Kamis, September 05, 2019

Pasar Payang, Pasar Tradisional Kebanggaan Negeri Terengganu, Malaysia


Pasar Payang atau biasa juga disebut dengan Pasar Besar Kedai Payang merupakan pasar tradisional utama dan terbesar di Negeri Terengganu, Malaysia. Pasar ini merupakan salah satu aset kebanggaan masyarakat Terengganu.

Menurut Wikipedia, nama "Payang" yang disematkan pada pasar ini kemungkinan berasal dari nama perahu payang yakni sejenis perahu nelayan, yang biasa digunakan oleh para nelayan tradisional untuk membawa hasil tangkapannya ke pasar. Negeri Terengganu memang berada dalam kawasan negeri-negeri wilayah pantai timur yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan. Tak heran, bila sebagian besar penduduk negeri ini merupakan nelayan dan negeri ini sendiri kaya akan pantai dan pulaunya yang indah.

Pasar Payang dibangun pertama kali pada tahun 1964. Mulanya, pasar ini hanya berupa gerai beralaskan kayu yang kemudian direnovasi empat tahun kemudian, yakni tahun 1968. Pasar ini kemudian resmi dibuka pada tanggal 31 Agustus 1968 oleh  Sultan Terengganu ke-16, yakni Yang Dipertuan Agong ke-4, Almarhum Sultan Ismail Nasiruddin Shah. 


Secara bangunan, pasar ini terdiri dari dua tingkat. Di bagian bawah, yang merupakan bagian "basah", terdiri dari penjual bahan-bahan kebutuhan sehari-hari seperti beras, ikan, sayur mayur, serta kuih-muih (kue-kue) tradisional khas Terengganu. Adapun di bagian atas, yang merupakan bagian "kering", terdiri dari penjual pakaian, termasuk kain khas Terengganu seperti kain sutera, batik Terengganu, kain broket, songket, dan kain tenun. Selain itu tersedia juga aneka souvenir seperti gantungan kunci, boneka, dan sebagainya.



Pasar Payang letaknya tak jauh dari kawasan China town, Bazar Warisan, Kompleks Stesen Bas Majlis Bandaraya Kuala Terengganu (MBKT), dan jeti Shahbandar. Tak heran, bila lalu lintas di kawasan ini senantiasa ramai, terutama saat weekend. 




Pasar Payang Setelah Renovasi

Namun, itu dulu. Nah, baru-baru ini (tahun 2019), pasar tersebut mengalami renovasi sehingga kini terlihat lebih bersih dan terasa lebih nyaman saat memasuki pasar tradisional tersebut.

Alhamdulillah, sebelum direnovasi, saya dua kali berkesempatan ke pasar ini. Dulu, penampakan pasar ini jika dilihat dari luar terasa agak kotor, di beberapa tempat terdapat genangan air (terutama sehabis hujan), dan kumuh. Meski jualan para pedagang sangat menarik karena banyak sekali makanan maupun camilan serta souvenir khas negeri ini, penampakan pasar ini membuatku agak ilfill untuk masuk, terlebih si kecil Hilyah yang otomatis menolak keras untuk masuk dan lebih memilih menunggu di depan pasar. Hahaha, namanya juga anak kecil.

Kalau sekarang, Hilyah justru sangat senang masuk ke pasar ini. Pasar ini juga sudah tidak terdiri dari dua tingkat lagi. Kini, bangunannya terlihat lebih modern dan keren, tentunya. 

Di halaman depan yang kini sudah terlihat lebih bersih, masih seperti dulu yakni didominasi oleh penjual buah. Beberapa buah musiman terlihat menggoda, seperti durian, rambutan, manggis, dan duku. 

Sementara itu, di bangunan pasar bagian depan, berjejer toko emas dengan koleksi perhiasannya yang kinclong dan ber-blink-blink. Saya pun menyempatkan diri melihat-lihat koleksi yang ada sekaligus bertanya-tanya. Kali aja, ada yang ngasih free. Hahaha, emangnya jualan permen.

Setelah puas cuci mata, kami pun mulai memasuki gerbang pasar. Eh, di sisi sebelah kanan, kami disambut oleh penjual strawberi lapis coklat. Tak pelak, anak-anak minta dibeliin. Harganya lumayan murah, 5 buah strawberi ukuran sedang ditusuk dengan tusuk sate kemudian disiram dengan coklat cair. Rasanya asam-asam manis. Sueger...





