Antara Makassar dan Terengganu, Ternyata Banyak Kesamaan dari Dua Negeri Tercinta Ini

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Rabu, Februari 06, 2019


Pertama kali mendengar nama Terengganu, ingatan saya langsung melayang kepada Tenggarong, Kamandanu, dan terenggiling. Bukan apa-apa, sih, hanya mirip aja namanya. Maklum. nama Terengganu masih asing di telingaku kala itu. 
Meski sebelumnya saya telah menetap selama tiga tahun di Malaysia, tetapi saya hanya berkutat di seputaran wilayah Negeri Selangor. Nama-nama bandar (kota) yang akrab di telingaku kala itu hanya Bandar Baru Bangi, Kajang, Kuala Lumpur, Putrajaya, Serdang, Subang, dan sebagainya. Adapun nama negeri (provinsi), saya lebih familiar dengan Melaka, Johor, dan Kelantan (yang terakhir karena kasus sang pangeran dan salah seorang artis kita)


Karenanya, ketika suami mengabarkan kalau ia diterima mengajar di salah satu universitas di Terengganu, barulah saya mulai mencari tahu apa dan bagaimana negeri tersebut. Dan, saya langsung jatuh cinta ketika diberitahu suami dan juga dari hasil intip-intip di Google kalau ternyata Terengganu merupakan negeri yang terletak di garis pantai Laut China Selatan. Wuih, klop banget denganku yang pecinta pantai......*mendadak pengen ngerap ala anak rasta no woman no cry.... huah lagu yang sebenarnya paling saya benci dan paling sering dinyanyikan oleh teman-teman kuliah cowok dulu untuk menggoda para mahasiswi.

"Tapi jauh dari ibu kota Kuala Lumpur. Sekitar 475 km sebelah timur." beritahu suamiku. Beliau ingin, saya berpikir berulang-ulang sebelum ia mengiyakan pekerjaan tersebut. 

Sebenarnya, sebelumnya suami telah diterima bekerja di salah satu kampus di Kuala Lumpur. Qadarallah, karena satu dan lain hal, beliau kemudian tidak jadi mengajar di kampus tersebut. Akhirnya, suami apply ke beberapa tempat dan mentok di Terengganu itu. 

"Tapi, susah lho kalau kita mau ke mana-mana. Mau pulang kampung juga sulit. Harus naik bus 8 jam. Iya sih, kalau naik pesawat cuma 55 menit tapi biasanya harganya juga lumayan. Apalagi, kalau satu keluarga."  suamiku kembali mencoba memengaruhiku agar memikirkan juga hal itu. Jangan langsung happy gara-gara dekat dengan pantai. (satu hal yang anak-anak juga protes kemudian karena mereka jadi lebih gelap sejak tinggal di sini, hehehe)

"Lha, kan kita gak tiap hari pulang kampung. Udah ambil aja kesempatan itu. Lagian, kalau gak betah, tinggal apply ke tempat lain. Beres." jawabku menyemangati suamiku.

Oalah, dikira apply kerja tuh sama dengan beli keropok lekor. Mudah dan renyah, hehehe.


Editor’s Picks

Dan.... di sinilah kita, keluarga kecil dengan 5 orang anak sejak tahun 2016.  Ternyata, Terengganu cukup menyenangkan. Negerinya lebih tenang, tidak seperti Selangor yang hiruk pikuk. Di sini juga saya jarang bertemu orang asing (maksudnya bertemu orang Arab atau bule. Pan, saya juga orang asing di sini, hehehe). Selain itu, ada beberapa keunikan Terengganu yang membuatnya berbeda dengan negeri lainnya di negara Jiran ini.

Bahasa Terengganu yang Unik


Dan, satu hal yang amat sangat mengejutkanku(meski sebelumnya juga sudah diberitahu suami), bahasanya bikin saya terbengong-bengong.
"Amboi... pelik sangat."

Supaya kalian percaya, nih saya kutipkan satu paragraf yang saya ambil dari sini


"Terengganu sendiri iyelah name negeri hok paling panjang depe di Malaysia... Muking sebak tu jugok orang sane susoh nok ucak Terengganu, jadinye disikak Ganu ata Tranung... Ibu negerinye, Kuala Terengganu, bese disebuk Kole Ganu. Sikak benor tule... Asa-usu cakak Tranung pong belong pasti, buleh jadi cakak ning adelah hasi kaweng capu cakak Kelatang dengang cakak Perok ata cakak Pahang..."

Terjemahan bebasnya kurang lebih begini: "Terengganu sendiri adalah nama negeri yang paling luas di Malaysia... Mungkin sebab itu juga orang sana susah mengucapkan Terengganu, jadinya disingkat Ganu atau Tranung... Ibu kotanya, Kuala Terengganu, biasa disebut Kole Ganu. Singkat benar kan... Asal-usul nama Tranung pun belum pasti, boleh jadi nama ini adalah hasil kawin campur bahasa Kelantan dengan bahasa Perak atau bahasa Pahang..."

Huft...ini juga saya bisa menerjemahkannya karena bahasa tulisan. Kalau bahasa lisan, saya langsung menyodorkan anakkku tuk jadi translator. Mereka lebih pandai cakap orang Ganu ketimbang emaknya. Maklum, mereka kan bergaul di sekolah dengan budak-budak Ganu. Lha, emaknya bergaul di dunia maya aja......

Memiliki Banyak Pulau


Salah satu chalet di Pulau Perhentian
Sebagaimana daerah pesisir lainnya, Negeri Terengganu juga memiliki banyak pulau yang indah dengan pemandangan laut dan bawah lautnya yang sangat memesona. 

Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Redang (merupakan pulau terbesar di Semenanjung Malaysia), Pulau Perhentian (terdiri dari dua yaitu Pulau Perhentian Besar dan Pulau Perhentian Kecil), Pulau Kapas, Pulau Lang Tengah, Pulau Gemia, Pulau Tenggol, dan Pulau Rhiu Perhentian.

Dari keseluruhan pulau tersebut, saya baru pergi ke dua pulau yaitu Pulau Perhentian dan Pulau Kapas. Bagaimana pulaunya? Biase je lah macam pulau lain di muka bumi ini, hehehe.

Landmark Negeri Terengganu


Masjid Kristal Terengganu
Sebagaimana wilayah lain, Terengganu juga memiliki landmark yang menjadi kebanggaan dan identitas negeri. Salah satu di antaranya adalah Masjid Kristal. Dinamakan masjid kristal karena terbuat dari kaca dan baja. Masjid ini berada dalam kawasan wisata Taman Tamadun Islam di Pulau Wan Man. Masjid yang dibuka untuk umum pada 8 Februari 2008 ini mampu menampung jamaah sebanyak 700 orang dan diresmikan langsung oleh Perdana Mentri waktu itu, Dato' Seri Abdullah Ahmad Badawi bersama dengan Yang Dipertuan Agong, Tuanku Mizan Zainal Abidin dan Permaisuri Agong, Tuanku Nur Zahirah.

Taman Tamadun Islam sendiri merupakan sebuah kawasan seluas 10 hektar dan di dalamnya terdapat 22 replika dari bangunan terkenal di dunia. Di antaranya ada Masjid Nabawi, Masjidil Haram, Tugu Kompleks Suleyman (Turki), Kubah As Sakhra (Palestina), Menara Kalyan (Uzbekistan), dan Taj Mahal (India).

Sayangnya, saya baru sekali ke tempat ini yakni saat pertama kali datang ke Terengganu. Mudah-mudahan bisa datang kembali dan bercerita lebih lengkap tentang masjid ini.

Selain Masjid Kristal, saat ini juga tengah dibangun sebuah ikon baru, yakni sebuah jembatan. Dengar-dengar sih, nantinya jembatan tersebut akan dibuat menyerupai  Golden Gate yang ada di San Fransisco, USA. Duh, jadi gak sabar melihat bentuknya kalau sudah selesai nanti. 

Jadi, sebenarnya antara kampung halamanku di Makassar dan dapurku di Terengganu ternyata banyak kesamaannya. 

1) Sama-sama berada di pesisir pantai

Kalau Makassar berada di pesisir Pantai Losari sementara Terengganu berada di pesisir Laut China Selatan. 

2) Sama-sama Berhawa Panas

Kedua wilayah ini berada di pesisir pantai sehingga cuacanya lebih panas dibanding tempat lain di Indonesia. So, jangan pernah membandingkan cuaca di Makassar dan Bogor, ya...

3) Sama-sama Memiliki Pulau-Pulau Indah

Sebagaimana Terengganu, Makassar juga memiliki pulau-pulau yang tak kalah indahnya. Sebut saja ada Pulau Samalona, Pulau Baranglompo, Pulau Barangcaddi, Pulau Kahyangan, Pulau Lae-Lae, dan masih ada beberapa pulau lainnya. 

4) Sama-sama Mengandalkan Kuliner Ikan


ikan celup tepung (ICT)

Udang dan Sotong Celup Tepung

Berada di dekat laut, membuat Makassar dan Terengganu menjadikan ikan sebagai salah satu kuliner andalan. Hanya bedanya, jika Makassar terkenal dengan ikan bakarnya, Terengganu terkenal dengan ikan celup tepungnya alias ICT.


5. Okkotsnya Sama

Bagi kami, orang Bugis Makassar, istilah okkots tentu sudah tidak asing lagi. Istilah ini diberikan pada orang yang ketika berbicara ada kata-kata yang lebih atau kurang huruf-huruf tertentu. Misalnya makan=makang, ikan=ikang, pulang=pulan, ombak=ombat, dan sebagainya.

Nah, ternyata di Terengganu juga terjadi hal ini. Saya kaget banget ketika bertemu seseorang dan diajak masuk ke dalang, disambut dengan welkang,  diajak jom makang, dan sebagainya.

Yess, Makassar dan Terengganu sama-sama okkots. Dan, beberapa kali saat pulang kampung, saya malah ikutan ngomong okkots. Ups.

Jadi, ternyata kampung dan tempatku kini menetap memang banyak kesamaannya. Ini kali, yang namanya jodoh.

  • Share:

You Might Also Like

59 Comments

  1. Ya ampun bahasanya mba, roaming aku kalo ke sana. Tapi tetap mau sih kalau ada yg ngajak mah... Hihiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun kalau orang Ganu asli yang ngomong, bakalan bengong. Roaming.

      Hapus
  2. Masjid kristalnya cantiiik. Megah pula. ditambah berada ditengah taman wisata Islami seperti itu. Ternyata beberapa budaya dan dialeknya mirip dengan Makasar ya. Semoga betah ya disana.. segera pinter bahasa Ganu hehe

    BalasHapus
  3. Aku enggak ngeh bahasanya itu..jauh banget ya sama artinya hahah. Kebayang aja bingung dah
    Iya ya berarti jodoh nih Mbak, punya banyak kesamaan dengan Makassar..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. padahal ini bahasa tulisan. lho. Gimana kalau lisan, wah..bakalan roaming,dah

      Hapus
  4. Tentu lebih banyak positifnya kalau sama seperti kampung halaman. Lebih mudah penyesuaian ya

    BalasHapus
  5. Mbak maaf loh pas aku baca tulisan trengganu itu aku ketawa-ketawa kek berasa orang jowo tapi ntahlah hehe. Btw iya dong mbak juga kan turis disana. Seru yah punya pengalaman tinggal diluar indonesia ya meskipun ditetangga. Sehat selalu untuk mba dan keluarga yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, terima kasih doanya, mba. Doa yang sama juga untuk mba Mega sekeluarga. Btw, masa sih mirip orang Jawa?

