Minggu, Juni 30, 2013

DENGAN MIYAKO, PELANGGAN ICE BLENDED-KU SEMAKIN RAMAI

Setelah mempertimbangkan masak-masak, siang itu aku memutuskan untuk membeli sebuah blender. Semakin hari  permintaan “ice blended” dari para pelanggan cilik di toko mungilku yang berhadapan langsung dengan sebuah sekolah dasar bertambah. Aku harus mengakomodir permintaan tersebut.  Jika tidak, para pelanggan cilik itu bisa pindah berbelanja ke tempat lain.
Selama ini, aku memang tidak mempunyai blender. “Belum perlu” pikirku. Lagipula  blender dengan kualitas bagus harganya selangit. Banyak sih yang murah. Namun harga tersebut sebanding dengan kualitas produknya, abal-abal.
Singkat cerita, aku yang diantar suami telah berada di bagian elektronik toko perlengkapan rumah tangga terbesar dan paling terkenal di kotaku. Aku senang berbelanja di sini, selain barang-barangnya sangat lengkap harga yang diberikan juga cukup murah disbanding toko lainnya.
Kembali ke soal blender, maka mulailah aku memperhatikan satu demi satu merk dan model blender yang kini berjejer di hadapanku. Aku pun berusaha untuk tidak tergoda dengan model dan harga murah. Selama ini aku memegang prinsip dalam membeli barang elektronik, “belilah barang dengan merek terkenal karena merek tersebut merupakan jaminan atas kualitas barang”.
Aku pun memantapkan diri untuk membeli sebuah blender dengan bermerek P meski harganya di atas harga blender yang lain. Merek tersebut adalah merek yang selama ini dipakai ibu dan mertuaku. Istilahnya, kualitasnya sudah teruji di keluarga kami.
“Mba, mau coba blender Miyako? Bagus lho, kualitasnya terjamin dengan harga bersaing” seorang SPG entah darimana tiba-tiba menghampiriku.
Mulanya aku tidak ingin menghiraukan SPG tersebut. Namun sikapnya yang santun membuatku luluh juga. Aku pun beralih mengikuti langkahnya menuju counter produk Miyako.
http://miyako.co.id/product/BL-152-GF

“Aku beli ini!” putusku pada blender dengan tipe BL-152 GF. Arg, ternyata aku telah pindah ke lain hati. Begitu mudahkah? Sebenarnya aku tidak mudah untuk jatuh cinta. Namun SPG itu berhasil meyakinkanku bahwa produk yang kini mencuri hatiku bukanlah produk abal-abal. Garansi serta kemudahan mencari spare part-nya bila ada kerusakan membuatku terpikat. Apalagi tampilan warnanya yang elegan, hijau. Suka banget.
Alhamdulillah, aku tidak salah mengambil keputusanku. Dengan harga yang tidak terlalu mahal aku telah mendapatkan sebuah blender impianku. Ternyata pindah ke lain itu tidak salah. Apalagi pindah ke Miyako.
Dan yang paling penting, jualan “ice blended”ku menjadi semakin ramai. Pelangganku bertambah. Bukan hanya pelanggan cilik, murid sekolah dasar tersebut namun juga para orang tua mereka yang setiap hari datang mengantar jemput anak-anaknya. 
Sejak itu aku makin cinta dengan Miyako. Berikutnya aku pun melengkapi barang-barang keperluan rumah tanggaku dengan produk Miyako.
Terima kasih Miyako. I love you full.

Sabtu, Juni 15, 2013

Menyemai Cinta di Negeri Jiran

Sebut saja namanya Ayu. Aku mengenalnya 13 tahun yang lalu saat kami sekeluarga pindah di sebuah kota kecil tempat suami bertugas. Ayu sekeluarga adalah keluarga baru kami selama berada di kota tersebut selama 8 tahun.  Keluarga Ayu, semuanya akrab dengan kami (mereka 13 bersaudara). Dan, persahabatan kami tetap berlanjut meski kemudian kami tak lagi menetap di kota kecil tersebut.

Sebenarnya aku tidak terlalu akrab dengan Ayu. Maklum, aku hanya sebentar mengenalnya karena tak lama kemudian ia kembali merantau dan bekerja di negeri Jiran, Malaysia. Berikutnya aku mengenalnya lewat cerita para saudaranya yang telah akrab denganku.

Senin, Juni 10, 2013

Selamat Berkat Anak-Anak


Pagi itu aku dan suami sepakat untuk berangkat melihat pesantren yang sedianya akan ditempati oleh putra sulung kami. Dengan mengandalkan motor pinjaman, aku, suami beserta kedua putri kecil kami berangkat ke pesantren yang terletak sekitar 60 km dari kota Makassar. 

Minggu, Juni 02, 2013

Komunitas Bikin Cerdas

Paragraf pertama harus berisi tulisan sebagai berikut: Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedelapan.

Tak terasa, para peserta tantangan 8 Minggu Ngeblog sudah memasuki minggu terakhir, minggu kedelapan. Usai hajatan ini kita tinggal tunggu siapa yang memiliki point terbanyak dan berhak keluar sebagai pemenang. Meski sebenarnya seluruh peserta adalah pemenang. Terutama telah memenangkan pertarungan melawan diri sendiri agar aktif mengisi blog yang telah dibuatnya (hm, sebenarnya ini lebih ditujukan untuk diriku sendiri yang suka didera rasa malas.....)