LOST IN LEBUH RAYA

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Senin, April 08, 2013



wajah letih keempat anakku

Paling sukaaaaaaa dengan foto ini. Natural bangets (kata lain dari jelek, kali ya). Foto ini iseng aku ambil ketika mobil kami berhenti di pinggir jalan lebuh raya (jalan tol). Hups, bukannya aku gak tahu kalau di jalan tol gak boleh berhenti sembarangan. Cuma, saat itu mobil yang kami pakai harus berhenti setelah dari arah belakang keluar asap yang lumayan banyak.


Ceritanya, saat itu aku dan keempat anakku baru seminggu di negeri jiran yang indah ini. Makanya , tidak heran kalau bawaannya pengen jalan-jalan terus. So, pergilah kami ke Kuala Lumpur. Biasalah, pengen lihat Twin Tower yang terkenal dan menjadi ikon Malaysia.

Perjalanan dari rumah ke KL berjalan lancar meski masih nyasar-nyasar soalnya suami yang jadi driver baru sekali ke KL. Perjalanan yang normalnya cuma memakan waktu 30-45 menit itu pun menjadi 1,5 jam. Tapi gak pa-pa karena kami bisa sekalian cuci mata menikmati perjalanan.

Sesampainya di Twin Tower, kami pun mengambil gambar di mana-mana. Maklum, namanya juga baru sekali ini ke luar negeri jadi begitu melihat makhluk asing (maksudnya orang asing, bukan alien lho) aku dan akan-anak agak katro juga.

"Ummi, lihat tuh ada yang kayak Jarjit" seru anakku yang melihat seorang pemuda keturunan India dengan aksesoris rambutnya yang mirip Jarjit, temannya Upin Ipin.

"Ummi, ada orang arab. Aih, hidungnya panjang" seru yang lain. Ops, maksudnya bukan panjang seperti Pinokio lho tapi mancung.

"Abah, saya mau naik ke atas. Ayuk....." ajak yang lain kepengen naik ke Twin Tower. Sayangnya kami urung naik soalnya ngantrinya puanjang bangets.

"He-eh, ada bule juga....." cetus anakku yang satu lagi.

Pokoknya banyak deh celotehan orang-orang katro ini, hehehe. Akhirnya setelah kaki pegal-pegal karena gak kuat lagi jalan maka kami pun sepakat untuk pulang. Sebelum pulang, suami meminta kami berdo'a semoga perjalanan pulang bisa berjalan mulus gak pake acara nyasar.

Alhamdulillah, do'anya diijabah 6 jam kemudian. Kok bisa? Iyalah, karena selama hampir 6 jam kami ternyata hanya berputar dan berputar di lebuh raya. Memasuki satu demi satu gate lebuh raya (otomatis bayar tol dong), singgah di beberapa Pom Bensin (karena takut kehabisan bensin di jalan) hingga akhirnya harus berhenti di tengah jalan karena mobil berasap akibat terlalu lama menyusuri lebuh raya.

"Ummi, pipis" lapor duo jagoanku.

Setelah celinguk kanan kiri, aku pun menyuruh mereka mencari tempat yang agak tersembunyi dan pipis di sana. Darurat, bo....

"Mau pipis juga" kali ini pinta duo putriku.

Aku mendelik. He-eh. Gak boleh. kalau anak lelaki boleh aja karena mereka lebih praktis dari anak perempuan. Aapalagi aku tahu mereka sekadar ikut-ikutan kakaknya saja.

Setelah itu tak ada lagi keluhan. Malahan mereka menikmati bermain di pinggir lebuh raya. Kejar-kejaran, bercanda, main-main batu dan pasir. Duh, dasar anak-anak! 

Untungnya, di saat kritis itu. Di saat matahari pelan-pelan kembali ke peraduannya. Seorang bapak yang sangat baik hati mau menghentikan laju motornya dan menengok kami. Sebelumnya suami beberapa kali melambaikan tangan di jalan untuk meminta bantuan kepada para pengendara kendaraan yang lewat. But no one care.  Suami ingin meminta bantuan dipanggilkan mobil derek atau apalah soalnya saat itu kami baru menyadari kalau ternyata hpku dan hp suami tak berpulsa sehingga kami tak bisa menghubungi siapa-siapa. Serasa lost in lebuh raya.

Bapak itu kemudian menanyakan apa yang sedang terjadi. Meski ternyata ia juga tak tahu banyak soal mobil  tapi beliau mau membantu menelpon mobil derek sehingga mobil kami bisa di derek dan kami pulang naik taksi. Itupun nelponnya setelah tiba di rumah, soalnya hp bapak itu disimpan di rumah! Dan rumahnya berada di Puchong sekitar 15 menitan dari tempat kami sekarang.
Tapi setidaknya beliau mau memberitahukan kami jalan pulang. Ternyata kami sekarang berada di daerah Seremban yang sebenarnya tidak begitu jauh lagi dari tempat kami di Bangi/Kajang ( dengan syarat, tahu jalan tentunya)

"Daripada menunggu lebih baik kita jalan aja yuk. Kata Bapak tadi tak jauh dari sini ada pom bensin. Kita bisa istirahat di sana." ajak suamiku

"Ayo ayo" dengan riang dan ribut serta berebut anak-anakku langsung meloncat ke dalam mobil.

Mulanya aku enggan. Khawatir ada apa-apa dengan mobil jika dipaksa berjalan kembali. Tapi Alhamdulillah sesampainya di pom bensin dan beristirahat beberapa lama di sana kami pun kembali pulang. Tak ada lagi acara nyasar. Kami bisa kembali ke rumah dengan mulus tanpa nyasar lagi. Alhamdulillah



terima kasih









  • Share:

You Might Also Like

0 Comments

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging