Kembali Nyasar di Kuala Lumpur

By HAERIAH SYAMSUDDIN - Kamis, Desember 13, 2012

Jumpa Mail and Mei Mei di pintu masuk 
Pagi ini kami sepakat untuk mengunjungi Karnival Upin Ipin yang diadakan di Stadium Titiwangsa, Kuala Lumpur. Sebenarnya ada kekhawatiran tersendiri karena berdasarkan pengalaman yang lalu, kami selalu nyasar bila telah  berada di Kuala Lumpur. Padahal sudah berkali-kali ke sana.


Tapi pagi ini yang membuat kami lebih optimis bahwa kali ini kami takkan nyasar ialah kami berbekal GPS. Dengan fasilitas penunjuk arah itu, kami yakin dan berdo'a agar kali ini kami tak lagi nyasar. Menurut benda tersebut, jarak dari tempat tinggal ke tujuan berkisar sekitar 45 menit.

Perjalanan yang dimulai sekitar pukul 11.30 itu mulanya perjalanan berjalan lancar. Suami yang menjadi driver telah hafal jalan menuju KL karenanya GPS belum diaktifkan. Setelah tiba di depan gedung Tabung Haji, barulah suami mengaktifkan benda tersebut. Dalam layar berukuran tujuh inci itu kami ditunjukkan arah menuju Stadium yang akan kami tuju.
Qadarallah, tak lama kemudian si kecil, Khaulah, mengacaukan sistem GPS yang sedang berada ditanganku. Sementara aku yang gaptek hanya bisa bengong melihat jalur-jalur jalan yang ada ditanganku.

Akibatnya, aku tak tahu harus memilih jalan yang mana ketika suami bertemu dengan persimpangan di depan. Karena jalan di Kuala Lumpur tidak seperti di Indonesia yang bisa berhenti maupun berbelok seenaknya maka tak ada jalan lain selain suami terus memacu mobil sambil mencari tempat yang memungkinkan untuk menghentikan kendaraan sejenak.  

"Ya ampun kita sudah terlalu jauh....." cetus suami usai mengembalikan fungsi GPS seperti semula. Tak ada jalan lain, suami harus kembali memacu mobil sampai tikungan yang paling dekat kemudian berbalik arah.

Alhamdulillah, hampir jam 14 saat kami tiba di Taman Titiwangsa. Masya Allah, ternyata Taman Titiwangsa itu sebuah taman yang sangat luas yang di tengahnya terdapat sebuah danau. Kami pun langsung mencari stadium, tempat acara karnival itu berlangsung.



Akhirnya ketemu stadium yang dicari

Usai mengelilingi semua stand yang ada di stadium tersebut, tiba-tiba aku tertarik dengan lomba mewarnai untuk anak yang diadakan salah satu stand. Segera ku"sodorkan" Nunu dan Khaulah untuk ikut. Mereka tak menolak karena keduanya memang sangat suka menggambar dan mewarnai.


Khaulah Qani'ah in
Nusaibah Atsariyah looking inspiration


Jadilah, aku menunggui kedua anak tersebut. Usai mewarnai, kami pun bergegas mencari surau tuk menunaikan kewajiban. Ups,ternyata suraunya berada di lantai tiga. Ya, udah meski kaki udah pegal-pegal dipaksakan aja buat naik.


Sumber gambar di sini
Setelah puas mengelilingi aneka stand yang ada di dalam stadium, kami pun bergegas mencari tempat strategis untuk mengisi perut. Maklum jam makan siang udah lewat. Berbekal nasi yang kubawa dari rumah, aku pun mencari penjual lauk yang banyak membuka stand di depan stadium. Aku pun membeli otak-otak serta tahu sambal pedas. Pengennya sih beli ayam, tapi berhubung aku masih enek tiap kali melihat ayam jadinya batal deh.

Usai makan, anak2 bermain di pinggir tasik

Setelah kenyang, sebelum pulang, kami pun berencana berkeliling taman sembari menuju tempat parkiran kendaraan. Rupanya di taman itu tadinya ada jamuan pernikahan. Berhubung pelaminannya belum dibongkar, iseng-iseng anak-anak mengambil gambar di pelaminan tersebut. Sayangnya Khaulah menolak berfoto di sana. Malu.....Halah...........

Numpang gaya di pelaminan
Masya Allah, pemandangan di area Taman Titiwangsa benar-benar mengangumkan. Betah rasanya berlama-lama di sana.




keempat permata hatiku in action di pinggir tasik
Akhirnya langkah kaki kami tiba juga di area parkiran. Itu berarti kami akan segera meninggalkan taman yang sangat menyenangkan ini. Saat itu kembali kami diliputi was-was. Akankah kami tiba kembali ke flat nyaman kami di Kajang tanpa hambatan?

Ups....tepat seperti dugaanku, kami kembali nyasar. Sebelum menemukan jalan pulang kami nyasar masuk ke terowongan KLCC Park (tempat ini masih menyisakan trauma bagiku karena pernah nyasar juga di tempat ini). Rasanya seperti mengulang kesalahan yang sama, kami mutar-mutar di parkiran sebelum bisa keluar dari terowongan tersebut.

Alhamdulillah, begitu berhasil keluar kami langsung menemukan jalan pulang. Ujung terowongan ternyata langsung mengarah ke jalan Tun Abdur Razak, jalan yang cukup dikuasai suami. Setelah itu perjalanan pulang kami pun berjalan mulus. Alhamdulillah......



terima kasih atas kunjungannya






  • Share:

You Might Also Like

3 Comments

  1. hayyah, nyasar hehe
    disana gak bisa berhenti sembarangan ya? keren donk. berarti memang harus hati2 biar gak kebablasan jauh xixi
    tapi kan terobati dengan pemandangan disana ya :D
    ummu tinggal disana kah?

    lita alifah

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih dah berkunjung...

      iya mba, disini gak bisa berhenti dan belok sembarangan. makanya kalau lagi di jalan, saya suka stress gara2 takut nyasar. Kalau melihat fasilitas public seperti taman2 kota saya suka iri lho dengan Malaysia. Sering kepikiran kapan ya negeri kita memanjakan penduduknya seperti itu.
      Alhamdulillah, udah dua tahun lebih di Malaysia.

      Hapus
    2. wahhh jadi kepengen kesana nih umm, tapi ngapain ya disana. ada lowongan kerja gak disana xixi :D

      lita alifah

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak yang baik. Happy Blogging