      Hapus
  6. Salut deh bunda, saya bis roaming klau tinggal di negeri asing begitu. Wkwkwk, mana anak-anak sudah berkomunikaso dg budak Ganu, kyaaaa... Saya malah bingung ntar kalau bicaranya gimana, hihihi... Tapi memang jodoh enggak kemana ya mbak, karena suka bisa sampai ke tempat yang kita inginkan��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Bahasanya beda dengan Bahasa Upin dan Ipin. Orang Malaysia sendiri, gak semua paham dengan cakap Ganu...

      Hapus
  7. Yuhuuu ... Bogor disebut-sebut, datang nih orangnya, Bun. Pantai itu memang asyik, tapi gunung lebih sejuk. Jadi aku memilih gunung dibandingkan pantai. Eh, nggak nanya, yak? Hahaha ...

    Bun, ICT itu apa, sih? Ikan goreng tepung gitukah, maksudnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyebut Bogor karena anakku kuliah di sana dan hawanya memang adem, beda dengan Makassar. Gunung juga asyik, dulu waktu kuliah pernah ikutan hiking. Oh ya, ICT singkatan dari Ikan Celup Tepung alias ikan goreng yang ditepungi jadi krispi dan renyah trus dimakan dengan saus (gak pakai nasi)

      Hapus
  8. Okkots, okkots deh ndak apa-apa yang penting tinggal di luar negri, keren tawwa.

    Weh ternyata Terengganu jauh sekali dari kota Malaysia di. 8 jam naik mobil huaaa kayak Makassar-Soroako bahkan lebih jauh kayaknya.

    Tulis lagi na...sukaka dengar cerita-cerita dari orang yang merantau, ka saya tak pernah merantau, hihihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Deh, malu-maluki biasa kalau okkots bela. Diketawaiki orang.
      Iye, Terengganu kayak Makassar-Sorowako. Saya juga dulu mengira tidak ke mana-mana mi tapi takdir berkata lain.

      Hapus
  9. Bahasa upin ipin ya, haha... Jadi ingat karakter kak Ros, tapi saya tidak terlalu asing dengan bahasanya, karena di medan bahasanya agak mirip dikit hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahasa Ganu beda dengan Bahasa Upin Ipin. Orang Kuala Lumpur sendiri, banyak yang bingung dengan bahasa ini.

      Hapus
  10. Wah utk paham bahasanya butuh pendengaran yang tajam luar biasa ya mbak,, hehehe... apalagi kalo bahasa lisan yang ngomongnya cepet banget, nyerah deh saya. Mending bahasa isyarat kali ya,, hwkwkwkwkk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahasa isyarat memang senjata pamungkas, mba. Hehehe

      Hapus
  11. Pernah liat indahnya pantai trengganu di youtube sambil menghayal kapan ya bisa kesana hehe, btw bahasanya unik ya mba ,seperti menggabungkan bermacam macam bahasa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yess, Terengganu memang terkenal dengan pulau dan pantainya yang indah. Iya, nih, bahasanya lumayan unik

      Hapus
  12. Enak ya mbak kalau suasana baru rasa suasana lama sehingga nggak perlu adaptasi terlalu banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, nemu yang mirip dengan kampung halaman.

      Hapus
  13. Wah, seru ... tinggal jauh dari rumah, malah seperti kembali ke rumah... Saya suka mengikuti gaya bicara lawan bicara saya, saya dulu suka ngobrol sama teman dari pontianak. Mirip2 bahasa melayu gitu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga suka ngikutin bahasa dan dialek lawan bicara. Kan masih di Malaysia, Mba. Jadinya melayu...

      Hapus
  14. jauh-jauh ke Negeri seberang, pulang-pulang okkots tongji juga dii Mak, hihhihih.
    Makassar dn Terengganu banyak samanya, berarti feels like home ji ki ini :)

    BalasHapus
  15. Tiap baca postingan Mbak Hae tentang Terengganu, jadi nambah ilmu plus ada geli2nya, hehe... Ternyata Bandar=Kota, negeri=provinsi

    Duh, bahasa Ganu emang lebih anu, hehe.. Unik, ya.
    Tapi akhirnya senang ya karena ada persamaan dengan tempat kelahiran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, rajin nulis tentang Terengganu, kali aja diangkat jadi duta pariwisatanya, hehehe...

      Hapus
  16. Hihi...lamanya mi tidak kudengar orang bilang okkots...hmmm bnyk ya kesamaan Trengganu dgn Mksar berrati kayak tinggal ji di kampung di'...nyaman mi...thx yaa buat artikelnya yg mngingatkanku saat tggal di Mksr...obst rindu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kangen Makassar juga, ya, Mba. Btw, dulu berapa lama tinggal di Kota Daeng?

      Hapus
  17. wah sudah lama juga sejak tahun 2016 ya mbak..tinggal jadi orang asing di satu tempat baru tapi bisa membuka pikiran baru dan pengalaman baru dan akhirnya bisa diceritakan deh di blog macam ini. Serrruuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, jadinya punya banyak bahan untuk diceritakan...

      Hapus
  18. Bahasanya unik banget ya Mbak, aku enggak ngerti sama sekali, roaming euy. Kayaknya lebih mudah memahami bahasa sunda ya, he

    BalasHapus
  19. Ternyata mbak Haeriah ini orang Makassar toh, sekampung dong kita hehe...

    Tapi sekarang menetap di Kampung orang toh, oh di LN malah. Asyik! Jadi makin banyak pengalaman ya dan sudah sedikit tahu bahasa sana😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik ada orang Makassar juga. Makassar di manaki?

      Hapus
  20. gak merasakan homesick donk mbak karena serasa di kampung halaman hehehe...aku langsung browsing loh mbak, dimanakah letak terengganu itu :)

    BalasHapus
  21. Bahasa Trengganu ternyata seperti itu ya mb..lucu2 gimana gitu. Bisa- bisa klau berkunjung kesana, tertawa sembunyi2 nih hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Samaan kita, Mba. Saya sering senyum-senyum sendiri kalau liat mereka ngomong.

      Hapus
  22. Wah, negeri yang keren Mbak. Semoga suatu saat ada kesempatan mengunjungi Trengganu. Amin.

    BalasHapus
  23. Jadi meskipun berada diLn berasa di kampung sendiri ya, Mbak

    BalasHapus
  24. Sama nih dengan yang lain, senyum-senyum baca kutipan bahasanya bun... Di mana pun selama bumi Alloh inshaalloh dibuat nyaman ya bun...

    BalasHapus
  25. Hebat anaknya Mbak. Bahasa serumit itu langsung dikuasai. Kalau Trengganu mirip Makassar, jadi terobati dong rindu Indonesia Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anak kan saban hari bergaul dengan temannya. Kalau emaknya mah di rumah aja...

      Hapus
  26. seru juga ya tinggal di Trengganu. banyak tantangannya. terutama bahasa nih. kalau saya jadi mbak pasti deg2an tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kalau udah roaming, buru-buru narik anak tuk jadi translator...

      Hapus
  27. Galfok dgn Arya Kamandanu di paragraf awal kwkwk..
    Daku bisa bentol dong ya kulitnya klo tinggal di sini karena sering makan ikan heuheuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayang, dirimu alergi seafood, padahal di sini andalannya seafood karena daerha pesisir.

      Hapus
  28. Asyik ya Mbak bisa menjelajah ke negeri tetangga. Kalau bahasnya mirip bahasa di kampung alhamdulillah lha ya gak perlu terlalu banyak beradaptasi hihihi

    BalasHapus
  29. Kebayang asyiknya Mbak Hae. Saya penyuka pantai, travelling ke pulau,senang makang ikang. Cucook dah🤗😍

    BalasHapus
  30. duh bikin mupeng lah tulisan ini bunhae, saya jadi pengen merasakan juga ke malaysia dan makasar wkwkwk. secara kedua tempat tersebut saya belum pernah menjelajahnya. dulu jaman saya demen traveling belum sempet ke makasar dan malaysia wkwkwk. semoga nanti ada kesempatan bisa kesana juga yes, yuhhuuu. aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yok, honeymoon ke mari. Dirimu kan suka pantai, bisa puas-puas berjemur....

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging