Wisata Alam Di Pulau Perhentian

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Kamis, Februari 01, 2018

Welcome To...

Beberapa waktu yang lalu, suami mendapatkan tawaran istimewa, menemani para mahasiswanya yang akan meneliti di sebuah pulau. Kebetulan negeri yang kami tempati memang terkenal dengan pulau-pulaunya yang indah. Dan, tawaran tersebut adalah mengunjungi Pulau Perhentian, salah satu pulau yang paling terkenal dengan keindahannya.


Tentu saja tawaran itu langsung saya sambut dengan antusias. Lho kok saya? Iya, soalnya dosen yang mengawas diperbolehkan membawa keluarga. Bukan hanya itu, biayanya juga terjangkau karena dapat potongan dari kampus. Asyik, kan. Bisa sambil menyelam minum air. Sambil suami menjalankan tugasnya, kami, istri dan anaknya bersenang-senang di pantai. Asyik, kan...Btw, saya gak mau menyelam sambil minum air, ah. Air lautnya pasti asin. Hihihi.

Singkat cerita, tibalah hari istimewa tersebut. Dengan diantar salah seorang supir kampus, kami bertujuh (saya, suami, 3 putriku dan 3 mahasiswa suami) pun berangkat menggunakan van mini milik kampus. 

Ternyata, jeti tempat untuk menyeberang ke Pulau Perhentian berada cukup jauh dari Kuala Nerus, tempat tinggal kami. Kurang lebih memakan waktu 1,5 jam dan masuk dalam wilayah Kuala Besut yang berada di ujung Negeri Terengganu dekat dari Negeri Kelantan. 

suasana di jeti

Setelah mengurus perizinan agar bisa menyeberang ke pulau, kami pun segera naik ke perahu bermesin yang akan membawa rombongan kami. Terhitung ada sekitar 12 orang (tidak terhitung awak perahu, maaf, gak ngerti istilahnya apa)

Meski sudah beberapa kali menyeberang pulau waktu masih kecil, namun pengalaman kali ini beda banget. Untuk sampai ke Pulau Perhentian, seluruh penumpang harus mengenakan life jacket, termasuk si kecil Hilyah. Pengalaman pertama menggunakan life jacket ini membuat kami tertawa-tawa, tak lupa Hilyah mengenakan kacamata lucunya. 

Jangan tebak yang mana saya, karena gak ada..

Masya Allah, ada masjid terapung


Rupanya, pulau yang akan kami tuju cukup jauh juga. Setelah memakan waktu hampir satu jam, kami pun tiba di tujuan. Alhamdulillah, kekhawatiranku kalau Hilyah akan mabuk laut atau masuk angin karena terpaan angin laut yang cukup kencang, tidak terbukti.Si kecil itu malah enjoy banget. Meski sempat agak takut-takut karena ini merupakan pengalaman pertamanya.

Sampai di tujuan, kami mendapat satu tempat yang sangat menyenangkan, satu kamar dengan tiga tempat tidur. Tanpa dikomando, anak-anak langsung melonjak senang. 

Setelah beristirahat sejenak, suami dan para mahasiswanya pun segera menjalankan tugasnya. Tentu saja, mereka harus memaksimalkan waktu karena keberadaan mereka di tempat ini dibatasi waktu. Mereka akan mengunjungi sebuah pulau kecil yang menjadi tujuan penelitian para mahasiswa tersebut. Dengan menggunakan perahu kecil berkapasitas 3 orang (termasuk pemilik perahu), mereka pun menuju pulau yang dimaksud sementara saya dan anak-anak menunggu di kamar.

Welcome To Flora Bay Challet


Bagian Resepsionis Challet


Tentu saja, kami tak berlama-lama di kamar. Usai sholat Ashar, saya mengajak anak-anak bermain di pantai. Wah, senangnya. 

Hamparan pasir putih




Voli pantai for kid (gak bisa bedakan main voli dengan main bola, hihihi) 


Menjelang Maghrib, suami baru pulang dari aktivitasnya. Dari sinilah kami tahu bahwa ternyata tempat yang kami datangi ini adalah sebuah resort yang tidak dihuni oleh penduduk. Yang ada di pulau ini hanya para pengunjung serta para petugas resort. Nah, pulau yang tadi didatangi suami adalah pulau yang berpenghuni. Layaknya, sebuah perkampungan, di sana cukup ramai lengkap dengan segala fasilitasnya. Dan yang paling penting, harga-harga kebutuhan termasuk makanan di sana lebih murah.

"Lalu mengapa memilih resort ini kalau di pulau lain lebih nyaman?" tanyaku heran

Rupanya, pulau-pulau di negeri semuanya full. Jika ingin memesan tempat, minimal enam bulan sebelumnya. Lah, kami memesan dua bulan sebelumnya. Patutlah tak dapat, hehehe. Ya udah, dinikmati aja yang ada. Aggaplah kita jadi horang kayah selama tiga hari dua malam ini. 

Esok paginya, usai mengantar rombongan peneliti kembali ke lokasi penelitiannya, kami pun kembali menikmati keindahan dan kesegaran pantai di pagi hari. Sesekali kami berjumpa dengan para bule yang menginap di challet lain. Suasana pulau yang tidak terlalu ramai, membuat kami serasa menjadi penguasa pantai. 









Tarif jika ingin menyeberang ke pulau lain

Senang sekali rasanya bisa menjadi penduduk pantai meski hanya dua hari. Anak-anak sampai berkomentar, pengen punya rumah dekat pantai biar bisa puas bermain air. Hahaha..

Yeah, berwisata di alam memang sangatlah menyenangkan. Anak-anak bebas berlari ke sana ke mari, bebas bermain pasir dan basah-basahan, bebas berteriak, dan banyak lagi yang bisa dilakukan. Tentu saja, semua itu akan menjadi luahan perasaan setelah menjalani rutinitas harian yang seabrek-abrek. 

Karenanya, saat harus kembali ke rumah, semua merasa berat meninggalkan challet yang udah serasa rumah sendiri (maunya, hehehe). Tapi namanya juga dunia, tak ada yang abadi (oalah, kok malah serius sih...)

Bye Bye


Oke deh, waktunya kembali ke aktivitas harian. Kembali menjalankan amanah-amanah pekerjaan. Insya Allah, kalau ada rezeki, kita bakal mengubek-ubek pulau-pulau lainnya di negeri ini. Aamiin.

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging