Rabu, Mei 29, 2019

Inilah Alasanku Mengikuti 12 Days Blog Challenge




Alhamdulillah, tantangan 12 hari ngeblog yang diadakan Indscript Writing Group hari ini tiba di penghujungnya. Senang banget rasanya, kali ini bisa menuntaskan tantangan tersebut. Selama ini, saya selalu gagal memaksa diri sendiri untuk ikut tantangan ngeblog hingga finish. Biasanya sih, saya hanya semangat di awal, tetapi di pertengahan tiba-tiba malasnya nongol dan membuatku tak lagi melanjutkan tantangan tersebut.

Nah, di episode terakhir ini, Indscript memberikan tema "Alasan Mengikuti 12 Days Blog Challenge". Jadi, sesuai tema tersebut, kali saya akan memaparkan 12 alasan mengapa ikut dan bertekad untuk menaklukkan tantangan ini. Lalu, mengapa saya memilih 12 alasan? Enggak apa-apa sih, cuma biar matching aja dengan tema terakhir ini.




Berikut 12 alasan mengapa saya mengikuti 12 Days Blog Challenge ini.

 1. Merasa Bagian dari Keluarga Besar Indscript

Saya mengenal Indscript pertama kali (kalau tidak salah ingat) di tahun 2012. Waktu itu, saya tergabung dalam komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dan setelah beberapa kali mengikuti tantangan yang diberikan Ibu Indari selaku Funder waktu itu, akhirnya saya diundang untuk bergabung ke group Indscript Copywriting (kalau gak salah, seperti itu namanya dulu).

Sejak bergabung di Indscript, yang kala itu bertindak sebagai agensi naskah,  saya beberapa kali ikut dalam seleksi penulis. Alhamdulillah, Indscript kemudian berhasil membidani lahirnya buku solo pertama dan keduaku, yakni Para Abdullah di Sekitar Rasulullah dan Tiket ke Surga, 1001 Amalan Ringan Berpahala Besar Untuk Perempuan. 




Tidak hanya itu, beberapa kali saya juga terlibat dalam pembuatan buku antologi, di antaranya serial Storycake of Life dengan tema  Mompreneur (Kisah-Kisah Seru dan Inspiratif tentang Kehebatan dan Keuletan Para Ibu yang Berbisnis) dan Catatan sang Pemenang (Kisah-Kisah Motivasi Menjadi Pemenang Kompetisi).




Kelahiran buku-bukuku lewat tangan dingin Indscript akhirnya membuyarkan stigma yang selama ini kupertahankan bahwa saya tak bisa menulis buku. Alhamdulillah, Indscript telah membantuku mewujudkan sesuatu yang tak pernah kuduga sekaligus membuatku menjadi salah seorang penulis buku.

Oleh karena itu, saya selalu ingin mengambil bagian dalam setiap program yang diadakan Indscript. Sedapat mungkin, saya ikut mengambil peran meski mungkin hanya sedikit. Namun, saya tak peduli karena bagiku, Indscript adalah pembuka gerbang bagi langkah-langkahku di dunia kepenulisan saat ini. Pokoknya, I love U, Indscript.

2. Sarana Meng-Update Blog

Dalam berbagai kesempatan, sering kali saya mengaku sebagai blogger. Meski demikian, ada beberapa masa yang membuatku malas untuk menjamah blog yang pertama kali kubuat di tahun 2012 ini. Tak heran, bila blogku sering berdebu dan berjamur akibat jarang di-update.

Nah, lewat tantangan 12 hari ngeblog ini, blogku akan terhindar dari debu-debu yang membuatnya tidak ter-update secara rutin. Blogku pun bisa terlihat senantiasa fresh karena rajin diisi. Ini tentu saja menjadi kabar baik bagi blogku karena akan disukai oleh Google.

3. Suka Tantangan
Apa yang terlintas dalam benak teman-teman ketika mendengar kata "Tantangan atau Challenge"? Kalau saya, seketika andrenalinku bergejolak. Saya tak suka ditantang karena pastinya akan saya jabani. Begitu juga ketika melihat fliyer Challenge ini. Siapa takut?

Sejak itu, saya sudah bertekad untuk menaklukkan tantangan ngeblog kali ini. Dan, Alhamdulillah, bisa sampai di garis finish juga akhirnya. Lega banget rasanya.

4. Suka Menulis

Saya suka menulis sejak kecil. Bak orang pacaran yang putus nyambung-putus nyambung, keterlibatanku di dunia tulis menulis juga mengalami pasang surut. Beberapa kali aktif, tetapi beberapa kali juga nonaktif.

Namun, sejak menjadi salah seorang pemenang undangan menulis yang diadakan di tahun 2011, sejak itu pula saya bertekad untuk maju terus dan tidak mundur lagi.

Salah satu cara saya untuk terus konsisten di dunia ini adalah dengan rajin mengikuti lomba-lomba menulis. Dan, karena pada dasarnya saya suka menulis, jadi urusan menang kalah bukanlah hal yang utama. Yang penting, saya bisa menulis. Itu saja.

5. Melatih Keterampilan Menulis dengan Berbagai Tema

Di 12 Days Challenge ini, para peserta diberikan tema yang berbeda setiap harinya. Cara pemberiannya pun unik. Jadi, setiap sore, para peserta akan diberikan satu tema yang harus ditulis dan hasilnya disetorkan keesokan harinya. Paling lambat pukul 21.00 WIB.

Nah, tema yang berbeda-beda ini membuat para peserta terlatih untuk bisa menulis dengan berbagai tema. Latihan ini juga sekaligus dapat membuat kita menjadi penulis yang tangguh dan serba bisa. Jadi, bukan hanya bisa menulis tema yang itu-itu saja.

6. Durasi Challenge yang  Tidak Terlalu Panjang


Salah satu faktor yang membuat saya sering gagal mencapai garis finish saat ikut lomba ngeblog adalah durasi waktu yang panjang/lama. Bukan apa-apa, sebagai seorang ibu dari 5 orang anak plus saat ini merangkap sebagai baby sitter, terkadang saya tidak bisa full menghabiskan waktu di depan laptop. Amanah dan urusan domestik harus lebih diutamakan karena itulah tugas utama saya sebagai seorang istri dan ibu.

Oleh karena itu, saya mantap mengikuti challenge ini karena  yakin bisa memenuhi durasi waktu selama 12 hari tersebut. Dan, Alhamdulillah, kita semua telah tiba di garis finish pada hari ini.

7. Memiliki Waktu Luang

Seperti saya telah sebutkan pada poin di atas, terkadang kesibukan membuatku tak bisa berleha-leha terlalu lama di depan laptop.  Namun, di kesempatan saat ini, waktu luangku cukup banyak. Salah satunya karena saat challenge ini diadakan bertepatan dengan waktu libur anak-anak, jadi bayi yang  dititipkan setiap hari padaku juga ikutan libur karena ibunya seorang guru. So, saya bisa bercengkarama lebih lama di depan laptop kesayanganku.

8.  Suka dengan Tema-temanya

Sama seperti challenge yang lain, 12 Day Blog Challenge juga mempunyai tema yang berbeda setiap harinya. Kebetulan, tema-tema yang diberikan semuanya kusukai dan selalu ada ide tulisan untuk itu. Jadi, tambah semangat deh mengikuti tantangan ngeblog ini. 

9. Bisa Mempromosikan Blog
Dengan rajin meng-update blog, saya punya bahan untuk mempromosikan blog-ku di media-media sosial yang kumiliki. Kebetulan, di beberapa group mensyaratkan untuk hanya men-share tulisan terbaru yang ada di blog. 

10. Berbagi Ilmu, Pengetahuan, dan Pengalaman

Menulis hakikatnya  adalah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki. Mungkin, apa yang ditulis terlihat sangat sederhana dan receh banget. Namun, boleh jadi apa yang kita anggap recehan tersebut justru sangat berguna bagi orang lain.

Oleh karena itu, tetaplah menulis. Tetaplah berbagi ilmu, pengetahuan, dan pengalaman lewat tulisan karena tulisan akan lebih abadi. Bahkan, dibanding umur kita sendiri.

11. Melatih Ketelitian dan Kesabaran

Mengikuti sebuah challenge, akan memaksa kita untuk menjadi lebih teliti dan sabar. Teliti dalam membaca dan menyimak apa-apa saja yang menjadi syarat dan ketentuan challenge tersebut. Tentu saja, kita tidak ingin ada satu pun syarat dan ketentuan yang terlewatkan. Risikonya, bisa-bisa kita kena diskualifikasi, deh. Rugi, kan?

Di sisi lain, kita juga “dipaksa” untuk sabar menjalani hari demi hari dan menuliskan tema demi tema yang diinginkan. Kalau tidak sabar, dijamin bakal menyerah di tengah jalan.

12. Ingin Menjadi Pemenang



Siapa sih yang tidak ingin memenangkan sebuah kompetisi? Menjadi seorang pemenang merupakan impian semua orang, termasuk juga saya tentunya. Bisa menaklukkan sebuah kompetisi dan  mengungguli para peserta yang lain akan menghadirkan rasa bangga dan bahagia. 

Keuntungan lainnya, memenangkan sebuah kompetisi juga dapat menjadi portofolio yang bisa mengangkat branding kita sebagai seorang blogger.

Nah, demikian 12 alasan mengapa saya mengikuti 12 Days Blog Challenge ini. Kalau teman-teman, apa sajakah alasannya mengikuti challenge ini? Yuk, berbagi cerita di sini.

Selasa, Mei 28, 2019

Inilah 7 Keutamaan Silaturahmi Yang Harus Kita Ketahui


Bulan Ramadan semakin mendekati penghujungnya. Setelah bulan mulia ini, kaum muslimin akan masuk pada bulan berikutnya, bulan Syawal. Di bulan inilah kaum muslimin akan merayakan hari raya Idulfitri. Bulan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ketaatan dengan mengerjakan puasa Ramadan sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya.

Senin, Mei 27, 2019

Menu Khas Makassar Favoritku Kala Berbuka Puasa


Makanan favorit saat berbuka puasa? Huah, buanyaklah. Gak perlu heran, diriku kan penggemar segala macam makanan. Apalagi kalau gratis, hehehe. *kalau ini,banyak yang doyan juga.

Kalau ngomongin makanan favorit, biasanya saya langsung teringat kampung halaman di Makassar. Di sana, tempat lahir beta. Huah, malah nyanyi. Maksudnya, di sana banyak kuliner lokal yang rasanya ngangenin para perantau macam saya.  Satu-satunya cara untuk mengobati rasa kangen itu adalah dengan membuat makanan kw ala-ala olahan tanganku sendiri.

Meski rasanya tidak sama persis (maklum, saya gak jago masak, hanya suka makan aja), setidaknya rasa yang ada plus penampakan yang mirip membuat rasa kangen ini sedikit terobati. Abis, mau beli, pastinya gak ada yang jual kuliner khas Makassar di Terengganu sini. Di sini mah yang ada bubur lambuk, popia, karipap, canai, es bandung, dan sebagainya. (Namun, saya yakin, satu saat nanti, jika jauh dari negeri ini saya pun akan merindukan kuliner khas negeri jiran ini.)

Sebenarnya, apa sih menu favorit ala Makassar yang sering kujadikan teman berbuka puasa? Sebenarnya banyak, tetapi rasanya cukuplah menuliskan 4 nama makanan saja, dua makanan dan dua minuman.  Enggak usah banyak-banyak. Khawatir nanti rasa kangennya semakin melambung. Susah akunya. Musim mudik kayak gini mah harga tiket udah melambung jauh, tak terjangkau dompet dan atm, hehehe.

Berikut 5 kuliner khas Makassar kesukaanku kala berbuka puasa

1. Jalangkote
Sumber gambar di sini

Tanya aja orang di Makassar, makanan apa yang paling dicari saat berbuka, pasti jawabnya JALANGKOTE. Yes, jalangkote merupakan kuliner peringkat atas yang merajai aneka kuliner di kota daeng.                                                      
Jalangkote merupakan menu khas Kota Daeng, Makassar. Sekilas, jalangkote mirip dengan pastel. Terbuat dari tepung terigu yang diadon bersama mentega/minyak kelapa dan diberi sedikit garam. Untuk isiannya, sangat bervariasi tergantung penjualnya. Sebagai penggungah selera, jalangkote dimakan bersama kuah sambal khas jalangkote. Kalau saya pribadi paling suka yang isinya mie plus potongan singkong. Namun, kata adikku, itu selera isian jalangkote yang paling kampungan. Hehehe.

Gak berkelas” katanya

Oalah, saya baru tahu kalau selera pun ada kelas-kelasnya.

Kata adikku, yang berkelas tuh jalangkote yang isiannya potongan kentang, wortel, bihun, plus telur. Atau ada juga yang agak berkelas, seperti yang sedang trend saat ini, isiannya daging ayam atau sapi. Belum lagi jalangkote yang warnanya hitam. Pokoknya macam-macam dah tampilan dan rasa jalangkote saat ini.

Apa pun itu, saya tetap lebih menyukai jalangkote “rasa kampungan”. Jalangkote yang dijajakan oleh anak-anak yang membawa keranjang plus botol lomboknya sambil berteriak, 

“Jalangggggggkoteeeee” dengan irama yang selalu sama.

2. Bikangdoang

Sumber Gambar di sini

Sejak kecil, saya suka sekali bikangdoang atau terkadang saya menyebutnya kandoang. Doang (udang) yang berada di tengah makanan sejenis bakwan ini menjadi daya tariknya. Harap maklum, waktu masih kecil, udah termasuk makanan mewah bagiku. Jadinya, beruntung banget bisa makan udang yang ada di bikandoang ini. Nah, saking mewahnya udang saat itu, terkadang, penjual menyiasati bikandoangnya dengan hanya meletakkan kepala udang saja, bukan udang utuh. Hikz.

Sama seperti bakwan, bikandoang juga terbuat dari adonan terigu, parutan wortel, tauge, dan daun bawang. Jangan lupa, selalu ada sambal (kami menyebutnya lombok) khas yang rasanya muantap tenan. Nyamanna, kata orang Makassar.

3. Es Pisang Ijo

Es pisang ijo tentu sudah terkenal seantero nusantara. Kuliner yang berbahan dasar pisang ini dibalut dengan kulit berwarna hijau. Kulit pisang ijo biasanya terbuat dari tepung beras atau tepung terigu. Dalam penyajiannya, kuliner ini dilengkapi dengan saus santan yang diberi tambahan sirup khas Makassar, sirup DHT plus susu dan es serut.

Saat ini, tampilan es pisang ijo juga semakin variatif. Berbagai tambahan diberikan, mulai dari sagu mutiara, parutan keju, nangka, dan sebagainya. Rasanya, jadi semakin mantap, deh.

4. Es Pallu Butung
Sumber gambar di sini
Secara umum, es pallu butung sama dengan es pisang ijo. Bedanya, es pallu butung tidak dibungkus kulit apa pun, jadi pisang rebus biasa aja. Perbedaan selanjutnya adalah pemilihan jenis pisang. Es pisang ijo biasanye menggunakan pisang raja, sementara es pallu butung menggunakan pisang kepok. Adapun saus, sirup, susu, dan es sama saja dengan es pisang ijo.

Wow, tahu tidak, saya nulis ini sambil menahan air liur dan menahan rasa rindu akan kampung halaman. Qadarallah, tahun ini kami tidak mudik dan akan merayakan hari raya Idulfitri di negeri orang kembali. 

Buat teman-teman yang mudik tahun ini. Hati-hati di jalan dan semoga selamat sampai tujuan dan jangan lupa titip salam buat keluarga di kampung halaman. 
*

Sabtu, Mei 25, 2019

10 HaI Ini Akan Dirindukan Kala Ramadhan Berlalu



Hari ini, Ramadan telah memasuki hari ke 20. Artinya, hari-hari di bulan Ramadan tersisa 10 hari lagi. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk memaksimalkan beribadah di penghujung bulan ini. Dan, semoga amalan ibadah yang kita lakukan di terima oleh-Nya. Aamiin.

Setiap kali Ramadan berlalu, tentu banyak hal yang akan kita rindukan. Meski, mungkin sebagian bisa dilakukan di hari-hari yang lain, tetapi suasana Ramadan merupakan satu hal yang tak bisa tergantikan. Beberapa hal di antaranya saya coba rangkumkan menjadi 10 HaI Ini Akan Dirindukan Kala Ramadhan Berlalu. Apa sajakah itu? Berikut ini ulasannya satu per satu.

1. Berpuasa

Meski berpuasa dilakukan bukan hanya di bulan Ramadan, tetapi gaung puasa Ramadan terasa lebih mengena karena dilakukan selama satu bulan penuh. Lamanya masa berpuasa ini membuat bulan Ramadan selalu dirindukan dan dinanti-nanti kaum muslimin sedunia.

Duh,mendadak ingat lagu Bimbo, “Setiap Habis Ramadan”. Yuk, nyanyi bareng.

Setiap habis Ramadan
Hamba rindu lagi Ramadan
Saat-saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis Ramadan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan

Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat sedunia
Seluruhnya kumpul, dipersatukan
Dalam memohon rida-Nya.

2. Azan Maghrib

Suara adzan Maghrib merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu di bulan Ramadan. Suara adzan Maghrib yang berkumandang tidak hanya petanda masuknya waktu salat Maghrib, tetapi juga tanda usainya puasa di hari itu. Setelah beberapa jam menahan lapar dan haus, kini tiba saatnya kaum muslimin menyantap hidangan pembuka puasa. Masya Allah, nikmatnya.

Di waktu ini juga, banyak yang memanfaatkannya untuk berbuka puasa bersama keluarga maupun kaum kerabat dan teman. Momen berkumpul ini bisa sekaligus dimanfaatkan untuk menyambung dan mempererat tali silaturahim, hubungan pertemanan dan kekerabatan, serta menjadi ajang saling nasihat menasihati.  

3. Berburu Takjil

Saat bulan Ramadan tiba, dengan mudah kaum muslimin akan menemukan banyaknya penjual takjil yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Bukan hanya penjualnya yang semakin banyak, takjil yang ditawarkan juga semakin beragam. Bahkan, aneka kudapan yang biasanya sulit ditemukan di hari-hari biasa, justru dengan mudah ditemukan di bulan ini.

Tak heran, bila banyak yang gagal diet di bulan ini karena godaan takjil yang sanggup memporak-porandakan program diet yang sudah diniatkan, bahkan mungkin sudah dijalankan. #eh, ini kayaknya saya banget, deh.

4. Makan Sahur



Menyiapkan menu makan sahur untuk keluarga merupakan tugas seorang istri dan ibu. Meski terkadang harus menyiapkan makanan dalam keadaan setengah mengantuk, tetapi seorang ibu akan tetap mengerjakan tugas ini dengan senang hati. *ups, ini mah setengah curhat, hehehe.

5. Rombongan "Orkes Keliling Dadakan"

Satu keseruan di bulan Ramadan adalah mendengarkan suara anak-anak yang berkeliling kampung untuk membangunkan warga sahur. "Rombongan orkes keliling dadakan" demikian saya menyebutnya. Meski kondisi ini tidak seramai dulu, tetapi di beberapa tempat masih ada yang tetap melaksanakan kegiatan ini.

Selain hanya terjadi di bulan Ramadan, sepertinya kebiasaan ini juga hanya terjadi di Indonesia. Karenanya, sejak menetap di negeri tetangga, satu hal ini yang juga saya rindukan. Rindu mendengar suara sumbang anak-anak yang berteriak sahur-sahur yang sesekali ditambahkan dengan lagu-lagu ciptaan mereka dengan diselingi alat musik ala kadarnya. Bising tetapi ngangenin.

6. Salat Tarawih

Salat Tarawih di masjid bersama keluarga dan para tetangga menjadi satu momen yang juga akan dirindukan kala Ramadan berlalu. Mengerjakan salat Tarawih dan Witir sekaligus mendengarkan ceramah agama merupakan sarana memperkuat ruhiyah dan memperdalam ilmu agama.


7. Tadarrusan


Bulan Ramadan adalah Syahrul Qur’an atau bulan turunnya Al Quran. Di bulan inilah, Al Quran diturunkan dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam yang sedang bertahannuts di Goa Hira.

Membaca Al Quran juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan dikerjakan di bulan ini. Para ulama telah memberikan teladan bagaimana kesungguhan mereka membaca dan meng-khatamkan Al Quran melebihi jumlah di hari-hari biasa.  

8. Membayar Zakat Fitrah

Dalam bulan Ramadan ada satu lagi perintah yang khusus dikerjakan di bulan ini, yakni membayar zakat fitrah. Pembayaran zakat fitrah ini hukumnya wajib dan dilakukan selambat-lambatnya sebelum shalat hari raya Idulfitri dikerjakan. So, jangan lupa dan jangan sampai terlambat membayar zakat fitrah, ya, teman-teman.

9. I’tikaf

I’tikaf adalah ibadah yang dilakukan di masjid. I’tikaf dilakukan di 10 hari terakhir dengan cara bermalam di masjid dan menyelesaikan i’tikafnya ketika Ramadan telah selesai, yaitu terbenamnya matahari di malam hari raya. 

Selama ‘itikaf, kaum muslimin dianjurkan untuk mengerjakan ibadah sebanyak mungkin, seperti mengerjakan salat, tadarrus, mengikuti taklim, berdzikir, berdoa, memohon ampunan, dan sebagainya.

10. Persiapan Menyambut Hari Raya

Usai mengerjakan puasa selama satu bulan penuh, kaum muslimin akan menyambut datangnya hari raya Idulfitri. Tentu saja, semua menyambutnya dengan suka gembira. Inilah hari kemenangan, inilah hari raya umat Islam sedunia.

Untuk menyambut hari raya ini, banyak di antara kaum muslimin yang memaknainya dengan memakai baju baru, menyiapkan makanan khas lebaran plus kue-kue lebaran, mendekor dan merenovasi rumah, dan sebagainya. Tentu saja, hal ini dibolehkan karena merupakan salah satu bentuk bergembira menyambut datangnya hari nan fitri.

Nah, inilah 10 hal yang dirindukan dari bulan Ramadan ala saya. Bagaimana dengan teman-teman? Samakah atau ada hal lainnya yang tidak tercantum di atas? Yuk, berbagi cerita.