SAYA NGE-BLOG, SAYA HEPI

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Minggu, November 20, 2016


"Kenalkan, saya ibu rumah tangga dengan 5 orang anak
What, 5 anak? Banyak amat….. Entah berapa kali saya mendengar dan melihat orang-orang yang baru kukenal menggeleng-gelengkan kepala  mendengar pengakuanku. Entah takjub, senang atau malah seram. Entahlah, hanya mereka yang bisa menafsirkannya. #eh

   
Bahkan pernah di satu kesempatan, seorang ibu sampai terlonjak dari tempat duduknya (gak sampai jatuh, sih..) saat tahu aku sedang hamil anak ke lima. Waktu itu aku sedang antri menunggu giliran di klinik bersalin. 
"Kecil macam ni dah lima anak?" serunya gara-gara melihatku imut dan unyu-unyu.  Yaelah, biasa aja keles, Makcik (waktu itu kejadiannya di Malaysia)

Kalau menurutku sih anakku gak banyak. Lha, Mamaku aja anaknya sembilan. Mertuaku anaknya tujuh. Bahkan salah seorang adikku, anaknya delapan. Nah, dibandingku denganku jadinya anakku lebih sedikit, iya kan?

Lantas apa hubungannya ngomongin anak dengan nge-blog. Ada hubungannya. Bukankah salah satu ciri blogger sukses adalah beternak banyak blog. Nah, saya pun beternak anak. Hihihi, maksa bangets.

Diambil dari Pixabay


Waras Dengan Menulis

Punya anak banyak pastinya tidak semudah yang terlihat dan dibayangkan. Kalau pas lima-limanya lagi akur sih, enak dilihatnya. Alhamdulillah, anak-anakku ganteng dan cantik (biasalah emak-emak muji anaknya sendiri). Apalagi kalau pas habis mandi, pastinya wangi dan semerbak. Udah gitu apa-apa disuruh menurut. Pokoknya anak shalih/shalihah bangets.

Ilustrasi 5 anak lagi anteng
(Pixabay)


Tapi……. jangan ditanya kalau  lagi perang saudara, lagi keras kepala, tidak mau diatur, mau menang sendiri pokoknya sotoy banget. Kalau sudah begitu, mau tidak mau ngaruh ke emaknya juga. Tiba-tiba   diri ini serasa berubah bertaring dan bertanduk. Mendadak gualak dan guarang. Ujung-ujungnya anak-anak nangis. Eh,  emaknya juga ikut nangis. Jadi deh, nangis berjamaah. Huuuaaahhhhhh.

ilustrasi 5 anak lagi rewel
(Pixabay)


Seperti yang saya katakan tadi, menjadi ibu lima anak bukanlah hal yang mudah. Apalagi tanpa ART alias Asistan Rumah Tangga alias pembantu. Apalagi (saat itu) harus LDR-an dengan suami, aku dan anak-anak di Makassar sementara beliau di Malaysia. Huah, rasanya komplit sudah. Apa-apa harus ditangani sendiri. Apa-apa harus ditanggulangi sendiri. Letih, nyesak, jangan ditanya deh. Rasanya? Hanya ibu LDR-an yang tahu rasanya.

Menara Kembar Petronas

“Kalau saya, stressma kapang, mana suami jauh…..” celoteh salah seorang sahabatku kala datang mengunjungiku. Dia yang katanya anaknya dua aja, lebih sering bertaring dan bertanduk gara-gara ulah anak-anaknya. 

“Alhamdulillah….aku masih waras sampai saat ini”  jawabku sambil merogoh balsem yang selalu setia menemaniku. 

“Kamu tuh ya…anak banyak, suami jauh tapi masih bisa menulis. Gila ya…..” omelnya lagi gak jelas. Untung saya sudah mempan dengar omelannya. Dulu aja waktu kami masih kuliah dia sudah jadi tukang ngomel, apalagi sekarang, sudah jadi emak-emak pasti sudah expert banget (ngomelnya). Hahaha….