Kami pun kemudian menyusuri sepanjang jalan di los utama. Di kiri dan kanan berjejer penjual pakaian dan souvenir. Agak masuk lagi, terlihat penjual kuih muih yang sangat menggoda selera (terutama seleraku, yang doyan makan dan mencoba kuliner baru, hehehe).





Nah, di ujung pasar berakhir dengan jejeran food booth atau medan selera yang siap memanjakan lidah dan mengenyangkan perut. Sebenarnya, kami tidak niat makan karena sebelum ke pasar sudah singgah makan terlebih dahulu. Namun, karena Hilya haus, kami pun memesan minuman sekaligus mencoba menikmati keseruan di arena makan-makan ini.

Saat itulah, Khaulah merasakan sesuatu yang lucu. Ternyata, dia menertawakan busker (pengamen) yang sejak tadi menghibur para pengunjung. Bagaimana tidak, saat masuk tadi, lagu yang terdengar adalah lagu barat (entah judulnya apa). Namun, saat kami duduk tak jauh dari tempat ngamen mereka, lagunya berubah selawat. Setelah dua selawat, eh si pengamen kemudian menyanyikan Goyang Dumang. Oalah...






Btw, tempat makannya ternyata terbagi dua, sebagian untuk makan pagi hingga tengah hari dan sebagian lain untuk makan sore dan malam hari. Jadi, gak perlu takut kehabisan makanan, deh.  

Jadi, buat kalian yang kebetulan atau ada rencana ke Terengganu, jangan lupa untuk mampir ke tempat ini. Selain bisa membeli barang-barang keperluan, kalian juga bisa membeli aneka souvenir khas Terengganu. Jangan lupa, untuk menawar karena penjualnya baik-baik, kok. 

Satu hal yang cukup kusesali. Saat berkunjung ke pasar ini dulu, saya tidak sempat mengambil gambar sebelum direnovasi. Kalau ada kan bisa buat before-after, sebelum dan sesudah renovasi. Hehehe.


*


#BlogChallengeDay4
#Estrilookblogchallengeday4



Rabu, September 04, 2019

Zina, Jalan Keburukan Yang (Berusaha) Dipoles Menawan


Beberapa hari ini, umat Islam dibuat resah dan marah dengan munculnya desertasi sampah yang berupaya menghalalkan zina. Sungguh, ini adalah sebuah musibah bagi umat Islam. Bagaimana mungkin, sesuatu yang sudah jelas hukumnya, baik ditinjau dari sudut agama maupun adat budaya Indonesia, kemudian dicarikan dalil untuk membenarkannya. Ibarat sarang laba-laba, dalilnya berupaya dipoles agar terlihat indah dan kokoh, tetapi sesungguhnya sangat lemah dan rapuh.  
Tentu saja kita semua tahu dan meyakini, bahkan kata Wasekjen MUI, Ustaz DR. Zaitun Rasmin, anak kecil juga tahu bahwa zina itu merupakan sesuatu yang dilarang. Zina yang secara umum juga kita ketahui bersama apa maknanya, yakni bertemunya dua kelamin yang tidak didahului oleh ikatan pernikahan. 
Zina yang merupakan salah satu dosa besar dalam Islam berupaya dipoles menjadi halal. Ini bukan saja mengajak manusia untuk berbondong-bondong mengerjakan zina, tetapi juga sudah dengan sangat congkaknya menantang Sang Maha Perkasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Padahal, jangankan sampai kepada perbuatan zina, mendekatinya pun sudah sangat dilarang. Allah Azza wa jalla berfirman, yang artinya:
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isrâ’ [17]: 32)
Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina." (QS Al-Furqân[25]:68-69)
Adapun hukuman bagi para pelaku zina, juga telah disebutkan ganjarannya oleh Allah dan Rasul-Nya.
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kamu kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS An-Nûr [24]:2)
Para ulama mengatakan, “Sanksi ini diberikan kepada  perempuan dan lelaki yang berzina jika keduanya belum menikah. Adapun bagi yang telah bersuami/beristri atau pernah menikah maka keduanya dirajam (dilempari) dengan batu hingga mati.
Demikianlah, dapat kita bayangkan betapa buruk dan tercelanya perbuatan zina itu. Sesuatu yang sudah diketahui bersama keburukannya, tetapi ada sekelompok anak manusia yang sangat lemah dan bodoh yang dengan congkaknya berusaha menentang hal tersebut. Sungguh, kalian adalah seburuk-buruk manusia kecuali setelah bertaubat.
Berikut beberapa keburukan zina, sebagaimana dilansir dari almanhaj.or.id (08/09/2012).

1. Mendapatkan Murka Allah Azza wa Jalla

Berzina merupakan salah satu dosa besar yang tentu saja akan mengundang murka Allah Azza wa Jalla bagi siapa saja yang berani melakukannya. Qadarallah, di zaman ini semakin banyak yang berani melakukan hal tersebut. Naudzubillah min dzalik.


2. Merusak Nasab Keturunan


Perzinahan akan merusak nasab manusia. Bayangkan ilustrasi berikut, seorang istri berzina dengan laki-laki lain dan di kemudian hari melahirkan seorang anak. Tak seorang pun yang tahu, kecuali si istri bahwa  anak tersebut bukanlah anak dari suaminya. Beberapa tahun kemudian, si anak besar dan menikah. Tahukah siapa pasangan anak tersebut? Ternyata, anak dari laki-laki yang pernah berzina dengan ibu pasangannya. Jika sudah begini, bagaimana nasab tidak dikatakan rusak?


3. Dicabut Keimanannya


Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu, 
"Barang siapa yang berzina atau meminum khamr maka Allah mencabut keimanan dari orang itu sebagaimana seorang menusia melepas bajunya dari arah kepalanya." (HR Al Hakim)

4. Menghilangkan Sifat Wara’

Wara secara sederhana artinya meninggalkan perkara haram, syubhat atau perkara mubah yang berlebih-lebihan. Keutamaan wara disebutkan,
"Keutamaan menuntut ilmu itu lebih dari ibadah dan sebaik-baik agama kalian adalah sifat wara." (HR At Thabrani)

Perbuatan zina ini akan menghilangkan sifat wara seseorang, padahal sifat ini sangat terpuji. Bagaimana mungkin seseorang bisa wara, sementara ia telah mengerjakan sesuatu yang telah disepakati keharamannya?

5. Merusak Kehormatan dan Harga Diri

Para pezina adalah mereka yang telah merobek-robek kehormatan, harga diri, dan kesucian, serta menjatuhkan dirinya pada lubang kenistaan. Nama baik pun hilang dan berganti dengan al khabîts, sebuah gelar yang sematkan buat para pezina.

Zina tidak hanya menghancurkan kehormatan dan harga diri pelakunya, tetapi juga orang lain, termasuk keluarganya sendiri. 

6. Menghilangkan Cahaya di Wajah dan Hati 

Para pezina tidak akan memiliki cahaya di wajah dan hatinya. Hal ini disebabkan dosa-dosa menumpuk yang telah dilakukannya. Cahaya hanya akan diberikan dan nampak pada wajah-wajah yang senatiasa melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

7. Hidupnya Tidak Tenang


Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kegelisahan di hati para pezina. Mereka akan senantiasa gelisah, waswas, dan tidak tenang dalam hidupnya.  Semua itu akibat perzinahan yang dilakukannya.



8. Menghilangkan Kewibawaan 

Wibawa akan dicabut dari diri para pezina. Manusia memandangnya sebagai pengkhianat. Tidak ada seorangpun yang bisa mempercayainya mengurusi anak dan istrinya

9. Mendorong Pelakunya Kepada Kedurhakaan yang Lain


Karena telah berani menentang Allah, maka tentu tidak sulit bagi para pezina untuk melakukan kedurhakaan yang lain. Pezina akan berani berbuat kedurhakaan kepada kedua orang tuanya, memutus tali silaturrahmi, mendzalimi orang lain, termasuk menelantarkan istri/suami dan anak-anaknya.


10. Tersebarnya Wabah Penyakit Berbahaya



Lihat saja di beberapa negara yang melegalkan perzinahan, tingkat penyakit menular seksual berkembang begitu pesat. Yang paling fenomenal adalah HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya dan penyebab utama penyakit ini adalah zina.

Demikian beberapa kemudharatan yang diakibatkan oleh perzinahan. Semoga Allah senantiasa melindungi dan menjauhi kita beserta anak cucu keturunan kita dari perbuatan zina tersebut. Aamiin.

Sebagai penutup, mari kita simak sebuah hadis yang sangat terkenal tentang seorang pemuda yang meminta izin kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam untuk berzina. 
"Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”
Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah.”
Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” sahut pemuda itu.
“Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai.”
Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” pemuda itu kembali menjawab.
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
“Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?”
“Tidak, demi Allah, wahai Rasul!”
“Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina." (HR Ahmad, no. 22211; sanadnya dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani.)

Wallahu a'lam bishshawab


*

#ODOPDAY3
#EstrilookOdopDay3

Senin, September 02, 2019

Nomaden, Kehidupan Yang Kujalani Kini


Pernah nggak sih Kamu membayangkan hidup nomaden, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain, atau bahkan dari satu negara ke negara lain? 

Kalau saya, nggak pernah. Bahkan, meski saya hobi traveling sejak dulu, tak pernah sedikit pun terlintas dalam benakku untuk hidup berpindah-pindah, terlebih setelah menikah nanti. 

Inginku, hidup dan berkarier di tanah kelahiran. Memiliki rumah sendiri meski kecil, membesarkan anak-anak dengan tanganku sendiri, serta menua bersama orang-orang terkasih di tanah Kota Daeng.  

Namun takdir berkata lain ...

Dua tahun setelah menikah, saya, suami, dan si sulung harus memulai hidup nomaden kami. Alhamdulillah, suami termasuk tipe mandiri, artinya sejak mengambil keputusan untuk menikah, beliau telah sepenuhnya mengambil tanggung jawab atas semua aspek kehidupan saya dan anak-anak. Untuk itu, kami pun memilih hidup terpisah, jauh dari orang tua dan kampung halaman. Mencoba untuk lebih mandiri, membina rumah tangga benar-benar dari nol tanpa mau merepotkan kedua orang tua kami.

Sebenarnya, saya dan suami tak pernah berpikir untuk menetap jauh dari orang tua. Kami malah inginnnya mengontrak rumah aja di kota yang sama. Qadarallah, takdir kemudian menempatkan suami bertugas di sebuah kota kecil di belahan timur bumi Sulawesi. Dari sinilah bermula kisah-kisah nomaden kami.

Periode Tahun 2000-2008

Sumber Gambar di sini

Kisah nomaden pertama kali bermula di tahun 2000. Selama 8 tahun, kami menetap di sebuah Kota Palopo, sebuah kota kecil yang berada di Sulawesi Selatan  dan berjarak sekitar 350 km dari Kota Makassar.

Sebenarnya, kota ini bukan tempat baru bagi saya karena di sinilah kampung halaman mamaku. Kebetulan juga saya sudah sering ke kota ini. Bahkan, saya pernah ke tempat ini seorang diri saat masih di kelas 6 SD. Dulu mah saya tukang nekad, sekarang aja rada kalem dikit, hehehe.

Berada selama 8 tahun di kota ini, tentu saja menghadirkan banyak cerita, baik suka maupun duka selama berinteraksi dengan teman-teman yang ada di sana. Ada kisah tentang suka duka pengalaman berhijrah, ada kisah seru saat menemani teman-teman berta’aruf, ada kisah manis saat berpeluh-peluh menyusuri jalan dakwah, dan banyak lagi. Tentu saja, semuanya terukir manis dalam ingatan dan selalu indah untuk dikenang.

Periode Tahun 2008-2011


Di periode ini, kami kembali ke Kota Makassar dan ngontrak di sebuah rumah yang berada tepat di depan sebuah SDN. Keadaan rumah yang sangat strategis tersebut, membuatku kemudian membuka warung kelontong. Alhamdulillah, warungku laris manis dikunjungi para pembeli cilik, siswa-siswi di sekolah tersebut.

Qadarallah, warungku yang laris rupanya mengundang ketidaksukaan beberapa pihak. Warungku pun semakin hari semakin sepi. Alhamdulillah, setelah pintu rezeki lewat warung ditutup, Allah membukakan jalan rezeki lainnya. Saya kemudian mendapatkan tawaran mengajar di sebuah SDIT yang letaknya sejurusan dengan kantor suami. Tanpa pikir panjang, saya segera menyambut tawaran tersebut.

Terhitung, saya mengajar selama dua tahun di sekolah milik  yayasan tersebut. Alhamdulillah, suami yang saat itu berhasil mendapatkan beasiswa ke negeri jiran kemudian memboyong kami sekeluarga ke sana. Saya pun memutuskan untuk resign dan ikut suami merantau di negeri orang.

Periode Tahun 2011-2013


Di periode ini, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke luar negeri meski luar negerinya dekat aja, Malaysia. Alhamdulillah, selain menyambung study-nya, suami juga nyambi sebagai asisten professor.

Alhamdulillah, di periode ini kami diberi anugerah yang sangat indah. Kami diberi amanah seorang anak perempuan lagi. Masya Allah, benar-benar tak disangka karena sebelumnya kami mengira si nomor empat adalah anak bungsu kami. Apalagi, saya ada masalah reproduksi sehingga diprediksi sulit mempunyai anak banyak. (Prediksi ini sudah diutarakan dokter sejak anak pertama, Alhamdulillah kini kami dikaruniai 5 orang anak).

Qadarallah, di tahun 2013, beberapa bulan setelah kelahiran si bungsu, saya dan anak-anak kembali ke Makassar sementara suami tetap melanjutkan study-nya yang sudah memasuki tahap akhir. 

Periode Tahun 2016-2019


Setelah sekitar 3 tahun berada di kampung halaman, saya dan anak-anak kembali diboyong suami ke negeri jiran. Alhamdulillah, setelah menyelesaikan study-nya, suami telah diterima bekerja di sebuah perguruan tinggi di Negeri Terengganu, salah satu provinsi yang masuk dalam wilayah Pantai Timur negeri tersebut.

Ya,  di sinilah kami saat ini. Alhamdulillah, setelah mengalami dua kali perpanjangan kontrak kerja, kami berencana untuk kembali ke tanah air. Sebenarnya, kontrak suami masih akan diperpanjang, apalagi suami saat ini diberi amanah baru dari kampus. Namun, amanah yang lain di tanah air juga sudah lama menanti dan tak bisa menunggu lebih lama lagi. Kami pun harus memilih dan pilihan tersebut jatuh kepada keputusan untuk kembali ke tanah air. 
Draw Bridge, The New Icon of Terengganu

Insya Allah, beberapa bulan kami kami akan meninggalkan negeri indah ini. Satu hal yang selalu menjadi pegangan kami, saya dan suami, bahwa di mana pun kami berada insya Allah semuanya sama saja. Pastinya akan selalu ada kisah suka dan duka yang mewarnai perjalanan hidup kami. 

Seyogyanya, di mana pun kita berada, tetaplah hanya Allah Azza wa Jalla yang menjadi tujuan hidup serta tempat bergantung kita. Semoga di mana pun itu, kami selalu diberi kemudahan untuk mengerjakan ketaatan dan senantiasa meningkatkan kualitas ibadah. Aamiin.


*
#ODOPDAY2
#EstrilookOdopDay2

Minggu, September 01, 2019

Keutamaan Jujur, Jalan Selamat Dunia Akhirat



Jujur merupakan salah satu sifat baik yang harus dimiliki semua orang, temasuk anak kecil. Di era seperti sekarang ini, jujur merupakan barang langka yang tidak dimiliki semua orang. Padahal, jujur tidak saja merupakan sebuah kebaikan, tetapi juga sesuatu yang telah ditetapkan dalam agama maupun adat budaya masyarakat. Ya, jujur adalah salah satu jalan selamat dunia akhirat

Sifat jujur harus mulai ditananmkan sejak kecil agar kelak ketika anak-anak dewasa, mereka akan senantiasa menjunjung tinggi dan mengamalkan kejujuran tersebut. Kejujuran telah tertanam dalam di hatinya sehingga pantang baginya untuk berdusta. 

Tak ada yang salah dengan bersikap jujur, meski terkadang kejujuran justru disalahartikan. Tak bisa dipungkiri,  dalam beberapa keadaan, orang-orang jujur sering dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab. Namun, tetaplah senantiasa berlaku jujur dalam segala hal, baik jujur dalam keyakinan, jujur dalam ucapan, maupun jujur dalam perbuatan. 

Perintah untuk senantiasa jujur juga telah disebutkan dalam Al Qur'an, yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur. "(QS At-Taubah/9:119).


Keutamaan Jujur

Tentu saja, banyak sekali keutamaan berlaku jujur. Berikut akan diuraikan beberapa di antaranya. 

1. Merupakan Akhlak Mulia

Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam senantiasa menganjurkan umatnya agar selalu mengedepankan dan mengutamakan kejujuran. Jujur adalah pintu akhlak mulia yang akan mengantarkan pemiliknya kepada akhlak tersebut. 

Beliau Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.

Kebajikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang bermakna kebaikan kepada siapa saja serta ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sifat jujur akan membawa keselamatan bagi pemiliknya, baik di dunia maupun akhirat. 

2. Mendatangkan Keberkahan



Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Hakim bin Hizam dari Nabi, beliau bersabda,
Penjual dan pembeli diberi kesempatan berpikir selagi mereka belum berpisah. Seandainya mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai barang yang diperjualbelikan, mereka akan mendapat berkah dalam jual beli tersebut. Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan mengenai apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, akan terhapus keberkahannya.

Hadis di atas memperlihatkan betapa sebuah kejujuran akan mendatangkan keberkahan dan hal ini juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhana adalah dalam bermuamalah, khususnya berjual beli. Ketika seseorang diketahui sebagai seorang pedagang yang jujur, orang lain akan berbondong-bondong untuk membeli barang padanya. Para pembeli akan merasa lebih tenang bermuamalah dengannya karena ia jujur mengutarakan apa adanya akan barang-barang yang dijualnya. Pembeli tidak khawatir mereka akan dibohongi dan dicurangi.  


Baca Juga


Nah, berjualan seperti ini tidak hanya mendatangkan keuntungan, tetapi juga akan membuatnya berhasil mem-branding dirinya sebagai orang yang baik dan mulia. Bukan hanya itu, kejujuran seperti ini juga akan membawa kebahagiaan, di dunia maupun akhirat. Inilah keberkahan yang diperoleh berkat sebuah kejujuran.

"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (QS. al-Maidah: 119)

3. Mendatangkan Ketenangan dan Rasa Aman

Kejujuran akan mendatangkan ketenangan serta rasa aman bagi pelakunya. Kejujuran akan membuat pemiliknya tenang karena tidak perlu mencari berbagai alasan atau argumentasi untuk berbohong. Cukup ia mengatakan apa yang dilihat, didengar, dan diketahuinya. Sangat mudah, bukan?

4. Mendapatkan Kepercayaan


Kepercayaan akan mudah didapat jika orang mengetahui kalau kita adalah orang yang jujur (Aamiin, semoga kita termasuk di dalamnya). Nilai-nilai kejujuran yang telah melekat pada diri seseorang membuatnya tidak akan berkhianat serta dapat menjaga amanah sebaik-baiknya. 

Baca Juga:

5. Dicintai Manusia 


Jujur adalah barang langka di zaman ini. Kebanyakan, di mana-mana kita menemukan orang yang mudah berkhianat, mudah berdusta, serta tidak amanah. Oleh karena itu, jujur menjadi susah dicari dan ditemukan.

Tak heran, bila orang-orang yang memiliki sifat jujur ini akan dengan mudah mendapatkan kepercayaan dan juga disukai banyak orang. Berteman dengan seseorang yang jujur akan membuat kita lebih tenang, aman, dan tentram. Syukur-syukur kita bisa ter-sibhgah atau terimbas dengan kejujurannya sehingga kelak kita pun menjadi sosok yang jujur karena sesungguhnya jujur jalan selamat dunia akhirat.

Masya Allah, betapa banyaknya keutamaan sebuah kejujuran. Semoga kita dimudahkan untuk menjadi bagian dari orang-orang yang jujur di mana pun kita berada.  Ingatlah sebuah ungkapan bahwa, "Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur dan alangkah buruknya perkataan seorang pendusta."

Terakhir, ingatlah selalu pesan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam yang artinya,  “Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu, sesungguhnya kejujuran, (mendatangkan) ketenangan dan kebohongan, (mendatangkan) keraguan.

Wallahu a'lam bisshawab.
*
#ODOPDAY1
#EstrilookOdopDay1