air. Setelah mengetahui apa yang terjadi, Pakcik tersebut memberikan solusi yang ternyata sangat mudah murah. Katanya keran air tersebut tidak perlu dibuka atau diganti untuk mencegah air yang terus menerus keluar. Cukup lilitkan lem pipa di ujung keran dan ujung pipa. Air pun akan berhenti mengalir.

Suami pun bergegas mengikuti saran tersebut. Alhamdulillah, sejak saat itu masalah AIR di rumah kami pun terselesaikan dengan sempurna. Tak ada lagi air yang terpaksa dibiarkan mengalir sehingga kemubasiran terjadi terus-menerus. Semoga setelah ini tagihan air kami juga kembali normal di kisaran RM 10-15 saja. Aamiin.