KARENA AKU MENCINTAI KALIAN.....

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Jumat, Oktober 21, 2016


Entah sudah seberapa sering teman-teman di kampus mengajakku ikut pengkaderan keagamaan yang diadakan  di kampus. Semuanya kutolak baik yang mengajak secara baik-baik maupun  “kekerasan”. Bukan, bukan saya diajak duel maut. Hanya saja mereka membawa-bawa nama surga untuk “memaksaku” ikut. Tapi saya mah gitu orangnya…..semakin dikerasi semakin membebal. Semakin diancam eh malah balik nantang. 

Namun mungkin ini yang namanya hidayah belum datang. Padahal hampir semua teman seangkatanku telah ikut baik itu di P*** maupun **I (gak mau nyebut nama ah…). Termasuk para sahabatku. Makanya, mereka pun diminta untuk terus membujuk dan mengajakku.

“Ayolah Ria, buktikan dong kalau kamu cinta  agamamu…..” salah satu rayuan maut sahabatku.
“Lho, memangnya cara mencintai agama kita hanya dengan cara ikut acara kalian?” jawabku menantang
“Tidak juga sih, tapi …..”
“Nah tuh, kamu sendiri bilang tidak. Itu artinya ada cara lain mencintai islam. Saya pakai cara lain saja deh….”

Kalau sudah begini, para sahabatku pun mengangkat bendera putih. Menyerah. 



Tapi….. ketika saya memutuskan ikut acara yang diadakan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di kampus kami, mereka malah tercengang. Bukannya senang karena saya sudah mau mempelajari agama saya, saya malah ditakut-takutin.

“Kok ikut di sana sih. Di sana aliran keras, lho. Apa kamu kuat? Temannya temanku ada yang sampai gila gara-gara gak kuat. Udah, ikut yang biasa-biasa saja”
“Di sana suka mengharamkan sesuatu. Semua tidak boleh.”
“Di sana gak boleh pacaran. Kamu sendiri kan yang bilang, apa serunya hidup ini tanpa cowok. Nah lho, ntar kamu gak boleh kecengin cowok-cowok cakep lagi……”
“Udah deh, gak usah aneh-aneh. Ikut di kami aja, gak banyak aturannya…”

Tapi seperti yang saya katakan di atas, semakin ditentang saya akan semakin tertantang. Yang ada di kepala saya saat itu adalah…..oke, kalau yang akan saya ikuti sesat maka saya yang akan membongkar kesesatannya.  Songong banget ya....

Singkat cerita saya pun ikut pengkaderan LDK tersebut. Sejauh ini aman-aman saja. Iya sih, gak ada cowok cakepnya. Tapi karena saat itu tekad saya ingin mengkaji agama saya lebih dalam lagi sangatlah besar sehingga gak ada pikiran tuk memikirkan cowok. Saya malah gak sadar kalau acara yang diadakan selama beberapa hari ini semuanya diisi oleh cewek, para peserta maupun pematerinya. 

“Gimana di sana. Ustadz-nya cakep gak? Senior cowoknya keren, gak” para sahabatku mulai menginterview-ku setelah acara selesai dan saya kembali ngumpul-ngumpul bareng mereka.
“Gak ada ustadz, gak ada senior cowok….”
“Masa sih. Lha, kamu gak bisa cuci mata dong….”
“Hehehehe.....”
“Kok malah ketawa sih. Eh, hati-hati ya, temannya temanku ada yang sampai gila lho…..”
“Hehehehe…..”
"Huh, dasar....."

Alhamdulillah, setelah pengkaderan, kami kemudian dibagi menjadi beberapa group kecil. Group tersebut disebut liqo atau halaqah. Dalam satu group ada pembinanya masing-masing yang disebut murabbi untuk laki-laki dan murabbiyah untuk perempuan. 

Nah, murabbiyah inilah yang nantinya selain bertugas mengajarkan islam juga membina hubungan secara lebih personal dengan para mutarabbiyahnya, ya kami yang baru-baru ini. Artinya  hubungan kami nantinya bukanlah hanya sebatas hubungan antara  guru dengan murid namun lebih kepada hubungan kakak kepada adiknya. Murabbiyahku saat itu adalah Kak Fulanah, seorang mahasiswi fakultas ekonomi semester akhir.

Qadarallah, kebersamaan kami hanya terjalin selama beberapa kali pertemuan. Satu persatu teman liqo-ku berguguran hingga akhirnta tersisa 3 orang, saya, May dan April. Akhirnya  liqoku dilebur ke liqo lain dan murabbiyahku diganti dengan Kak Fadilah (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswi fakultas teknik. 

Setelah mempelajari islam secara intensif itulah, saya tersadar ternyata pengetahuan agama  saya betul-betul minim. Ya, meski saya memeluk islam sejak lahir namun nyatanya saya tidak tahu apa-apa tentang agama yang dibawa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam ini.

Bak musafir bertemu mata air jernih, saya pun menghabiskan hampir seluruh waktuku dengan thalibul ilmi, menuntut ilmu. Alhamdulillah, ternyata salah seorang tetanggaku  selama juga ikut kajian Islamiyah. Dari beliau lah saya juga banyak belajar. Beberapa kali saya diajak ikut daurah, kajian maupun tabligh akbar.

“Itu ustadznya yang tadi ceramah…” tunjuk Yu Uti, tetanggaku. Saat itu kami sedang menunggu angkot usai kajian dan di ujung jalan, agak jauh dari tempat kami seorang lelaki berjubah putih berjalan seorang diri.
“Ayo, kita samperin. Kan bisa sekalian tanya-tanya isi kajiannya tadi…”
Aku pun menarik Yu Uti.
“Hush, tidak boleh…..”  Yu Uti  malah menghentikan langkahku. Beliau kemudian menjelaskan konsep khalwat dan ikhtilat secara singkat. Saat itulah saya tiba-tiba teringat ucapan temanku…”Ikut di sana gak bisa kecengin cowok kece lho. Ikut di sana banyak aturannya lho…”

Apa setelah mengetahui hal itu saya mundur? Alhamdulillah tidak. Saya malah makin penasaran. Saya semakin giat dan terus bersemangat belajar dan belajar. Pokoknya dimana ada kajian…di situ ada saya.

Alhamdulillah semua sudah kulewatkan. Meski kejadian tersebut telah berlangsung beberapa tahun yang lalu tapi rasanya semuanya masih tetap segar dalam ingatan. Satu persatu wajah orang-orang yang ikut mengambil bagian dalam proses hijrahku tetap terpatri manis dalam  catatan kehidupanku meski kami telah terpisah bahkan banyak yang entah di mana kini.

Dari Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma berkata, “Siapa yang mencintai dan benci karena Allah, berteman dan memusuhi karena Allah, sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan demikian itu. Seorang hamba tidak akan dapat merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan puasa sampai dirinya berbuat demikian itu. Sungguh, kebanyakan persahabatan seseorang itu hanya dilandaskan karena kepentingan dunia. Persahabat seperti itu tidaklah bermanfaat bagi mereka.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir  dan termuat dalam Kitab Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab)

Ai Imam Al Hasan Al Bashri juga  berkata dalam Jaami'ul 'Ulum wal Hikam,  “Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.” 

Karenanya, jika rasa rindu pada mereka tiba-tiba datang menyeruak, saya hanya bisa mendoakan mereka dan berbisik……”Aku mencintai kalian karena Allah……”



       






  • Share:

You Might Also Like

26 Comments

  1. semoga istikomah dalam menggapai cinta-Nya ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih mba, langsung komen padahal baru aja publish. I love it....

      Hapus
  2. Intinya adalah ikutilah kata hatimu ya Mbak, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena kata hati tak pernah salah, kata orang sih.....

      Hapus
    2. Karena kata hati tak pernah salah, kata orang sih.....

      Hapus
  3. Apa sih? P***? PSSI? :). Mau nebak PKS kok bintangnya 4? Apa ya? Penasaran ihihi. :). Jadi Mbak sekarang ikut kajian apa? #komen gak nyambung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. lha saya kajian di PSSI? waduh, bakalan jadi Bambang Pamungkas, dong. Saya dulu di Wahdah Islamiyah, mba. Sekarang sudah lama tidak tarbiyah lagi....

      Hapus
  4. Permasalahan dalam berteman itu kalo nggak pinter-pinter seleksi teman, bisa-bisa kita terhasut dengan mereka yang mungkin ajakannya kurang baik ya mbak. Islam indah, dalam hal berteman pun juga sudah diterangkan dengan baik hadisnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ingat pergaulan dulu, saya bersyukur sekali masih dijaga Allah. Soalnya temanku dari yang super bandel sampai super alim. Alhamdulillah ala kulli hal

      Hapus
  5. semoga selalu istiqomah yaaa
    good luck juga untuk lombanya
    cakeeep tulisannya :))

    BalasHapus
  6. jadi ada yang tujuannya cuci mata ya pas LDK atau datang ke kajian? hihi.. Semangat Mba..semoga selalu istiqomah. :)

    BalasHapus
  7. alhamdulillah jadi punya kesempatan buat mengenal islam lebih banyak lagi yaaa mba :)) Semoga istiqomah dan jadi ilmu yg bermanfaat :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mba. Aamiin. Terima kasih ya mba...

      Hapus
    2. Alhamdulillah mba. Aamiin. Terima kasih ya mba...

      Hapus
  8. suka tulisannyaaa..., gutlak ya mba... :)

    BalasHapus
  9. Jaman kuliah aku ngga pernah ikutan yg seperti ini, padahal tertarik. Ikuti kata hati dan mengambil jalan sesuai tuntunan Allah emang selalu yg terbaik :) Good Luck!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah dikasi kesempatan mempelajari islam. Terima kasih mba

      Hapus
  10. semoga selalu istiqomah yah Mba Haeriah dan terimakasih sudah berpartisipasi di GA-ku :*

    BalasHapus
  11. Bertahum-tahun ada dalam bahtera dakwah itu indaaaaaaah... berteman dengan orang-orang yang pertanyaannya seputar : " sudah satu juz hari ini?", atau "bagaimana kabar imanmu? " ; mereka harta berhargaaaa banget.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging