Kamis, Desember 27, 2012

Nyasar Berbuah Nasi Dos



Sekitar pukul 12 30 siang kami meninggalkan kediaman menuju Shah Alam, ibukota negeri Selangor. Rencananya kami akan menginap semalam di sana. Agar esok harinya kami tidak terburu-buru berangkat ke kantor imigrasi.

Kamis, Desember 13, 2012

Kembali Nyasar di Kuala Lumpur

Jumpa Mail and Mei Mei di pintu masuk 
Pagi ini kami sepakat untuk mengunjungi Karnival Upin Ipin yang diadakan di Stadium Titiwangsa, Kuala Lumpur. Sebenarnya ada kekhawatiran tersendiri karena berdasarkan pengalaman yang lalu, kami selalu nyasar bila telah  berada di Kuala Lumpur. Padahal sudah berkali-kali ke sana.

Sabtu, November 10, 2012

TAHNIAH, NAK......

"Mi, ini surat dari Cikgu Shanti!" Nusaibah, anak ketigaku yang sehari-hari dipanggil Nunu kemudian menyerahkan selembar kertas. Saat itu ia baru saja pulang dari sekolah.

Segera kuambil lembaran tersebut. Dan....aku sangat terkejut membaca huruf demi huruf yang tertera di sana. Anakku yang super pendiam di sekolah itu ternyata berhasil mendapatkan anugerah sebagai siswa terbaik di dalam kelas. It's a big surprise to me.

Aku benar-benar tak menyangka akan hal ini. Kembali kuulangi membaca lembaran yang ada di tanganku. Aku takut tadi salah baca. Tapi tulisan yang ada dihadapanku itu tetap, tak ada yang berubah sedikitpun.

Dalam keharuan yang mendalam, ingatanku tanpa sadar melongok ke belakang. Kuingat saat pertama kali anakku bersekolah di Sekolah kebangsaan Jalan 6, nama sekolahnya. Saat itu hampir tiap hari ia akan menangis karena tak ingin ditinggal. Abahnya yang setiap hari mengantarnya terpaksa harus membujuknya terlebih dahulu sebelum meninggalkannya. wali kelasnya pun sering dibuat repot karenanya.

Padahal selama TK, Nunu termasuk anak yang mandiri. Tiap hari ia selalu bersemangat ke sekolah. Malah pada waktu pulang, dia sering bersembunyi karena masih ingin bermain di sekolah. Tentu saja perubahan sikapnya yang bukannya semakin mandiri membuatku bertanya-tanya ada apa.
Usut punya usut, ternyata perubahan sikapnya itu karena beberapa hal. Diantaranya ialah faktor bahasa. Nunu kesulitan menghadapi sekelilingnya yang berbahasa melayu sementara selama ini ia telah akrab dengan Bahasa Indonesia versi Makassar. Faktor lain ialah, wali kelasnya yang keturunan India serta berperawakan seperti guru besar Upin Ipin sehingga sekilas terlihat garang yang membuatnya langsung menciut.

Untungnya, hal itu tidak berlangsung lama. Beberapa bulan berikutnya, saat ia telah terbiasa dengan bahasa melayu dan cikgunya maka terlihatlah sifat aslinya. Ia kembali menjadi anak yang cinta sekolah malah selalu bersemangat untuk berangkat ke sekolah. hari-harinya pun dipenuhi dengan cerita tentang sekolahnya terutama tentang cikgu Shanti yang katanya baik hati dan tidak garang seperti sangkaannya semula.

Dan, kecintaannya itu kemudian dibuktikan dengan berhasilnya ia mendapatkan penghargaan ini. Tahniah, Nak. You are the best!








Selasa, November 06, 2012

Padamu Anakku….



        Alhamdulillah  aku dinyatakan  positif hamil hanya berselang sebulan sejak pernikahanku di bulan desember 1998. Tentu saja berita itu kuterima dengan suka cita. Aku dan juga suami sangat gembira karena tidak perlu menunggu waktu lama untuk mendapatkan buah hati.

Kamis, Oktober 25, 2012

SEPENGGAL KENANGAN TENTANG KAKEK (PUANG)




Beliau adalah salah seorang ulama Nadlatul Ulama Sulawesi Selatan yang cukup dikenal. Sepak terjangnya di medan dakwah sejak muda usia membuatku senantiasa terkagum dan tak pernah bosan untuk terus mendengarkan kisah yang sama yang dilantunkan oleh nenek kepadaku. 

Sejak kecil aku memang sangat dekat dengan nenek. Bahkan, aku pernah berpikir kalau aku anak paling beruntung sedunia karena mempunyai dua ibu. Setelah agak besar barulah aku menyadari kalau yang selama ini kupanggil dengan sebutan ”Mama Aji” sebetulnya adalah nenekku, ibu dari ibuku.


Aku tak pernah lupa, usai mendengarkan cerita Mama Aji maka  di kepala mungilku akan terbayang bagaimana Puang di waktu muda membawa keluarga kecilnya berhijrah dari tanah kelahiran Mama Aji, tempat tinggal mereka selama ini. Kubayangkan bagaimana kakek, nenek serta keempat anak mereka yang masih kecil-kecil itu kemudian bersembunyi dan mencari cara agar lolos bisa dari kejaran.

Keselamatan Puang sedang terancam. Puang yang dipanggil “Tuan Guru” dengan semangat mudanya memang seorang aktivis dakwah yang senantiasa menyiarkan agama Islam di tanah yang mayoritas dihuni oleh nonmuslim. Tak heran bila kemudian  para kuffar itu  menginginkan nyawanya untuk menghentikan penyebaran agama mulia ini. 

Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah Azza wa Jalla dengan dibantu oleh sesama jama’ah. Puang berhasil menyelamatkan diri. Keluarga kecil itu tak membawa apa-apa selain hanya pakaian yang melekat di badan. Seluruh harta warisan Mama Aji yang melimpah tak satu pun dibawa. Seluruh harta itu ditinggal, salah satunya dengan tujuan agar perhatian kaum kuffar itu sedikit teralihkan sehingga Puang sekeluarga dapat sedikit lebih leluasa meneruskan pelariannya.

Dalam pelarian itu, salah seorang anak mereka masih sangat mungil. Anak keempat itu masih bayi. Tak salah bila kemudian  bayi mungil itu diberi nama Hajrah, yang berasal dari kata hijrah, yang berarti perpindahan.

Mulailah Puang sekeluarga memulai hidup baru dari nol. Mama Aji yang terbiasa hidup dalam gelimangan harta harus merasakan pahitnya hidup. Alhamdulillah, semua kesusahan itu berhasil dilewati. Tahun-tahun suram itu telah pergi.  Kini, keluarga Puang dapat menjalani hidup lebih tenang dan kakek juga tetap bergelut di dunia dakwah.

Selama ini aku memang sering berada di rumah Puang. Jarak rumah kami yang tidak terlalu jauh memudahkanku untuk bolak-balik. Aku tahu kakek paling suka membaca. Beliau sanggup membaca hingga larut malam. Terkadang beliau sampai tertidur di kursi dan ketika tersadar kembali melanjutkan aktivitas membacanya. Selain itu beliau juga rutin shalat malam. Usai shalat malam, kembali lanjut membaca.

Selain itu Puang juga sangat disiplin. Beliau mempunyai buku agenda tempatnya mencatat semua kegiatannya. Buku itu sangat dijaganya dan kami dilarang untuk menyentuhnya. Meski terkadang karena penasaran aku suka mengintip apa saja yang menjadi agenda Puang.






“Aku ingin mati di atas kendaraan yang membawaku berdakwah” kata-kata itu senantiasa terngiang di telingaku. 

Kata-kata itu diucapkan ketika kami protes dengan kekerasan hatinya. Bayangkan di usia yang menginjak delapan puluhan, beliau masih berkeliling dari satu majelis ke majelis, dari satu masjid ke masjid. Beliau seorang diri membawa vespa maupun mobil tuanya. 

Dari cerita yang dituturkan adikku, sebelum beliau sakit dan hanya bisa terbaring di tempat tidur, beliau masih suka bepergian seorang diri. Meski saat kembali, beliau selalu diantar oleh orang yang tidak dikenal. 

“Pak Kiai gak tahu jalan pulang” demikian jawaban orang-orang yang mengantar Puang pulang. Mereka mengenal Puang berkat seringnya kakek mengisi taklim di mana-mana.

Untungnya Puang masih mengingat alamat rumah sehingga orang-orang dapat menghantarkan beliau kembali.

Kini, Puang telah tiada. Pada hari Rabu, tanggal 24 Oktober 2012, Puang mengembuskan napasnya yang terakhir di Rumah Sakit Islam Faishal Makassar. 

Selamat jalan Puang-ku tercinta, Puang-ku tersayang, KH Abdullah Salim. Semoga amal ibadah selama di dunia ini diterima di sisi-Nya. Semoga Allah mengampunkan dosa-dosa Puang dan memberi tempat yang layak untuk Puang.

Di sini, di tempat yang jauh aku hanya bisa berdo’a dan mengenang semua kenangan indah bersamamu. Satu harapanku, semoga kami bisa mewarisi semangat Puang yang tak pernah lelah berjuang di jalan Allah.   

Aamiin Ya Rabbal A'lamin.


Rabu, September 12, 2012

Tata Cara Pengajuan Naskah ke Mizan Publishing House/ Mizan Pustaka


Mizan Publishing House

Kriteria Pengajuan Naskah Non Fiksi

Per 1 Januari 2012

Kriteria naskah:
  1. Isi naskah dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
  2. Naskah ditulis secara logis dan sistematis dan karya asli.
  3. Belum pernah dipublikasikan penerbit lain.
  4. Memiliki rujukan yang jelas.
  5. Memiliki orisinalitas atau kebaruan.
  6. Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
  7. Tulisan utuh/padu (monograf), bukan kumpulan tulisan.
  8. Bukan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi).

Mizan Publishing House
Kriteria & Prosedur Pengajuan Naskah Novel
Per 1 Januari 2012
 Kriteria naskah:
  1. Naskah harus karya asli
  2. Belum pernah dipublikasikan penerbit lain.
  3. Memiliki cerita yang unik dan tidak klise.
  4. Naskah ditulis dengan rapi (logis dan sistematis).
  5. Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
  6. Tulisan utuh/padu (monograf), bukan kumpulan tulisan.
  7. Tidak menimbulkan kontroversi, terutama berhubungan dengan moral dan agama.
  8. Sertakan Sinopsis

Prosedur Pengajuan Naskah:
(Jika naskah telah memenuhi kriteria tersebut di atas)
  1. Surat pengantar.
  2. CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap nomor telepon yang dapat dihubungi.
  3. Naskah:
  4. Keseluruhan isi naskah.
  5. Berupa fotokopi (bukan asli/master), hard-copy atau print-out (redaksi belum melayani naskah via email jikapun ya redaksi lebih mendahulukan utk mengevaluasi naskah yg dikirim dalam bentuk hardcopy), diketik komputer (bukan ketikan mesin tik manual).
  6. Kirim ke:
Redaksi Penerbit Mizan
-U.p. Bpk. Andityas Prabantoro, redaksi tidak menerima naskah PUISI (untuk naskah bertema keislaman dan dewasa (umum))
-U.p. Bpk. Benny Rhamdani (untuk naskah bertema umum (remaja), novel, cerpen, remaja, anak) persyaratan tambahan  
untuk naskah remaja dan anak: panjang naskah minimal 70 hal, maksimal 150 halaman, spasi satu, font times new  
roman 12pt, A4.
1. Novel anak: petualangan yang seru dan lucu berbau detektif (modern, lincah, humor)
     2.  Ilustrated book: kisah-kisah menakjubkan yang cocok buat anak.
     3.  Buku penunjang pelajaran SD yang disajikan dengan gaya populer.
     Untuk lebih memahami trend saat ini silakan baca dan lihat produk2 terbaru DAR!
  Alamat: Jl. Cinambo No. 135 (Cisaranten Wetan) Bandung 40294
Telp. (022) 7834310

KETERANGAN :
  1. Jangka waktu evaluasi naskah kurang lebih 3 bulan. secara bertahap akan kami upayakan agar maksimal respons dalam waktu 1 bulan
  2. Jika Redaksi menolak penerbitan naskah, akan kita kabari via surat atau telepon., bahan naskah tidak akan dikirimkan kembali kecuali disertai perangko yang mencukupi.
  3. Apabila naskah layak terbit, kami akan kabari via surat dan telepon dan dillanjutkan dengan pembuatan Surat Perjanjian Penerbitan.

Selasa, September 11, 2012

MASJID MERAH MUDA (Mengunjungi Masjid Putra)


Kota masa depan, demikian konsep rancangan pembangunan   Putrajaya, ibukota administrasi Malaysia yang baru. Kota kecil ini memang sangat indah. Perpaduan antara kemegahan dan keasrian menjadikan Putrajaya sebagai salah satu tujuan utama wisata di Malaysia.  Berjarak sekitar 25 km dari arah selatan  Kuala Lumpur, kota ini tampak megah tanpa meninggalkan  ciri melayu yang identik dengan islam.

Senin, September 10, 2012

My First Antologi



Akhirnya terbit juga buku antologi pertamaku yang berjudul "Sembuh dan Sukses dengan Terapi Menulis". Buku yang ditulis oleh 94 orang ini berisi tips-tips menyembuhkan berbagai macam penyakit psikis maupun fisik dengan menerapkan terapi menulis.

Buku yang audisinya kuikuti diakhir tahun 2011 ini diterbitkan sekitar bulan Juli 2012 yang lalu. Buku ini juga menjadi salah satu penyemangatku untuk kembali merambah dunia yang pernah sangat kuakrabi, dunia kepenulisan. Dunia yang terpaksa kutinggalkan padahal dari sanalah aku pernah mendapat begitu banyak hal baik berupa materi maupun non materi.


Dengan kehadiran buku ini aku berharap dapat kembali diterima di dunia kepenulisan. Kuberharap dapat kembali menuangkan isi pikiranku dalam bentuk tulisan. Dapat kembali menorehkan namaku di dunia ini. SEMOGA

Selasa, September 04, 2012

MENULIS DI MAJALAH UMMI


UMMI , majalah Keluarga Muslim yang terbit setiap bulan. Ada beberapa rubrik yang membuka peluang bagi penulis -di luar redaksi- untuk mengirimkan tulisan. Rubrik apa sajakah?

DUNIA WANITA
§  1 halaman dengan panjang tulisan maksimal 3000 karakter. Berisi pengalaman pribadi, atau opini dengan sudut pandang perempuan.
§  Tips agar dimuat: 1) manfaatkan tema yg sedang in di bulan tersebut. namun kirimkan naskah tersebut minimal 2 bulan sebelum momen. Misalnya jika ingin menulis dengan tema ramadhan, kirim naskahnya di bulan-bulan April-Mei. karena proses penggarapan naskah dilakukan 2 bulan sebelum terbit. 2) Usahakan untuk mengambil topik atau pembahasan dengan agle yg unik. Misalnya ajakan utk berbelanja ke warung, saat banyak orang memilih belanja di mal/pasar. tentu dengan didukung argumen yang menguatkan topik tersebut.

CERPEN
§  2 halaman dengan panjang naskah maksimal 6000 karakter.
§  Tips: 1)ambil tema yang unik. Ummi menerima kira2 10-20 naskah baik online maupun setak setiap bulannya. namun, jarang yang temanya unik. konflik juga kurang tergarap jadi cerpen cenderung datang. 2)cerpen dengan setting suatu daerah yg khas dg dialek lokal, biasanya memiliki satu poin lebih dibanding cerpen yg setingnya tidak jelas 3)batasi jumlah tokoh, namun perkuat karakter tiap tokoh dalam cerpen tersebut.

CERPEN ANAK
§  2 halaman, dengan panjang naskah maksimal 5500 karakter.
§  tips: pembaca cerpen anak, berusia 5-13 tahun. usahakan temanya sederhana, bahasanya mudah dipahami dan berhikmah. boleh cerita biasa, imajinasi (misalnya tokohnya debu/awan/angin/pohon) atau fabel.

PERJALANAN
§  2 halaman, panjang naskah 5700-an karakter
§  tips: pilih lokasi/daerah/kota/negara yg unik, bisa karena 'sesuatu' yang tak biasa di sana. boleh juga mengangkat sisi sejarah yang tak banyak orang mengetahuinya. mungkin ada agle yg berkaitan dengan keislaman, biasanya menjadi poin tambah dari tulisan tersebut. usahakan deskriptif, sehingga pembaca bisa membayangkan bagaimana perjalanan menuju kesana, suasananya bagaimana (panas/dingin/hangat), gambarkan keunikannya misalnya bentuk rumah, sapaan khas penduduk lokal, dll.
§  sertakan foto, minimal 5 buah dengan ukuran file, kira2 500 kb- 1 MB. agar tidak pecah ketika di layout. berikan captoin/keterangan di bawah foto tersebut. foto bisa menguatkan isi artikel, bisa juga hal lain yg menarik namun belum termuat di artikel
Oya, naskah bisa dikirim ke kru_ummi@yahoo.com. atau dikirim ke redaksi Ummi, Jl. Mede No. 42A Utan Kayu, Jakarta Timur


Semoga Bermanfaat
Aini Firdaus

MENULIS DI MAJALAH SAKINAH


Alhamdulillah, majalah sakinah membuka kesempatan bagi para pembaca yang gemar menulis dan ingin mengirimkan hasil karyanya untuk diterbitkan dalam Majalah Nikah Sakinah.

Rubrik yang dibuka:

1. Kisah Nyata; ada tiga rubrik, yaitu:
         - Kisah Ta'aruf, berkisah tentang pengalaman mencari pasangan hidup.
         - Pintu Taubat, berkisah tentang perjalanan taubat seseorang dari kekufuran, kebid'ahan ataupun kemaksiatan.
         - Anakku Sayang, berkisah tentang pengalaman seorang ibu (orang tua secara umum) dalam kelahiran anak-anaknya.

2. Kolom Ummi dan Kolom Abah, rubrik ringkas untuk menuangkan uneg-uneg seorang ummi atau seorang abah dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai hal tidak terbatas pada permasalahan-permasalahan tertentu.

3. Kilau Kalbu, rubrik berisi tentang bagaiman kita menyucikan hati kita dari berbagi kotoran-kotorannya.

4. Bugar, rubrik berisi tentang kesehatan dan perawatan tubuh.

Ketentuan Penulisan:

1- Tulisan ditulis dalam format .rtf atau .doc
2- Dengan font times new roman 12pt, jika ada tulisan arab dengan font Traditional Arabic 16pt
3- Panjang tulisan:
    - Khsusus untuk kolom Ummi dan Kolom Abah, panjang tulisan sekitar 300kata
    - Rubrik lainnya, panjang tulisan sekitar 650-700 kata
4- Tulisan murni karya sendiri dan belum dipublikasikan di tempat lain
5- Dikirimkan ke email: redaksi [at] majalahsakinah [dot] com dengan menjadikan nama rubrik sebagai subjeknya
6- Disertakan pula nama dan alamat lengkap beserta no telp/HP yang bisa dihubungi.
7- Jika membawakan dalil, mohon disertakan tulisan arabnya beserta sumber rujukan dalil tersebut.
8- Tulisan akan diseleksi oleh kru redaksi Majalah Nikah Sakinah.

InsyaAllah bagi siapa saja yang tulisannya dimuat akan mendapatkan imbalan dari Majalah Nikah Sakinah.

MENULIS DI FEMINA



MENULIS ITU SERU!
Menulis itu adalah menceritakan kembali pengalaman, pengetahuan,perasaan, ke dalam bentuk tulisan. Sumbernya bisa dari sendiri maupun orang lain. Menulis itu menyenangkan, dengan menulis  kita bisa mengabadikan pengalaman hidup ke dalam tulisan, membanggakan saat hasil karya dibaca banyak orang, dan seru berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
Tulisan ada dua jenis, yaitu fiksi dan nonfiksi. Fiksi adalah kisah rekaan, contohnya cerita pendek (cerpen) dan cerita bersambung (cerbung), walaupun kisahnya rekaan, namun harus tetap masuk akal. Non fikssi adalah tulisan yang berisi pengalaman diri sendiri maupun orang lain yang berupa fakta, tidak ada bumbu imajinasi penulis.
Dalam menulis ada hal-hal yang perlu diperhatikan,yang terpenting adalah siapa pembacanya? Akan dipublikasikan dimana? Seberapa panjang jatah halaman artikelnya? Apakah  tulisan cocok untuk media yang dituju?
Tips:
 Kuasai EYD, hindari jargon (misalnya istilah medis yang hanya diketahui orang kedokteran), vulgar.
Kalimat dan paragraph pertama menentukan segalanya
Perhatikan detail (nama, usia,profesi responden, narasumber,dll). Narasumber disebutkan secara lengkap gelarnya, dan disebutkan di awal artikel
Lakukan penelitian kecil agar tulisan berbobot.
Terus berlatih!!!
Ini nih yang paling ditunggu-tunggu….

Tips menulis “Gado-Gado”
1.       Cari  dan memilih topik
  Fakta, bukan rekaan
  Menarik, jenaka,mengandung humor, tapi juga menyentuh perasaan.
  Inspirasi, bisa dari sendiri atau orang lain.
  Sumber topik: pengalaman sendiri, perjalanan, obrolan dengan orang lain, dan lain-lain.
2.       Buat Outline
ü  Susun alur untuk pembuka, isi, penutup.
ü  Pilih pola: puncak cerita di depan atau puncak di belakang.
3.       Membuat Judul
Singkat, eye catchy, menggambarkan isi tulisan. (Satu ada dua kata saja)
4.       Membuat Catcher
Catcher adalah kalimat yang diketik dengan ukuran lebih besar untuk menarik pembaca
Maksimal dua kalimat: padat, ringkas, eye catchy
5.       Menulis Cerita
Panjang di majalah: 1 halaman, panjang ketik maksimal 1,5 halaman, 1 spasi, Arial 12, Karakter no space: 4300.
Satu paragraph minimal 3 kalimat, satu kalimat maksimal 15 kata.Tidak ada sub judul. Jaga alur sambung menyambung antar paragraph.
Sisipkan kata-kata ekspresif: duh!, wah!, aih!, masa? Perkuat dengan ekspresi: tertawa lebar, bajunya longgar, berjalan gontai.

Tips lain:
Ø Gunakan kata Wanita daripada Perempuan
Ø Jangan menyebut brand/ merek
Ø Bisa menceritakan suatu “kejahatan” tapi jangan detail.


Ini hasil Workshop Kompetisi Menulis Rubrik Gado-gado yang diselenggarakan Majalah Femina tempo hari. Kebetulan saya mendapat kesempatan ikut dan tulisan Gado-gado saya alhamdulillah, menang *siapa nanya* #ditimpuk segrup :p
Info ini saya tulis khusus berdasarkan request Mbak Eno. Semua isi tulisan berdasarkan yang saya lihat, dengar, dan rasa saat workshop. *halah* Oiya, makasih "colekannya" waktu itu, Mbak Eno. *sungkem*
Ada 4 rubrik di Majalah Femina yang bisa diisi pembaca, yakni Cerpen, Cerber, Gado-gado, dan Oleh-oleh. Namun, kali ini, saya hanya membicarakan tentang rubrik Gado-gado dan Oleh-oleh. Yuk, tarek, Maaang ...!

Gado-gado

1. Teknis penulisan
Panjang di majalah 1 halaman. Panjang tik maksimal 1,5 hal 1 spasi Arial 12. Character no space 4300 (kalau saya hitung-hitung *kurang kerjaan banget ngitung-ngitung*, biasanya yang dimuat di
majalah itu 500 kata). Satu paragraf maksimal 3 kalimat. Satu kalimat maksimal 15 kata.

2. Fakta, bukan rekaan
Kalau menurut saya sih, seperti kisah inspiratif.

3. Sumber inspirasi
Kita bisa menceritakan pengalaman kita sendiri, orang-orang terdekat, atau orang lain. Cerita tentang perjalanan, obrolan dengan orang lain, persoalan yang aktual dan hangat.

4. Menarik, jenaka, tapi juga menyentuh perasaan
Meski jenaka, tulisan tetap memiliki “nilai” atau pesan moral. Jangan biarkan pembaca “lepas” begitu saja setelah membaca tulisan kita. Misal, kita menulis tentang repotnya menjadi ibu. Namun, tuliskan pula bahwa di balik semua kerepotan itu, ada “harga” yang tidak bisa dibayar dengan apa pun juga, yakni melihat anak-anak tumbuh sehat dan ceria. Ingat, tulisan tidak boleh vulgar (porno). Tidak mengandung kalimat yang merendahkan wanita. Gunakan kata “wanita”, bukan “perempuan”. Majalah Femina selalu menulis kata "wanita" bukan "perempuan".

5. Gunakan sudut pandang orang pertama saat bercerita, yakni “saya” atau “aku”
Tujuannya supaya tulisan kita terasa lebih akrab dengan pembaca.

6. Judul
Harus singkat, eye catchy, menggambarkan isi tulisan. Judul untuk tulisan rubrik Gado-gado, biasanya hanya satu atau dua kata.

Contoh:
-  “Nyamuk”, bercerita tentang kesebalan diganggu nyamuk.
-  “Neng atau Encik", bercerita tentang orang Sunda berperawakan Tionghoa.
-  “Pengantin Baru", bercerita tentang kagoknya saat malam pertama.
-   “Antre ... Antre ....”, bercerita tentang pengamatan tokoh terhadap tingkah laku pengunjung klinik.

7. Membuat cathcer
Cathcer merupakan hal terpenting kedua setelah judul. Cathcer berguna untuk menarik pembaca membaca keseluruhan artikel. Di majalah, cachter dibuat dalam font besar. Cathcer maksimal dua kalimat, singkat, padat, dan eye catchy. Pilih kalimat dalam tulisan Anda yang kira-kira paling bisa membuat pembaca penasaran, ya!

Contoh :
- Judul : Antre. Cathcer : Sambil antre aku sibuk menilai orang. Melihat wanita muda hamil, aku menerka-nerka, dia hamil karena perjodohan, "kecelakaan", atau ...?
- Judul : Pengantin Baru. Cathcer : Setengah sadar saya masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka. Dan ... saya melihat dia sedang menggosok gigi tanpa pakaian!

8. Jaga alur sambung menyambung antarparagraf
Tulisan harus sistematis. Antara peristiwa yang satu dengan yang lain tidak loncat-loncat urutannya. Ibarat baru ngomong tentang makan nasi, tahu-tahu cerita tentang jalan-jalan ke mal. Padahal yang tentang makan nasi belum selesai dibahas. Ibarat habis mandi, langsung pergi ke sekolah. Padahal, belum pakai baju dan sepatu!

9. Sisipkan kata-kata ekspresi, seperti : duh, wah, aih, masa ...?, dan lain-lain
Ini untuk menunjukkan bahwa jenis tulisan di rubrik Gado-gado adalah tulisan yang santai, lentur, bukan tulisan kaku seperti di koran atau textbook.

10. Perkuat dengan deskripsi, seperti : tertawa lebar, bajunya longgar, berjalan gontai dan lain-lain
Contoh : "Kamu mau apa lagi, Sher?" tanya Rika sambil tersenyum kecut.

11. Honor Rp366.000,00 (info dari Ansa Widiyarti) :p


OLEH-OLEH

1. Teknis penulisan
Panjang di majalah 3-4 halaman. Panjang tik maksimal 4 hal 1 spasi Arial 12. Character no space 8000-10000. Satu paragraf maksimal 3 kalimat. Satu kalimat kalimat 15 kata. Untuk artikel bertutur ada 2-3 subjudul.

2. Pakai sudut pandang “saya” atau “aku” saat menulis

3. Hasil traveling harus baru atau paling lama setahun yang lalu
Jadi, setelah traveling, langsung tulis saja ceritanya, ya. Kalau kelamaan,  khawatir tidak sesuai lagi dengan sikon daerah yang Anda kunjungi. Misal, tiga tahun yang lalu Anda traveling ke pantai A. Saat itu, di sana masih sepi. Setelah pembaca membaca tulisan Anda, mereka tertarik pergi ke pantai A. Tidak tahunya, di sana tidak sepi lagi, sudah ramai! Ya iyalah, yang sepi itu kan, tiga tahun lalu. Kelamaan sih, nulisnya. :p

4. Menulis perjalanan sendiri, bukan perjalanan orang lain
Soalnya, “rasa” saat melakukan perjalanan, yang paling bisa menceritakan dengan pas hanyalah
sang pelaku traveling sendiri. “Rasa” itu tidak bisa diwakilkan oleh orang lain,  demikian kata Bu Angela (redaktur eksekutif Majalah Femina), pemateri workshop.

5. Destinasi
Ada dua pilihan :
-  Destinasi yang belum banyak dipublikasikan (belum banyak diulas di media). Contoh : kepulauan Birawan, Raja Ampat, Maui Hawaii, Tibet, Vietnam, desa-desa kecil di Eropa dan Amerika, dan lainl-ain.
-  Destinasi populer, tapi ambil sisi cerita yg unik. Pasar kopi di Muarabungo Jambi. Kalau Anda traveling ke sebuah daerah yang populer, ada “nyempil” tempat yang unik dan menarik, penduduknya punya kebiasaan yang lain daripada yang lain, misalnya, silakan ceritakan.

6. Isi cerita perjalanan terdiri dua yakni, cerita bertutur dan cerita bersegmen (dua-duanya harus ditulis ya, bukan salah satu saja).
- Susun alur pembuka, isi, penutup (untuk cerita bertutur)
- Tentukan boks-boks yang unik dan spesifik (untuk cerita bersegmen)
Cerita bersegmen biasanya terdiri dari 5-6 boks, tergantung pada lokasi spesifik yang ingin Anda ceritakan. Contoh : Selandia Baru. Anda bisa membuat boks “gereja mungil”, “danau”, “pasar tradisional”, “kolam air panas”, dan lain-lain. Intinya, yang unik-unik dari daerah itu. Lengkapi juga tulisan Anda dengan boks-boks yang berisi tips "hotel", "resto", "transportasi", "belanja", dan lain-lain.

7. Membuat judul dan cathcer yang singkat, eye  catchy, dan menggambarkan isi tulisan

Contoh :
-  Judul : Oxford, Inspirasi Penulis Dunia
Cathcer : Seperti menjadi tokoh buku-buku folkiens Lewis dan Rowling, daya tarik kota tempat berdiamnya kampus tua memang luar biasa.

-  Judul : Salju Romatis di Christchurch
Cathcer : Melanglang ke Selandia Baru, mata dan jiwa tak hentinya dibuat kagum akan sajian panorama yang keindahannya bak karya lukis maestro.

- Judul : Muarabungo, Keindahan Sebuah Kota Singgah
Cathcer : Jangan lewatkan begitu saja kota kecil ini kalau Anda melintasi sepanjang Sumatera. Pesona kuliner dan wisatanya sayang bila diabaikan.

8. Foto-foto yang memukau dan spektakuler
Dalam sebuah artikel jalan-jalan atau traveling, yang paling penting adalah FOTO. Foto-foto inilah yang menjadi penilaian utama. Foto pemandangan yang keren amat sangat disukai sekali (sumpe!). Foto pakai ponsel boleh. Yang penting jelas. Jangan kirim foto yang ada Anda di dalamnya, ya. Kalaupun ada, sebaiknya satu saja, jangan banyak. Dilarang narsis. :p

9. Honor : sangat menggiurkan, apalagi kalau fotonya keren-keren.

Sekadar info, Majalah Femina sangat butuh tulisan untuk rubrik Oleh-oleh. Soalnya, kru majalah suka puyeng. Mau menulis tempat A, sudah. Tempat B, sudah. Bingung ... mau menulis daerah mana lagi ...? demikian teriak kru majalah saat meeting mingguan *duilah*. Jadi, kalau ada pembaca yang mengirimkan tulisan untuk rubrik ini dan tulisan (plus foto-fotonya) keren, mereka senang sekali. Ayo,yang suka jalan-jalan, kirim! Kirim! Destinasi boleh dalam dan luar negeri. Penulis boleh wanita, boleh pria. Oke?

Nah, meskipun Anda sudah tahu detail persyaratan menulis rubrik Gado-gado dan Oleh-oleh di Majalah Femina, saya menyarankan Anda tetap membaca paling tidak tiga atau lima edisi rubrik yang Anda sasar. Ibarat mau perang, kita harus tahu medan dulu, kan? Iya, enggak? Iya, enggak? *alis bolak-balik naik turun*

Sekian.
Selamat menulis!  (Haya Aliya Zaki)

Sepenggal Kisah dari Singapura


Dengan girang Tholhah, putra keduaku, menyerahkan sejumlah koin basah padaku.
“Dapat dari mana, Bang?” tanya dua putri kecilku hampir bersamaan. Mereka yang sedari tadi anteng  bersamaku langsung mengerumuni koin yang dihampar di atas jilbab lebarku.
“Di sana…”
Tanpa dikomando dan sempat kucegah ketiganya segera berlari ke arah yang ditunjuk Tholhah. Kolam air mancur  tempat Patung Marlion kecil  kini menjadi ajang  perburuan harta karun ala mereka.
Dari tempat dudukku yang berada tak jauh dari lokasi “penambangan koin” aku memperhatikan sekaligus mengawasi ketiganya. Mula-mula mereka mengamati dasar kolam sebelum menjulurkan tangan mengambil koin incaran masing-masing. Ketiganya tak menghiraukan para pengunjung yang berada disekeliling mereka. Malah sesekali mereka menggeser kaki pengunjung yang dirasa menghalangi kegiatan mereka. Aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuan ketiganya terlebih ketika beberapa orang anak kemudian  ikut memunguti koin di dasar kolam.
“Ummi, ini hasilku…” Nunu, anak ketigaku menyerahkan hasil perolehan koinnya padaku.
“Ini punyaku….” seru Tholhah tak mau kalah.
“Hu hu hu, aku gak dapat apa-apa..” si kecil Khaulah terlihat sedih karena tak berhasil mendapatkan koin sepeserpun.
Dengan girang mereka menyerahkan koin-koin basah itu padaku.  Tiba-tiba aku merasa seperti juragan anak jalanan yang mempekerjakan anak kecil di lampu merah dan saat ini sedang menerima setoran mereka. Pelan-pelan kuangkat kepalaku mengamati sekeliling.  Untungnya saat itu areal Marlion Park ini sedang ramai dan para pengunjung tengah  sibuk dengan urusan mereka sehingga tak ada yang memperhatikan kami. Meski demikian dalam hati aku was-was juga. Siapa tahu tiba-tiba ada petugas kamtib yang langsung menghentikan kegiatan illegal ini. :p   
Suami serta si sulung yang baru datang usai berjalan-jalan menikmati keindahan areal ikon negeri singa ini langsung disambut dengan celotehan penuh semangat ketiga anakku. Si sulung pun jadi tertarik untuk mengikuti jejak ketiga adiknya. Berempat kemudian mereka kembali  mengadu keberuntungan di kolam Marlion kecil.
Jadilah liburan di negeri singa kali ini membawa kenangan yang tak terlupakan. Semalam kami tidak bisa tidur di penginapan karena direcoki seekor tikus kecil. Sekarang anak-anak malah lebih asyik berburu “harta karun” ketimbang menikmati keindahan areal  Marlion Park.
“Sst, liburan berikut kita ke sini lagi ya…aku mau nyari koin yang lebih banyak lagi” bisik Tholhah saat dalam perjalanan pulang. Hadewh………   





Senin, Agustus 20, 2012

RESENSI BUKU


Judul buku: Storycake for Amazing Moms
Penulis: Ria Fariana,dkk
Penerbit: Gramedia Penerbit Utama (GPU)
Tahun:  2012
Halaman: 233 halaman
Harga: IDR 48000
Kisah Para Ibu Hebat
        Apa hebatnya jadi ibu rumah tangga?  Sebuah tanya yang masih kerap terdengar di telinga kita. Tanya yang menyiratkan  kesinisan pada profesi yang kesehariannya hanya berkutat seputar mengurus rumah dan para penghuninya. Di mata sebahagian orang  pekerjaan ini adalah perkara yang mudah yang  tidak membutuhkan keahlian khusus serta pendidikan yang tinggi.

Kamis, Agustus 09, 2012

Yuk ikutan Sebelum DL


LOMBA CERITA HARI ANAK NASIONAL 2012



DL: 31 Agustus 2012
Tema: "Aku Melawan Korupsi"
*15 Tulisan Nominator Dibukukan Cetak Nasional
Tujuan:
Akhir-akhir ini sangat menyentak kesadaran kita mengenai fenomena maraknya terungkap kasus korupsi yang melibatkan elit-elit politik, dan lebih mirisnya yang terjerat hukum gara-gara korupsi itu adalah para pemimpin yang seharusnya mereka adalah panutan bagi bangsa ini. Hal ini sangat terkait dengan minimnya pendidikan "bahaya korupsi" dan dampaknya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di bangku sekolah. Sekarang ini sudah ada pendekatan "melawan" korupsi yang dikenalkan pada anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama.
Untuk menunjang program pemerintah mengenai pendidikan antikorupsi sejak dini, kami merasa terpanggil untuk membuat lomba cerita anak yang bertemakan tentang korupsi, bagaimana anak-anak dengan kepolosan dan kejujuran mereka bisa menjadi "alarm" dan pencegahan untuk menghindari tindakan korupsi sekecil apapun itu. Dengan cerita-cerita ini, pesan "melawan" korupsi akan lebih mudah dicerna dan dipahami oleh anak-anak usia SD dan SMP. Sehingga anak-anak bisa menyerap nilai-nilai kejujuran, moral dan agama dari cerita-cerita tersebut.
Kriteria Cerita:
  1. Cerita seputar dunia anak-anak yang berkaitan dengan semangat "melawan korupsi" yang bisa ditumbuhkan sejak usia dini. Tema ini bisa dijadikan menjadi topik-topik sederhana bagaimana seorang anak yang jujur mengembalikan milik orang lain, tidak mengambil punya orang lain, tidak menipu, berbohong dan menanamkan jiwa disiplin supaya tidak sering malas sekolah atau ogah-ogahan menyelesaikan tugas (korupsi waktu), dan cerita-cerita lain yang ada hubungannya dengan "korupsi" dalam lingkup yang lebih luas di dunia anak-anak.
  2. Cerita anak ini berisi tentang pesan-pesan moral, kejujuran, kedisiplinan, ketaatan pada ajaran agama yang melarang melakukan korupsi atau tindakan yang bisa menjadi kebiasaan orang melakukan korupsi.
  3. Tokoh utamanya adalah anak-anak (usia 6-15 tahun).
  4. Menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, cara bercerita yang mengalir, pesan yang disampaikan mudah dipahami anak-anak.
  5. Tidak menggunakan bahasa-bahasa vulgar, asusila, SARA dan kata-kata yang tidak pantas dibaca anak-anak.
  6. Panitia bisa menganulir naskah yang tidak sesuai dengan kriteria cerita yang kami inginkan di atas.
Syarat Penulisan:
  1. Terbuka untuk umum dan Writing Revolution, gratis.
  2. Maksimal mengirimkan 2 tulisan.
  3. Panjang tulisan 3-5 hlm, spasi 2, New Time Roman font 12, margin 3 cm atau 1,18 inchi semua sisi.
  4. Naskah dikirimkan dalam format LAMPIRKAN FILE (Attach File) ke email:antologi_wr@yahoo.co.id
  5. Tulis judul email: Lomba Cerita Anak
  6. Diharapkan mempublikasikan informasi lomba ini di note FB (minimal tag 30 teman) atau Blog.
Hadiah:
  • Juara I: Uang tunai Rp 300.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • Juara II: Uang tunai Rp 200.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • Juara III: Uang tunai Rp 100.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • 3 Juara Harapan mendapat beasiswa Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO) Writing Revolution (ditambah 1 buku bukti terbit + e-sertifikat).
  • Setiap nominator mendapatkan buku 1 bukti terbit + e-sertifikat.
Sistem Penerbitan Buku:
  • 15 tulisan terpilih sebagai nominator akan dibukukan, cetak nasional, masuk Gramedia, Togamas, Gunung Agung, dll.
  • Setiap kontributor mendapatkan royalti dan buku bukti terbit.
  • Buku diterbitkan Oktober
Sponsor:
Pengumuman: 15 September 2012
Kontak Panitia:
Telp. 0274-8593096
Hotline. 085763208009
E-Mail: antologi_wr@yahoo.co.id

Sabtu, Mei 19, 2012

PENYULUH SEMANGAT

KECEWA, kata itu yang paling tepat untuk mengungkapkan apa yang saat ini kurasakan. Lagi-lagi naskahku tidak lolos. Padahal aku sangat berharap dan yakin kalau naskahku ini layak untuk bersanding dengan para pemenanang yang lain. 

Sabtu, Mei 05, 2012

POINT OF VIEW


Sudut Pandang: Gampang-Gampang Susah


By : Ary Nilandari 


Sudut pandang, Viewpoint, atau Point of View (POV), secara sederhana, adalah bagaimana penulis menempatkan dirinya dalam cerita, dan bagaimana ia menyampaikan cerita kepada pembaca. POV ditentukan saat mulai menulis. Digunakan konsisten dari awal hingga akhir cerita. Jadi tidak berubah-ubah sesukanya antar adegan. Ada beberapa pilihan POV:

1. POV orang pertama (aku): penulis menjadi si aku dalam cerita, mengikuti pikiran dan aksi si aku. Penulis tidak bisa menggambarkan apa yang tidak dilihat si aku, tidak bisa mengetahui perasaan yang tidak dirasakan si aku. POV ini dianggap paling mudah, terutama bagi penulis pemula, karena seperti menulis diari saja. Hati-hati: Apa pun yang diketahui si aku tidak bisa dirahasiakan dari pembaca. Karena pembaca menjadi si aku.
Contoh:
Aku berlari mendaki bukit secepat mungkin. Aku harus meloloskan diri! Jantungku berdegup  kencang dan otot-otot kakiku mengejang. Sampai di puncak bukit, aku menoleh. Oh, tidak! Monster itu masih mengikutiku. Kudengar ia menggerung keras. Rasanya tak mungkin aku bisa lepas darinya. Jelas sekali ia marah karena tiga matanya terkena pasir lemparanku.
2. POV orang kedua (kau): sangat jarang digunakan. Penulis seperti mengamati tindak tanduk si tokoh (kau) melalui teropong, lalu menceritakan apa yang dilihatnya kepada si kau juga.
Contoh:
Kau berlari mendaki bukit secepat mungkin. Kau harus meloloskan diri! Kaurasakan jantungmu berdegup  kencang dan otot-otot kakimu mengejang. Sampai di puncak bukit, kau menoleh. Oh, tidak! Monster itu masih mengikutimu. Ia menggerung keras. Tak mungkin kau bisa lepas darinya. Jelas sekali monster itu marah karena tiga matanya terkena pasir lemparanmu.

3. POV orang ketiga (dia/ia), subjektif, konsisten di satu tokoh sepanjang cerita. Batasannya hampir sama dengan si aku. Bedanya penulis masuk ke dalam kepala satu tokoh saja, si dia/ia, dan mengikutinya dengan konsisten. Hal-hal di luar pengatahuan si dia, tidak bisa digambarkan, seperti pikiran dan perasaan tokoh-tokoh lain. Dengan POV orang ketiga subjektif ini, karakter dan karakterisasi satu tokoh utama bisa dieksplorasi lebih dalam dan diperkuat. Hati-hati: Tidak mudah konsisten pada satu tokoh. Sering tanpa sadar penulis berpindah memasuki kepala tokoh lain. Diperlukan latihan dan pengalaman untuk menyadari perpindahan ini dan kembali ke jalurnya.
Contoh:
Beno berlari mendaki bukit secepat mungkin. Ia harus meloloskan diri! Jantungnya berdegup kencang dan otot-otot kakinya mengejang. Sampai di puncak bukit, Beno menoleh. Oh, tidak! Monster itu masih mengikutinya. Beno mendengarnya menggerung keras. Tak mungkin ia bisa lepas dari makhluk itu, pikirnya. Jelas sekali monster itu marah karena tiga matanya terkena pasir. Beno tersenyum getir. Cuma pasir yang dimilikinya untuk melawan makhluk itu. Ke mana Ilya saat ia butuhkan?

4. POV orang ketiga (dia/ia), subjektif, lebih dari satu tokoh. Penulis mengikuti dua atau tiga tokoh penting secara bergantian. Misalnya, ada tiga sahabat--Beno, Ilya, dan Denisa. Penulis memakai POV Beno di bab 1, Ilya di bab 2, dan Denisa di bab 3, dst. Berpindah-pindah pada segmen yang jelas. Eksplorasi tiga karakter utama pun jadi lebih kuat. Hati-hati: Tokoh minor sebaiknya tidak diberi jatah POV, karena hanya akan merampas ruang untuk karakterisasi tokoh utama. Biasanya POV seperti ini diterapkan pada novel. Jarang pada cerpen. Dalam cerpen, tokoh dan adegan terbatas, ruang gerak terbatas, lebih baik didedikasikan semaksimal mungkin untuk tokoh utama.
Contoh
(bab 1) Beno berlari mendaki bukit secepat mungkin. Ia harus meloloskan diri! Jantungnya berdegup kencang dan otot-otot kakinya mengejang. Sampai di puncak bukit, Beno menoleh. Oh, tidak! Monster itu masih mengikutinya. Beno mendengarnya menggerung keras. Tak mungkin ia bisa lepas dari makhluk itu, pikirnya. Jelas sekali monster itu marah karena tiga matanya terkena pasir. Beno tersenyum getir. Cuma pasir yang dimilikinya untuk melawan makhluk itu. Ke mana Ilya saat dibutuhkan? (dst mengikuti pemikiran Beno)

(bab 2) Ini desa mati. Ilya bisa merasakannya di udara. Keheningan yang aneh. Terlalu hening. Angin tak berembus. Air di palungan tak beriak sedikitpun. Ada genta angin dari kulit kerang tergantung di atap pondok terdekat. Rasanya Ilya mau memberikan semua uang di kantongnya sekarang untuk melihat genta itu berayun dan berbunyi. Ilya mengembuskan napas yang tanpa sadar ia tahan. Satu-satunya bunyi kehidupan. Lalu ia melangkah. Pasir berkeresek di bawah sandalnya. Satu lagi bunyi yang membuat keheningan semakin terasa. Aaah, di mana Beno saat ia membutuhkan anak itu! (dst mengikuti pengalaman Ilya)

5. POV penulis segala tahu, playing God, omniscient. Penulis mengetahui semua kejadian, perasaan dan pemikiran semua tokoh, di semua tempat dan waktu. Sering dianggap paling mudah karena penulis jadi seperti dalang, hanya menceritakan kejadian di sana-sini. Padahal omniscient berarti juga mengetahui pemikiran dan perasaan semua tokoh. Artinya, penulis harus pandai bermanuver ketika menceritakan interaksi dua tokoh yang saling berkonflik. Bagaimana emosi dan pemikiran  dua tokoh ini ketika mereka berdialog, misalnya. Tanpa kepiawaian ini, karakterisasi tokoh-tokohnya kurang tergali, eksplorasi emosi tidak mendalam, dan akhirnya seperti menggunakan POV orang ketiga objektif.
Contoh:
Beno berlari mendaki bukit secepat mungkin. Ia harus meloloskan diri! Jantungnya berdegup  kencang dan otot-otot kakinya mengejang. Sampai di puncak bukit, ia menoleh. Oh, tidak! Monster itu masih mengikutinya. Tak mungkin ia bisa lepas dari makhluk itu, pikirnya.
Di belakang Beno, Gora menggerung keras. Langkahnya dipercepat. Sebentar lagi ia bisa menyusul anak itu. Keterlaluan sekali kalau makhluk sekecil itu bisa lolos darinya. Si Perkasa Gora dari  Lembah Hitam tak pernah gagal menangkap buruannya. Apalagi buruan yang telah mempermalukannya di depan sang Raja. Ketiga mata Gora masih terasa pedih akibat pasir yang dilemparkan anak itu.
Sementara itu, di jendela menara, Denisa menurunkan teropongnya. Ia tak sanggup menyaksikan. Beno mungkin pandai berdebat, tapi terbukti caranya tak berhasil. Denisa yang harus bertindak sekarang. Beno dan Ilya harus mengakui, dialah  yang benar.
Denisa berpaling kepada Raja Lembah Hitam. “Panggil Gora pulang. Lepaskan Beno,” bisiknya lemah. "Kami akan membantumu."
Mendengar itu, Sang Raja tergelak. Mata majemuknya seolah berteriak serempak, "Apa kataku!" Lalu ia menjentikkan jari. Isyarat yang akan didengar jelas oleh Gora.  (dst.)

6. POV orang ketiga objektif. Penulis hanya narator yang menceritakan peristiwa, tanpa menggambarkan perasaan atau pemikiran tokoh-tokohnya. Karakterisasi tidak dipentingkan. Tetapi ceritalah yang dibuat menarik sehingga pembaca ingat pada tokoh-tokohnya. Contohnya adalah dongeng-dongeng tradisional dengan tokoh hitam-putih. Sudah ditentukan oleh penulis dari awal, siapa yang baik siapa yang jahat melalui deskripsi singkat, bukan melalui perkembangan dramatis.

7. POV campuran. Lazimnya, novel menggunakan sudut pandang tunggal, orang kesatu atau ketiga. Tapi banyak penulis (terutama sastra), menggunakan campuran keduanya. Untuk satu tokoh, penulis konsisten menggunakan aku. Lalu untuk kejadian-kejadian yang si aku tidak hadir di sana, atau untuk memberikan sudut pandang berbeda, penulis menggunakan POV orang ketiga omniscient atau terbatas. James Patterson sering menggunakan POV campuran ini dalam novel-novelnya, antara lain serial Maximum Ride.

Semoga terasa bedanya ya. Silakan bereksperimen.
Seperti aku bereksperimen dengan contoh-contoh di atas, yang sebagian aku karang dadakan. Bukan diambil dari novelku yang sudah terbit.

Salam kreatif
Ary Nilandari