Aku tersenyum. Ahai, dia belum tahu pentingnya menulis bagiku rupanya.

Jadi begini….

Menulis bukanlah beban bagiku (meski kadang kalau mendekati DL suka terbebani juga). Sama seperti orang lain yang menghilangkan kejenuhan dengan bermain game di komputer maka aku juga bermain kata-kata untuk tujuan yang sama.

Saya sudah suka menulis sejak kecil. Tepatnya kelas 5 SD. Jadi boleh dibilang menulis sudah mendarah daging. Jangan pernah menyuruhku berhenti menulis. Karena itu sama artinya dengan menyuruh separuh jiwaku pergi. #Mendadak Anang. 

Menulis bagiku  bukanlah pekerjaan (meski dengan menulis aku telah mendapatkan rupiah dan ringgit). Bagiku menulis adalah menyalurkan hobiku, (kebetulan) hobiku itu dibayar. Karenanya tidak salah kan kalau aku semakin suka dan suka menulis. Menulis bagiku adalah saatnya untuk bersenang-senang. Istilahnya Me Time, gitu.

Menulis juga merupakan  obat dari segala stress serta rasa lelah yang kurasakan. Menulis menjagaku agar  tetap berada dalam batas-batas kewarasan. Yah, menulis menjagaku agar bisa tetap WARAS. 

Baca kisahku juga Karena aku bukan supermom.

Aku ingin tetap waras. Karenanya aku harus tetap MENULIS. Aku harus mempunyai sesuatu yang bisa mengakomodasi marahku, lelahku, gundahku, sedihku termasuk bahagiaku. Dan itu adalah MENULIS.
 
Mama jangan stress, Nge-blog yuk....
(Pixabay)

Nge-Blog, Curhat  Kekinian

Dulu…..waktu zaman ABG, saya suka mencurahkan semua rasa dan pikiranku pada diary mungil yang selalu kusembunyikan dari siapa saja. Pada diary itu aku bebas bercerita dan menulis apa saja. Bebas menceritakan sahabatku yang menyebalkan, anak cowok kelas sebelah yang cute atau kekesalanku karena baru saja dimarahi Mama. Pokoknya apa saja aku tuliskan di sana.

Salah satu bentuk diary-ku tempo doeloe
(Sumber: Pixabay)


Kesukaanku menulis dan curhat-curhatan pada diary sampai kini tetap berlanjut. Tentu saja curhat-curhatannya yang kekinian juga dong….nulis di BLOG. Istilahnya Blogger (wuih, keren banget,  blogger gitu lho).

Menulis di blog mau tidak mau membuatku teringat pada masa-masa  ABG (jangan tanya itu kapan karena sekarang aku sudah masuk #usia cantik). Kalau dulu diary-ku penuh dengan kisah odo-odo kini hanya ada satu nama pria tampan di sana, Bayu. Huhuhu. Kalau dulu diary-ku penuh dengan kekesalanku pada sahabat atau adik-adikku kini blog-ku ramai bercerita tentang anak-anakku. Dan….jika dulu diary-ku penuh dengan impian dan harapan di masa depan kini blog-ku penuh dengan harapanku untuk meraih Jannah. Ya, aku ingin masuk  surga, teman.

Nge-Blog, Dakwah Bil Qalam

Alhamdulillah, hidayah Allah datang menyapaku beberapa tahun yang lalu. Hidayah itu mengubah bukan hanya penampilanku namun juga mindset-ku. Karenanya, aku pun tahu bahwa setiap kita, iya kita, aku dan kamu adalah DAI/YAH.

Karena sadar mau tidak mau, suka tidak suka aku adalah seorang daiyah (meski dengan  ilmu agama yang masih sangat pas-pasan). Bukankah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam telah bersabda "Sampaikanlah dariku walau satu ayat" (HR Bukhari). Ya kita berdakwah dengan apa yang kita tahu saja. Yang kita tidak tahu, kita serahkan pada ahlinya (ustadz atau ulama) 

Karenanya aku pun berusaha untuk berdakwah sebaik yang kubisa. Tentu saja aku tidak lantas membayangkan diriku bak Mamah Dedeh yang tegas dan meledak-ledak atau Ummi Irena Handono yang lembut. Saya mah lewat......

Sumber gambar di sini

Sadar saya hanya bisa menulis ya udah nulis aja. Dakwahnya dengan menulis aja. Dakwahnya dengan memanfaatkan kemampuan, kesempatan serta fasilitas yang ada. Salah satunya adalah BLOG. Iyah, blog dapat menjadi media dakwah. Dengan nge-blog, blogger dapat  menebarkan kebaikan. Dengan nge-blog, blogger dapat  membagikan ketenangan. Dengan nge-blog, blogger dapat  mendulang pahala. Seorang blogger dapat menjadikan blog-nya sebagai sarana untuk meraih Jannah. Aamiin.

Alhamdulillah, buku-buku yang kutulis tidak keluar dari jalur islam

Karenanya, aku senantiasa memegang prinsip untuk hanya menulis apa-apa yang bermanfaat. Aku sadar semua yang dilakukan di dunia ini, sekecil apapun, akan dihisab di yaumul hisab. Karenanya aku kemudian memilih kalimat
”Sesungguhnya setiap kata yang tertulis akan dimintai pertanggungjawabannya”  di bawah nama blog-ku. Kalimat itu sebagai pengingat diri agar selalu berada di jalan yang lurus. #Maafkan, bahasaku...

Bagaimanapun  nge-blog itu hanyalah salah satu cara untuk meraih kebahagiaan. Bahagia saat berhasil menyelesaikan sebuah tulisan, bahagia saat memposting, bahagia saat ada yang komen (apalagi kalau pakai muji-muji segala, saya suka saya suka), apalagi sampai viral pasti bahagianya dobel dan dobel (maklum belum pernah viral sih, jadinya norak).  

Karenanya saya suka nge-blog dan saya hepi karenanya. Kalau kamu, mengapa kamu nge-blog?

                                                                         Kuala Nerus, 20 November 2016

 “tulisan ini disertakan dalam lomba blog #10tahunAM”



  • Share:

You Might Also Like

10 Comments

  1. Samaaa.. Utk ngilangin stress mbak, dr kerjaan kantor yg ga abis2 :D. Trs jg krn aku suka kuliner dan traveling, tp kemampuan mengingat payah. Jadilah semua pengalaman jalan2 , staycation dan kulineran ku ,ditulis di blog ini supaya ttp inget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mba...saya juga susah mengingat, alhamdulillah suka menulis jadinya kenangan-kenangan itu dijadikan tulisan biar bisa abadi, cie...

      Hapus
  2. Inspiratif mbak sekaligus salut.... Anak banyak tapi produktif, ini yang patut dicontoh terutama semangatnya.... Semoga menang ya mbak

    BalasHapus
  3. Bener banget mbak. Ngeblog emang bukan beban tapi kadang jadi beban juga kalau lagi banyak deadline, wkwk. Tapi jadi semangat kalau udah ada email invoice sudah ditransfer, haha *mata duitan* *emang*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Email invoice memang bikin segala perjuangan terasa manis. Berdarah-darah akibat ngejar deadline berganti dengan gendutnya atm. Saya suka, saya suka.....

      Hapus
  4. Ngeblog memang asik banget, dan dengan internet kita bisa menjelajah dunia :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak sekali manfaat blog yang dapat dirasakan para blogger. Dan..internet bisa membuat kita tahu apa yang terjadi dibelahan dunia lain tanpa harus ke sana.

      Hapus
  5. Hehehe aras dengan menulis, emang ngeblog tu hiburan banget buat emak2 kyk kita ya mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, nge-blog bisa jadi tempat hiburan di tengah kepenatan dan kebetean mengerjakan rutinitas harian.

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging