Minggu, April 26, 2020

Pengalaman Melakukan Isolasi Mandiri Pada Anak


Beberapa waktu lalu, kami terpaksa memulangkan dua anak yang berada di perantauan, si sulung kuliah di Bogor dan si nomor empat yang mondok di Depok. Langkah ini terpaksa diambil karena kami khawatir nasib kedua anak tersebut di tengah semakin merebaknya wabah COVID 19 ini. Apalagi, di kedua kota tersebut, kami tidak punya keluarga sehingga anak-anak akan benar-benar sendiri sekiranya nanti kebijakan pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina. 

Akhirnya, kami membelikan tiket kepulangan untuk kedua anak tersebut. Kami memilih maskapai Citilink setelah membaca status medsos salah seorang teman di dunia maya. Kata teman, maskapai tersebut menerapkan aturan pembatasan jarak antar penumpang sehingga menurut kami cara ini akan lebih aman bagi anak-anak daripada mereka menggunakan pesawat yang  semua kursinya terisi penuh. (Kami kurang tahu, apakah hanya maskapai ini yang menerapkan aturan ini atau semua maskapai telah menerapkannya saat itu.)

Agar lebih aman, kami juga membelikan kursi prioritas yang berada di bagian paling depan sehingga anak-anak tidak perlu melewati banyak orang. Kami juga berpesan agar anak naik belakangan saja karena toh tempatnya tidak akan berubah. Semuanya kami lakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak.



Keduanya dijadwalkan pulang ke Makassar pada tanggal 28 Maret 2020. Waktu tersebut kami pilih karena bertepatan dengan selesainya masa observasi selama 40 hari si nomor 4. Kebetulan juga, santri baru diberi kesempatan libur selama 3 hari, jadi sekalian anaknya kami jemput pulang saja. 

Sebenarnya, saya pinginnya anak-anak ngumpul di Malaysia aja, tempat saya, suami, dan si bungsu berada saat ini. Qadarallah, Malaysia telah memberlakukan lockdown sehingga tidak memungkinkan bagi anak-anak untuk pulang ke sini. Jalan terbaik adalah pulang ke Makassar, setidaknya di sana masih ada keluarga besar yang bisa mengawasi mereka. Selain itu, anakku yang nomor dua dan nomor tiga juga sudah berada di sana.

Baca Juga: Menularkan Kebiasaan Membaca dan Menulis Pada Anak

Sabtu, 28 Maret 2020


Pagi-pagi sekali, saya sudah menghubungi si sulung. Sekali lagi, saya memastikan kalau ia sudah siap untuk menjemput adiknya di Depok. Beberapa hari sebelumnya, kami sudah memintanya untuk sekalian mengepak semua barang yang ada di kost-annya. Kebetulan juga, kami sempat menitipkan beberapa barang di kostannya karena ada rencana kami sekeluarga akan pindah ke kota hujan tersebut. 

Jadi, sekiranya wabah ini terus berlanjut dan si sulung tidak mungkin untuk kembali ke kostan sementara kost-annya habis di bulan Juni, barang-barang dan motor si sulung akan diambil mahasiswa suami yang memang tingga di kota tersebut. 

Kalaupun terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, suami juga udah pasrah. Katanya,

"Harta bisa dicari, yang penting anak-anak bisa berada di tempat yang aman terlebih dahulu."

Duh, mendadak mewek....

Kembali ke si sulung ...

Si sulung meninggalkan kost-annya sekitar jam 8.00 pagi. Jalanan yang tidak seramai biasanya membuat perjalanannya lebih singkat. Sekitar pukul 9.00 pagi, si sulung tiba di pesantren si nomor empat. Saya pun segera menghubungi ustadzah si nomor empat dan memberitahukan kalau abangnya sudah tiba dan menunggu di luar.

Si nomor empat pun keluar. Qadarallah, mobil teman suami yang rencananya akan menjemput dan mengantar mereka ke bandara belum tiba di pondok. Usut punya usut, ternyata mereka pakai acara nyasar dulu sebelum tiba di tempat ini.


Sekitar pukul 10 pagi, keduanya berangkat setelah sebelumnya melewati dan memastikan mereka menaati prosedur yang kami tetapkan. Lagi-lagi jalanan yang sepi membuat perjalanan berlangsung lebih singkat dari biasanya. Sementara kami yang jauh, tak henti-hentinya menelepon dan mengirimkan SMS untuk memantau keduanya.

Alhamdulillah, sekitar jam 18 sore, keduanya tiba di Makassar. Di rumah, keluarga juga sudah menyiapkan "prosesi penyambutan". Sebelum masuk rumah, mereka diminta melepaskan pakaian luar dan membersihkan koper serta tasnya dengan cairan disinfektan. Setelah itu, mereka langsung menuju kamar mandi dan mandi bersih di sana. 

Kami sudah menyiapkan lantai dua sebagai ruangan isolasi mandiri selama 14 hari. Kebetulan ada dua kamar kosong yang bisa ditempati masing-masing anak. Adapun untuk urusan makan dan minum, anakku yang nomor dua dan nomor tiga yang akan menanganinya. Mereka akan meletakkan makanan dan minuman di ujung tangga sehingga tak ada yang bersentuhan fisik dengan kedua anak yang akan diisolasi tersebut.

Si Nomor Tiga Demam


"Khaulah demam!" lapor si sulung mengenai kondisi terbaru adiknya. Saat itu sudah memasuki hari kedua kedatangan mereka. 

Deg, mendadak dadaku terasa sesak, kepalaku pun terasa migren. "Ya Allah, apakah Khaulah terkena ...?"

"Hush, jangan berpikir yang tidak-tidak. Insya Allah, anak-anak baik-baik saja. Kita doakan mereka dari jauh" ujar suami yang melihatku mulai limbung.

Si sulung mulai memainkan perannya. Dengan penuh perhatian, dia merawat adiknya. Memberikan obat, menggosok punggung, betis, dan kening adiknya dengan minyak kayu putih, membuatkan teh hangat, dan memastikan adiknya merasa nyaman.

Tantenya juga mengabarkan kalau petugas puskesmas akan datang memantau demam Khaulah. Namun, yang ditunggu tidak juga datang. Mungkin sibuk di tengah wabah yang semakin hari semakin banyak memakan korban.

Ketika keesokan harinya, demam Khaulah tidak juga turun, terpaksa tantenya memberanikan diri naik dan memastikan kondisi keponakannya. Sebenarnya, saya sudah melarang karena takut terjadi apa-apa. Namun, katanya dia hanya sebentar di atas dan juga mengenakan masker serta memakai hand sanitizer.

Alhamdulillah, siang menjelang sore, panas Khaulah mulai turun. Dia juga sudah merasa enakan. Sebagai emak yang berada jauh darinya, mendadak lega banget.

Qadarallah, setelah demam mereda,  terbitlah diare. Ya, Khaulah kembali kena diare.  Oalah, saya pun kembali dilanda kecemasan.  Apalagi, saya sempat membaca artikel yang mengatakan kalau diare termasuk salah satu tanda-tanda terkena COVID 19. Rasa khawatir, cemas, dan panik membuatku ikut-ikutan lemas di sini.

Alhamdulillah, setelah tiga hari diare, Khaulah pun sehat kembali. Lega banget rasanya. 


Masa Isolasi Mandiri pun Usai



Setiap hari, saya dan suami selalu menghubungi anak-anak. Meminta dua anak untuk bersabar menjalani masa isolasi mandirinya dan meminta dua anak yang lain untuk bersabar memenuhi kebutuhan dua saudaranya yang katanya bak raja dan ratu karena semuanya serba dilayani.

Sementara saya di Malaysia, sangat rajin menghitung hari. Berharap hari segera berlalu dan masa 14 hari itu segera tiba. Masa-masa yang sangat menentukan apakah virus yang tak kasat mata itu ada atau tidak di tubuh anak-anakku.

Setelah masa 14 hari lewat, anak-anak berada dalam kondisi yang baik-baik saja. Alhamdulillah, puji syukur atas kesehatan yang diberikan-Nya kepada anak-anakku. Setelah itu, barulah saya bisa bernapas lega, bisa tersenyum lebar, dan  bisa tidur nyenyak. Anak-anak juga senang karena sudah bisa berkumpul kembali bersama keluarga yang ada di sana.

Namun, wabah ini belumlah berakhir dan entah sampai kapan semua ini akan berakhir. Kita hanya bisa berdoa semoga wabah virus ini segera berlalu dan kita selalu diberi kesehatan dan kesabaran menjalani masa-masa karantina di rumah aja.

Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.

*

Rabu, April 22, 2020

5 Jenis Penyakit Kulit yang Kerap Menyerang Manusia



Salah satu jenis penyakit yang paling sering menyerang manusia adalah penyakit kulit. Jenis penyakit ini juga beragam, mulai dari yang sering dianggap sepele hingga yang bisa menganggu penampilan, bahkan bisa sangat berbahaya sekiranya terus dibiarkan dan tidak ditangani sejak dini.

Penyebab penyakit kulit bisa bermacam-macam. Penyebabnya mulai dari yang disebabkan oleh virus, parasite, jamur, dan sebagainya. Biasanya, penyakit ini terjadi karena kurangnya kesadaran menjaga kebersihan maupun  sanitasi yang kurang baik.

Berikut ini 5 jenis penyakit kulit yang kerap menyerang manusia.

1.Panu

Penyakit kulit ini diakibatkan oleh infeksi jamur yang menyerang pigmen kulit. Area kulit yang paling sering mengalami panu adalah lengan atas, leher, punggung, dada, dan perut. Meski tidak menyebabkan rasa sakit, kehadiran panu bisa membuat rasa  percaya diri mengikis.

Panu menyebabkan munculnya bercak dengan warna yang lebih terang atau lebih gelap pada kulit. Infeksi kulit ini muncul secara perlahan dan lambat laun akan menyatu dan membentuk bercak yang lebih besar.

Pengobatan penyakit kulit ini sebenarnya cukup efektif, murah, dan aman, yakni dapat dengan menggunakan salep antijamur yang dijual secara bebas  di apotik atau toko obat.

Namun, ada yang perlu diperhatikan yakni jika lokasi penyakit ini semakin luas, biasanya pengobatan topikal saja tidak cukup. Untuk segeralah berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan pengobatan yang lebih tepat dan intensif.


2.Kurap

Penyebab kurap  adalah jamur, utamanya  jenis Epidermophyton, Microsporum, dan Trychophyton. Penyakit ini  menimbulkan rasa gatal dan membentuk lingkaran-lingkaran kecil seperti cincin yang bersisik dengan bercak putih pada kulit. 

Bagian kulit yang paling sering terkena penyakit ini adalah leher, tengkuk, dan kulit kepala. Penyakit ini dapat dengan mudah menular, baik itu melalui kontak langsung dengan penderita,  dari hewan yang terinfeksi, maupun tanah yang mengandung jamur penyebab penyakit tersebut.

3.Kutu Air


Kutu air juga disebabkan oleh  infeksi jamur yang biasanya menyerang di sela-sela jari kaki atau tangan. Penyakit ini  menimbulkan gejala berupa ruam bersisik. Kutu air sangat mudah menyerang, terutama bagi orang yang  kurang menjaga kebersihan kaki dan tangan. 

4. Kudis (Scabies)

Penyakit kudis paling banyak disebabkan oleh serangan parasit, yakni tungau atau Sarcoptes scabiei varhominis. Jenis parasit ini paling senang menyebar di tempat-tempat yang mempunyai sistem sanitasi buruk. Penularannya sangat mudah terjadi melalui kontak fisik.

Penyakit kudis ini paling sering menyerang bagian-bagian tubuh, seperti tangan, ketiak, pinggang, sela-sela jari kaki, dan sekitar alat kelamin. Penyakit ini akan menyebabkan rasa gatal yang hebat, terutama di malam hari. 

5.Eksim (Dermatitis)



Penyakit kulit eksim yang menyerang akan menimbulkan rasa gatal berlebih. Selain itu,  kulit juga akan berubah  memerah, bersisik, pecah-pecah, dan akan muncul gelembung-gelembung kecil yang mengandung air atau nanah.

Biasanya penyakit ini menyerang orang-orang yang memiliki kecenderungan terhadap alergi. Adapun bagian tubuh yang paling sering diserang, seperti  lipatan paha, tangan, atau telinga. Penyebab penyakit ini biasanya karena alergi akibat terjadinya rangsangan kimia seperti penggunaan sabun, obat-obatan, atau kosmetik.

Pencegahan dan Penanganan  Penyakit Kulit

1. Jaga Kebersihan Rumah dan Lingkungan

Rumah dan lingkungan yang kotor akan berisiko lebih tinggi menyebabkan oenyakit kulit. Karenanya, jaga selalu kebersihan rumah dan lingkungan kita. Pastikan tidak ada genangan air dan sampah yang menumpuk di lingkungan kita.  Pastikan juga cahaya matahari dapat menembus rumah dan tak ada kotoran maupun debu di dalam rumah.

Selain itu, pastikan semua ruangan yangan di rumah tidak memiliki kelembapan tinggi, seperti kamar tidur, kamar mandi, atau dapur. Ruangan dengan kelembapan tinggi bisa menjadi tempat ideal bagi perkembangbiakan mikroorganisme penyebab penyakit kulit.

2. Biasakan Kerap Mencuci Tangan


Saat wabah COVID 19 melanda dunia seperti sekarang ini, salah satu hal yang paling sering diingatkan adalah kebiasaan cuci tangan. Nah, kebiasaan ini juga sangat baik dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit kulit, lho.

Yang harus diperhatikan saat mencuci tangan adalah gunakan air bersih yang mengalir dan pakailah sabun antiseptik agar tangan benar-benar terbebas dari bakteri penyebab penyakit gatal pada kulit.

3. Mengganti Pakaian Setiap Hari




Pakaian yang dibiarkan lama melekat di tubuh dapat menjadi penyebab munculnya penyakit kulit. Untuk itu, ganti pakaian secara rutin, bahkan jika cuaca sedang panas, lebih seringlah lagi mengganti pakaian. Menggunakan pakaian yang  basah oleh keringat akan membuat kulit lembap sehingga rentan menjadi tempat perkembangbiakan mikroorganisme.

Jangan lupa, untuk memilih jenis pakaian yang tepat. Untuk itu pilihlah pakaian berbahan lembut sehingga kita senantiasa merasa nyaman dan tidak membuat mudah berkeringat. Aktivitas harian pun dapat dilakukan dengan nyaman.
  

5. Hindari Menggunakan Barang Milik Orang Lain

Ada beberapa jenis barang yang memang sebisa mungkin tidak digunakan atau dipnjamkan kepada orang lain. Hal ini untuk mencegah terjadinya risiko penularan penyakit kulit karena bisa saja barang tersebut telah dihinggapi mikroorganisme. Barang-barang tersebut seperti pakaian, handuk, dan selimut.

6. Jangan Menggaruk Kulit

Kulit yang terasa gatal memang paling enak jika digaruk. Namun, hal ini sangat tidak disarankan karena justru rentan membuat rasa gatal menyebar ke bagian tubuh lainnya. Menggaruk kulit dengan keras dapat menyebabkan kulit menjadi lecet hingga menjadi luka.
Lalu apa yang harus dilakukan? Nah, jika rasa gatal menyerang, bersihkan bagian kulit yang gatal tersebut secara teratur.  Agar rasa gatalnya berkurang, oleskan salep, bedak, atau obat luar sesuai resep dokter.

7. Mandi Secara Teratur


Mandilah minimal dua kali sehari agar kulit senantiasa bersih sehingga dapat terhindar dari penyakit kulit. Umumnya, penyakit kulit ini menyerang orang yang malas mandi sehingga kulit menjadi mudah terjangkiti mikroorganisme.

Saat mandi, pastikan air yang digunakan adalah air bersih. Selain itu, gunakan juga sabun antiseptik yang mampu membersihkan kotoran dan membasmi mikroorganisme penyebab penyakit kulit. Dan, yang tak boleh dilupa adalah pastikan tak ada sisa sabun yang menempel setelah mandi karena hal ini dapat memperparah penyakit kulit. 

Meski tidak semuanya berbahaya, kehadiran penyakit kulit bisa sangat mengganggu, terutama penampilan dan membuat diri tidak  percaya diri. Untuk itu, selalulah menjaga kebersihan agar penyakit kulit menjauh dan tidak betah berada di dekat kita.

*

Referensi:
halodoc.com

Jumat, April 17, 2020

Kenali Gejala Ispa Agar Bisa Mewaspadainya Sejak Dini



Kenali Gejala Ispa Sejak Dini

ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah  sebuah infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Lebih tepatnya, pada saluran pernapasan bagian atas seperti hidung, sinus, faring, dan laring.  Gejala ISPA yang umum dirasakan adalah  batuk, pilek maupun flu yang disertai dengan demam.

Pada umumnya, ISPA disebabkan oleh virus. Pada beberapa kasus, biasanya penyakit yang disebabkan oleh virus dapat  sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan khusus. Meski demikian, ISPA tetap perlu diwaspadai karena sangat mudah menular dan dapat menjangkiti siapa saja, tanpa peduli usia. 

Mereka Yang Rentan Terkena ISPA


Ada beberapa golongan yang rentan terkena ISPA, di antaranya adalah:
1.    Bayi dan anak-anak
2.    Orang lanjut usia (lansia)
3.    Orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah
4.    Pengidap penyakit paru
5.    Penderita gangguan jantung
6.    Perokok aktif

Gejala ISPA yang Paling Sering Dirasakan

Ada beberapa gejala  yang bisa merujuk kepada gejala ISPA, seperti:
·         Batuk kering
·         Bersin-bersin
·         Pilek
·         Hidung tersumbat
·         Batuk kering
·         Demam ringan
·         Nyeri tenggorokan
·         Nyeri otot
·         Sakit kepala
·         Sesak napas

Penyebab ISPA

Penyebab ISPA adalah virus yang dapat dengan mudah terjangkit melalui kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus tersebut menyebar melalui udara sehingga dapat masuk ke hidung atau mulut orang yang berada di sekitarnya. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui sentuhan pada benda yang terkontaminasi atau saat berjabat tangan dengan penderita.

Pencegahan ISPA



Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari  ISPA, di antaranya adalah:

1. Sering-seringlah mencuci tangan, terutama setelah beraktiviras di tempat umum.
2. Jangan menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata sebelum mencuci tangan terlebih dahulu. Hal ini untuk mencegah terjadinya penyebaran virus maupun bakteri yang dapat masuk ke tubuh melalui bagian tersebut.
3. Tutup mulut dan hidung ketika bersin.
4. Jauhi rokok
5. Perbanyak mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti sayur dan buah.
6. Konsumsi Vitami C untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
7. Berolahraga secara teratur agar daya tahan tubuh meningkat sehingga tidak mudah terserang penyakit.
8. Jika perlu, lakukan vaksinasi seperti MMR, influenza, atau pneumonia (konsultasikan terlebih dahulu pada dokter sebelum melakukan hal ini.)

Pengobatan ISPA Secara Mandiri

Di atas telah disebutkan bahwa salah satu penyebab ISPA adalah virus, yang artinya  secara umum dapat sembuh sendiri tanpa perlu penanganan khusus. Ketika gejala-gejala awal dirasakan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah, sebelum  ke rumah sakit atau ke dokter untuk mempercepat proses penyembuhan tersebut. 
Beberapa hal tersebut, di antaranya adalah:
1.  Perbanyak istirahat dan saat tidur,  posisikan kepala lebih tinggi dengan menggunakan bantal tambahan agar pernapasan lebih lancar.
2.  Mengompres bagian tubuh yang demam atau mengonsumsi obat parasetamol yang dijual bebas untuk menurunkan panas dan meredakan rasa nyeri.
3. Perbanyak mengonsumsi air putih hangat
4. Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
5. Jika mengalami sakit tenggorokan, sering-seringlah berkumur dengan air hangat yang diberi garam.
6.  Jika hidung tersumbat, sering-seringlah menghirup uap dari air panas yang ditaruh di dalam sebuah wadah dan telah dicampur dengan minyak kayu putih atau mentol.

Khusus anak-anak, biasanya disertai dengan gejala-gejala tambahan. Gejala tersebut seperti muntah-muntah, sulit bernapas, bisa terlihat dari tulang iga yang nampak jelas saat bernapas (retraksi), suara bengek saat menghembuskan napas, serta mendadak pendiam dan malas bermain.
Dengan penanganan mandiri seperti disebutkan di atas, diharapkan gejala ISPA akan semakin membailk. Namun, jika keluhan semakin memburuk, seperti demam tidak juga turun meski telah mengonsumsi obat penurun panas, badan menggigil, sesak napas, batuk darah, atau kesadaran semakin menurun, segeralah ke dokter atau ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) di rumah sakit terdekat.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diketahui tentang gejala ISPA. Dengan mengenal gejala penyakit ini, diharapkan masyarakat menjadi lebih tahu dan waspada serta dapat mengambil langkah-langkah maupun penanganan yang tepat.
*
Referensi : 
Dari berbagai sumber

Rabu, April 15, 2020

Mengenal Burgo, Hidangan Khas Palembang yang Nikmat


Burgo Palembang. 
Sumber Gambar palembang.tribunnews.com



Menyebut  nama Kota Palembang, biasanya orang akan seketika menghubungkannya dengan pempek. Tidak salah memang karena pempek merupakan hidangan khas daerah yang merupakan ibukota Sumatera Selatan tersebut. Meski demikian, bukan berarti di Kota Palembang  hanya terdapat pempek karena masih banyak hidangan khas lainnya yang juga siap menggugah selera, sebut saja seperti tekwan, model, laksan, mie celor,  dan burgo.

Nah, salah satu hidangan khas Palembang yang disebut di atas adalah burgo. Mungkin, ada sebagian orang yang merasa asing dan baru mendengar nama hidangan khas ini. Padahal, hidangan burgo ini sangat akrab di lidah masyarakat Palembang, tak kalah dengan pempek dan sajian lainnya. Di kota tersebut, burgo dapat dijumpai dengan mudah di kedai-kedai makan maupun dijajakan dari rumah ke rumah. 

Apa Itu Burgo, Makanan Khas Palembang?


Burgo merupakan makanan yang bahan utamanya terbuat dari tepung beras dan sedikit tepung sagu. Dalam proses pembuatannya, keduanya kemudian dicampur dan dibentuk tipis-tipis. Setelah itu, adonan digulung dan dipotong kecil-kecil. 

Jika dilihat sekilas, burgo mirip dengan kwetiau. Dalam hal penyajiannya, burgo dihidangkan dengan siraman kuah kental yang gurih. Sebagai pelengkap, burgo juga  biasanya dilengkapi dengan potongan lontong dan bawang merah goreng. Makanan  ini biasanya disantap oleh masyarakat Palembang dalam keadaan hangat di pagi atau sore hari. Agar lebih nikmat, burgo juga sering diberi tambahan sambal dan kucuran jeruk nipis. Rasanya, benar-benar sedap. 

Cara Pembuatan Burgo


Dalam proses pembuatannya, ada dua langkah yang harus dilakukan. Langkah pertama adalah membuat burgo  itu sendiri dan langkah kedua adalah membuat kuahnya. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan  untuk membuat burgo adalah sebagai berikut:

Bahan Pembuatan Burgo

250 gr tepung beras kualitas baik
50 gr tepung sagu/tepung tapioka
Garam secukupnya
Air secukupnya

Bahan Pembuatan Kuah Burgo

3 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1 butir kemiri
1 cm jahe

(Haluskan semua bumbu di atas)

250 ml santan
50 ml air
150 gr ikan gabus  (rebus, lalu suwir halus)
3 lembar daun salam
1 cm lengkuas, geprek
1 batang serai, geprek
Garam secukupnya
Bumbu penyedap rasa (optional)
Minyak secukupnya (untuk menumis)

Bahan Tambahan 

Bawang goreng, sambal, dan irisan jeruk nipis 


Langkah-Langkah Pembuatan Burgo 

1. Campur  tepung terigu, tepung sagu, dan garam. Tambahkan air sedikit demi sedikit dan  
    aduk agar tidak menggumpal. Lakukan hal ini hingga adonan  tercampur rata dan tidak  
    menggumpal.

2. Siapkan pan dadar yang telah dipanaskan sebelumnya. Tuang adonan sebanyak 2  
    sendok sayur ke dalam pan dadar, ratakan.

3.  Sisihkan dadar yang telah jadi. Lakukan kembali hal yang sama hingga adonan habis. 

4.  Gulung dadar yang masih hangat lalu potong-potong. Sisihkan.

5. Panaskan minyak goreng lalu tumis bumbu halus hingga harum. 

6. Masukkan daun salam, serai, dan lengkuas. Tambahkan air, aduk sebentar, lalu masukkan santan dan beri garam. 

7. Masukkan ikan gabus yang telah disuwir. Aduk kembali hingga rata. Didihkan.

8. Setelah mendidih, angkat dan matikan kompor.

9. Siapkan bawang  goreng, sambal, dan potongan jeruk nipis. (tambahkan bila suka)


Cara Penyajian Burgo

Ambil potongan burgo lalu letakkan secukupnya dalam mangkuk saji. Tuangkan kuah burgo dan taburi dengan bawang goreng. Bila suka, bisa ditambahkan sambal dan air jeruk nipis. Sajikan selagi hangat. 

Bagaimana, sudah terbayang bukan nikmat dan gurihnya hidangan khas Palembang ini? Hidangan ini sekaligus membuktikan kalau Indonesia memang sangat kaya dengan beragam jenis masakannya. Buktinya, dari satu daerah saja, terdapat banyak jenis hidangan yang berbeda dengan daerah lainnya di tanah air.

Jadi, jangan lupa untuk mencari dan mencoba Burgo Palembang ketika berkesempatan ke kota tersebut. Atau jika tidak, kita juga bisa mencoba resep di atas dan merasakan sendiri kenikmatan  hidangan ini. Dijamin, kalian bakal suka.